Badai PHK Perusahaan Strart Up, Masa Depan Makin Gelap


Oleh : Ari Nurainun, SE
(Pemerhati Kebijakan Politik dan Ekonomi) 

Masa depan sejumlah perusahaan rintisan teknologi atau start up di akhir tahun 2022 ini diramalkan akan semakin gelap. Pasalnya, di tengah peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,72 ℅ sejumlah perusahaan startup di tanah air melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Gelombang PHK ini tidak hanya menerpa startup kecil, tapi juga terjadi pada startup unicorn seperti Shopee dan GoTo.

Berikut beberapa startup yang melakukan  PHK massal atau bangkrut sejak awal 2022:

1. Fabelio
Dikutip dari laman SIPP PN Jakpus, Fabelio telah resmi menyandang status pailit sejak putusan yang diketuk pada 5 Oktober 2022.

2. Shopee Indonesia

PT Shopee Indonesia melakukan PHK sejak pertengahan bulan September. Menurut Penjelasan Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira,  kondisi 2023 yang penuh ketidakpastian membuat pihaknya harus melakukan efisiensi.

3. LinkAja
PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja dikabarkan melakukan PHK terhadap sekitar 200 karyawannya. Menurut mereka, pihaknya sedang melakukan reorganisasi SDM perusahaan. Namun mereka membantah bahwa jumlah karyawan yang di-PHK sebanyak yang dirumorkan.

4. Zenius
Startup edukasi (education technology/edutech) Zenius melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 200 karyawan. Dalam keterangan resminya 
Zenius menyebut, langkah PHK ratusan karyawan ditempuh karena perusahaan terdampak kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir. 

5. TaniHub
TaniHub Group, perusahaan agriculture technology baru-baru ini memutuskan untuk menutup dua warehouse atau gudang mereka. Hal ini dilakukan perusahaan bersamaan dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. 

6.Tokocrypto
Perusahaan penjual aset digital Tokocrypto memberhentikan 45 karyawannya atau sekitar 20 persen dari 227 orang jumlah pekerja. Menurut VP Corporate Communications Tokocrypto, Rieka Handayani beralasan pemberhentian puluhan karyawan ini karena perusahaan sedang melakukan perubahan strategi bisnis sejalan dengan pasar kripto dan ekonomi di dunia.

7. JD.ID
Layanan belanja daring atau e-commerce JD.ID menganggap PHK sebagai salah satu bentuk improvisasi perusahaan. Langkah jnj diambil sebagai upaya adaptasi dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.

8. Pahamify
Pahamify, salah satu startup edutech Indonesia, melalui akun media sosialnya mengumumkan 'pamit 2022' . Kabar kepergian tersebut diungkap setelah mereka PHK massal karyawan pada awal Juni 2022.

Badai PHK perusahaan start up tak hanya terjadi di Indonesia. Bahkan juga menimpa perusahaan 5  Start up kelas dunia yang sering disebut FAMGA. Yaitu Facebook (Meta), Apple, Microsoft, Google (Alphabet) dan Amazone 

Di masa pandemi lalu, perusahaan rintisan teknologi ini mendapatkan untung besar. Bahkan banyak pengamat dan pejabat memproyeksikan start up menjadi bisnis yang menjanjikan di masa depan. Namun, belum lima tahun, masa depan start up sudah suram. Apa sebenarnya yang terjadi? 

Ilusi Pertumbuhan Ekonomi Ala bisnis start up 

Dalam sistem ekonomi kapitalis, yang condong kepada sektor non ril, ekonomi tumbuh serupa balon udara. Besar dan terlihat megah di luar, namun kosong di dalam. Hal ini juga yang menjadi penyebab datangnya badai PHK. Saat ini perusahaan startup-startup tersebut tengah menghadapi fenomena yang dikenal sebagai bubble burst. Fenomena ini disebabkan perusahaan kesulitan memperoleh pendanaan baru, sementara skema bisnis lama dinilai tidak lagi menjanjikan. 

Ada dua hal yang menjadi kesalahan fundamental bisnis start up. 

Pertama, skema pertumbuhan yang digunakan oleh start up adalah strategi bakar uang. Strategi ini dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menghilangkan pesaing. 

Kedua, Sumber pendanaan mereka bergantung pada investor asing dan peningkatan nilai jual saham. Pertumbuhan pengguna aplikasi menjadikan harga saham mereka melonjak di pasar. Ini artinya pendanaan start up tak hanya berasal dari asing tapi juga dari saham atau sektor non ril. 

Waktu membuktikan, perusahaan start up yang digadang-gadang mempu menjadi penyelamat ekonomi ternyata tak mampu bertahan lama. Strategi bisnis yang dijalankan berakibat fatal. 

Strategi bakar uang untuk mencapai pertumbuhan pengguna memang mampu membuat start up memonopoli pasar. Harga murah, diskon ongkos kirim dan berbagai promosi lainnya sangat sesuai dengan kondisi pandemi yang membatasi interaksi sosial masyarakat. Namun, ketika pandemi teratasi, masyarakat cenderung kembali ke pola lama. Kenaikan harga bahan bakar juga menyebabkan start up harus menanggung biaya besar ketika memberikan promo gratis ongkos kirim. 

Akhirnya start up kehabisan modal dan butuh suntikan dana yang sangat besar. Namun, ketidakpastian ekonomi akibat perang Ukraina dan Rusia, membuat pihak investor asing menjadi lebih selektif dan spekulatif dalam menggelontorkan dana. Pada akhirnya mereka lebih memilih untuk menyimpan uangnya. 

Situasi ekonomi global akibat ini juga menjadi salah satu faktor penyebab resesi dunia. Minimnya pasokan sejumlah komoditas pangan menjadikan harga pangan melonjak. Sehingga uang yang beredar di pasar meningkat dan terjadi inflasi. 

Untuk menekan inflasi, pemerintah melalui kebijakan moneter akan memerintahkan Bank Central untuk meningkatkan suku bunga. Peningkatan suku bunga ini dipastikan akan mendorong para investor berbondong-bondong menarik uangnya dari pasar dan lebih memilih menyimpan dananya di bank. 

Inilah mata rantai ekonomi kapitalis yang selalu mengakibatkan krisis berulang. 

Apapun Bisnisnya, Islam Solusinya 

Sistem ekonomi Islam melarang pengembangan harta yang berasal dari aktifitas yang diharamkan. Dalam hal ini, start up telah melakukan aktifitas yang diharamkan oleh syariat. Setidaknya ada tiga keharaman yang dijalankan oleh start up

Pertama, skema bakar uang. Dalam Buku Sistem Ekonomi Islam karangan Taqiyuddin An-nabhani, dijelaskan tentang keharaman aktifitas Al-ghabn al-fahisy. Al-ghabn al-fahisy diartikan sebagai menjual atau membeli sesuatu dengan harga yang lebih tinggi atau lebih rendah dari harga rata-rata. Ini adalah trik yang keji. 

Kedua, riba. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, salah satu sumber pendanaan bisnis start up adalah investasi yang berasal dari ventura capital. Bentuk kerjasama dalam sistem kapitalis pasti berbasis ribawi. Maka, modal yang didapat hampir dapat dipastikan adalah utang berbunga, dan aktifitas ini sangat jelas keharamannya.

Ketiga, judi. Puncak pendanaan start up adalah melalui Initial Public Offering (IPO) yaitu penjualan saham di lantai bursa. Semakin tinggi pertumbuhan start up, makin tinggi nilai sahamnya. Aktifitas bermain saham serupa judi. Penuh dengan spekulasi. Islam tegas melarang perjudian. 

Islam memberikan rambu yang jelas dan tegas dalam aktifitas mengembangkan harta. Islam melarang pengembangan harta dengan cara judi, riba, penipuan, penimbunan, trik keji dan pematokan harga. Islam membolehkan aktifitas perdagangan baik langsung ( offline) maupun tidak langsung (online) dengan syarat-syarat tertentu. 

Jika pelaku bisnis adalah seorang muslim, maka dia akan mendapatkan pahala dan keberkahan. Namun, jika pelaku bisnis bukan seorang muslim, maka dia akan merasakan manfaat dari pelaksanaan syariat. Karena Islam adalah rahmat bagi seluruh alam

Wallahu'alam bi ahowab

Post a Comment

Previous Post Next Post