Aktivis dakwah
Wikipedia, Gempa bumi berkekuatan 5,6 Mw yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Indonesia pada 21 November 2022 lalu (21 November 2022).
Gempa yang mengakibatkan ratusan nyawa melayang, belum lagi masih ada yang hilang, membuat luka baru untuk rakyat Indonesia. Bahkan belum hilang trauma masyarakat pasca pendemi yang mampu membuat perubahan drastis pada masyarakat. Masyarakat yang belum bangkit sepenuhnya dari bidang ekonomi, kini masyarakat Cianjur, Jawa Barat harus di uji kembali dengan bencana alam.
Cianjur, Kompas.com, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mencatat sebanyak 526 infastruktur rusak, yaitu 363 bangunan sekolah, 144 tempat ibadah, 16 gedung perkantoran, dan 3 fasilitas kesehatan. Sedangkan jumlah rumah warga yang rusak sebanyak 56.320 unit (26 November 2022).
Begitu banyak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa, hal ini menandakan bahwa butuh banyak biaya untuk membangun kembali Cianjur. Bukan hanya rumah yang hancur tapi juga fasilitas umum, yang tentunya fasilitas umum ini harus segera juga di bangun. Karena untuk kepentingan masyarakat.
Minimnya mitigasi bencana, membuat masyarakat kurang paham akan resiko bencana. Perencanaan dan penanggulangan bencana terkesan lambat, pada hal penanggulangan bencana harus segera dilakukan. Agar tidak menambah daftar panjang korban.
Jakarta, CNN Indonesia, Acara yang digelar relawan Jokowi yang mengusung silahturahmi nasional dengan tema "Nusantara Bersatu", menyisakan banyak sampah. Bahkan sekitar 31 ton sampah yang dihasilkan dari acara tersebut. Sekitar 500 personel petugas kebersihan yang harus dikerahkan untuk membersihkan sampah sisa acara tersebut ( 27 November 2022).
Seakan tidak peka dengan penderitaan masyarakat Cianjur, segelintir orang-orang yang memiliki kepentingan justru mengadakan acara tersebut. Acara yang merupakan rangkaian dari pilpres 2024 itu tentulah menghabiskan dana yang tidak sedikit. Hal itu dapat di lihat dari jumlah sampah yang di hasilkan. Tidak main-main sampah yang dihasilkan mencapai 31 ton, bisa dibayangkan berapa banyak dana yang digunakan. Padahal dana tersebut dapat digunakan untuk membantu korban gempa Cianjur.
Berbeda halnya dengan islam yang memandang masyarakat bagaikan satu tubuh, jika yang satu sakit maka yang lain juga merasakan sakit. Dalam hadist Rasullah saw bersabda _"Sebaik-baik orang ialah yang paling bermanfaat bagi orang lain"._ (HR. Ath-Thabarani, ad Daraquthni, dll. Hadist ini dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dana shahih al-jami, No. 3289.
Artinya jika kita dikatakan menjadi orang baik, kita harus bermanfaat bagi orang lain. Bukan mementingkan diri sendiri atau hanya segolongan orang saja.
Bahkan untuk menyaksikan acara tersebut ada saja cara yang dilakukan oleh panitia untuk menarik masyarakat seperti yang di kutip dari Tempo.com, Jakarta, Kekecewaan yang dirasakan oleh relawan Jokowi karena apa yang di sampaikan tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Acara yang berlangsung di GBK tersebut dikabarkan akan kedatangan Habib Luthfi bin Yahya. Dan juga akan dilakukan sholawat qubro, nyatanya hal itu tidak ada. Tentu membuat peserta kecewa karena kedatangan mereka ke sana untuk melakukan shalawat qubro dan melihat Habib Luthfi bin Yahya. Walaupun tidak sedikit yang senang dapat melihat Jokowi. Acara tersebut nyatanya merupakan bagian dari pemilu 2024 (26 November 2022).
Seolah-olah euphoria dibalik derita masyarakat Cianjur yang sedang dilanda bencana. Tentu ini tidak seperti Umar bin Khattab saat madinah dilanda paceklik. Para pemimpin harusnya meniru sikap Umar bin Khattab yang menggunakan dana Baitul Mal untuk membantu rakyatnya yang terkena musibah. Bahkan Umar mengurangi konsumsi kebutuhan hidupnya, serta lebih memilih gaji di serahkan kepada rakyat.
Wallahu'alam
Post a Comment