Kabupaten Simalungun di hebohkan dengan berita seorang pemuda bunuh diri diakibatkan terlalu lama menganggur.
Diberitakan Simalungun, desernews.com
Ramona Lumban Tukkup (27) berteriak histeris saat menemukan Abangnya bernama Adi Susanto Lumban Tukkup tergantung di rumahnya di Desa Pematang Panei, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun, Minggu (21/8/2022)
Kapolres Simalungun AKBP Ronald FC Sipayung yang dikonfirmasi melalui Kapolsek Panei AKP Hilton Manurung mengatakan, dari pemeriksaan medis tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, sehingga diduga kuat korban tewas karena bunuh diri.
Hilton menambahkan dari keterangan sejumlah saksi korban selama ini diduga depresi karena belum mendapat pekerjaan
"Penyebab pasti korban bunuh diri belum diketahui namun dari keterangan sejumlah saksi diduga depresi karena korban belum mendapat pekerjaan,” pungkasnya.(sin/DN)
Fakta tersebut segelintir kasus depresi yang berakhir dengan bunuh diri. Tidak habis pikir dengan mental manusi zaman sekarang. Apapun masalahnya diselesaikan dengan bunuh diri.
Ada masalah yang cukup berat, bukannya mencari solusinya, malah berputus asa. Takut dengan cercaan orang terlalu lama menganggur dan tidak memiliki pekerjaan langsung berfikir untuk bunuh diri.
Selemah Itukah Kondisi Generasi Zaman Sekarang?
Generasi hari ini tidak paham bagaimana menyelesaikan masalah. Benar bahwa kondisi generasi muda saat ini sungguh lemah. Generasi muda sedang mengalami krisis jati diri, tidak paham akan jati diri generasi muda sejatinya sebagai hamba Allah SWT yang nantinya seluruh aktivitasnya dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT.
Mengakibatkan generasi saat ini menjalani hidup sesuai hawa nafsu keinginannya belaka. Wajar generasi yang tidak memiliki pemahaman tentang perbuatan yang halal maupun perbuatan yang haram dengan mudah mengalami depresi. Dalam menyelesaikan masalah condong dengan penyelesaian jalan pintas seperti bunuh diri.
Generasi dengan mental yang lemah tumbuh subur di sistem kapitalisme sekularisme. Dasar sekulerisme yaitu agama di pisahkan dalam ranah kehidupan. Urusan agama hanya mengenai hubungan manusia terhadap sang Khaliq tetapi dalam ranah kehidupan agama di kesampingkan dengan kehendak hawa nafsu manusia.
Akibatnya generasi yang terpapar paham sekuler ini mengambil keputusan dalam melakukan sesuatu tidak berdasarkan agama melainkan kehendak hatinya sesuai pertimbangan mereka sendiri, mereka menganggap dan merasa tidak membutuhkan agama sebagai sumber rujukan dalam menjalani kehidupan.
Generasi Islam juga telah terpapar paham sekulerisme kapitalisme dengan paham standar kehidupan itu dinilai dengan materi. Kebahagiaan dinilai dengan terpenuhi kebutuhan perut dan hawa nafsu saja. Kebahagiaan ala kapitalisme sekularisme dilihat dari memiliki harta, kedudukan, jabatan, pamor dan kekuasaan. Setiap orang dituntut serba cepat dan instan dalam mencapai sesuatu. Jika tidak tercapai standar kebahagiaan ala kapitalisme mereka dengan mudah depresi.
Kondisi tersebut di perparah dengan kondisi masyarakat kapitalisme yang terkesan individualisme yang sama sekali tidak peduli dengan mental generasi yang lemah ini. Tidak dapat memberikan solusi terkesan acuh dengan masalah ini.
Sama hal dengan penguasa disistem kapitalisme yang lepas tangan dalam mengurusi urusan umat.
Dalam aspek pendidikan tidak mendidik generasi memiliki kepribadian Islam melainkan mendidik generasi dengan ide sekuler dan bertujuan mencari pekerjaan dan materi setelah selesai dimasa pendidikan.
Dalam aspek ekonomi, yang terjangkiti perekonomian riba mempengaruhi kondisi yang kian hancur dalam ranah generasi. Perekonomian sulit, kebutuhan hidup meningkat dan lapangan pekerjaan kian sulit. Jika sulit untuk mencari pekerjaan, masyarakat di dorong untuk berwirausaha dengan keterbatasan modal.
Masalah terjadi di karena sumber daya alam disistem kapitalisme tidak di kelola oleh negara melainkan diberikan kepada pihak asing dan aseng.
Solusi Islam
Berbeda hal dalam sistem Islam, dalam fiqih Islam terdapat sistem pemerintahan Islam yang disebut Khilafah Islamiyyah. Dalam penerapan yang bersumber dari Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah Saw.
Negara menerapkan hukum Islam dan sebagai junnah dan periayaan masyarakat. Negara bertanggung jawab atas akidah umat yang benar berasal dari Islam. Akan tercipta ketaqwaan individu, kontrol masyarakat dan negara dalam pelaksanaan hukum syariat Islam.
Sedikit akan kita jumpai pemuda generasi Islam yang bermental lemah dengan solusi bunuh diri.
Negara akan mendorong umatnya berakidah yang benar. Dalam menghadapi masalah Umat disistem Islam akan mencari solusi sesuai hukum Allah. Terpahamkan jika di timpah ujian berpulang kepada Allah SWT yang sedang menguji hambaNya. Sesuai hadits Rasulullah Saw:
Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu'min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya,” (HR Muslim)
Post a Comment