UNTUK SIAPA G20?


By : Zahrul  Hayati

"Menyoal berbagai kekhawatiran puncak acara KTT G20 tidak mencapai komunike dari para kepala negara, Luhut tak ambil pusing. Menurut dia, mencapai komunike atau tidak yang jelas G20 dibawa kepemimpinan Indonesia sudah menghasilkan banyak kesepakatan di berbagai bidang. Juga memberikan dampak ekonomi yang sangat besar bagi RI." Kalau pada akhirnya tidak mencapai leaders comunique, ya sudah nggak apa-apa. Banyak hal yang sudah kami hasilkan, berbagai macam,  dan bahkan kalau dihitung dari sisi ekonomi sudah mencapai miliaran dolar AS." Jelas Ketua Bidang Dukungan Penyelenggaraan Acara G20. Persoalan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah tingginya kemiskinan, kerawanan / konflik sosial dll. Keberadaan Indonesia sebagai Presidensi G20 nyaris seperti EO yang melayani kepentingan negara besar. Kalaulah diklaim mendapatkan keuntungan ekonomi, apakah benar keuntungan itu dirasakan rakyat secara luas, dan bukan hanya sesaat saja? Karena faktanya Indonesia hanyalah menjadi pasar bagi negara-negara  
maju.

Presiden Jokowi membeberkan hasil konkrit KTT G20 dan keuntungan-keuntungannya bagi Indonesia. Pertama, Presidensi G20 Indonesia menghasilkan pengumpulan dana cadangan pandemi atau pandemi fund. Terbentuk pandemi fund US $ 1,5 miliar," ujar Jokowi BNDCC, Bali (Rabu,16/11/2022) dan seterusnya.

Pemimpin G20 akhirnya menyepakati isi deklarasi. Jokowi menyatakan kesepakatan ini merupakan yang pertama sejak Februari 2022. Dokumen deklarasi terdiri atas 52 poin sebanyak 14 halaman (Tempo [dot]co).


PRESIDENSI G20, 
UNTUK RAKYAT APA PENCITRAAN?.

Sejak awal berkuasa Presiden Jokowi sudah melakukan banyak terobosan. Itu karena ia telah mengikuti master plan dan peta jalan bagi kepentingan oligarki dan kapitalis besar dunia maupun negara-negara besar lainnya.

Tentu kita bisa memahami bahwa  investasi pembangunan berbagai macam infrastruktur dan proyek-proyek Jokowi rata-rata berasal dari negara-negara Kapitalis besar dan lembaga keuangan yang memiliki afiliasi ke negara tersebut ataupun dari para oligarki.

Walhasil pada akhir masa pemerintahannya,  Jokowi akan meninggalkan utang kurang lebih Rp 10.000 triliun. Ini sebagai ambisinya yang menginginkan Indonesia menjadi negara lima besar dunia dari sisi PDB sehingga yang dikejar hanyalah pencapaian ekonomi Indonesia.

Apabila ditanyakan ada kaitannya hal itu dengan G20?
Kemudian apakah efek atau dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat?  Menteri Investasi dan Maritim Luhut Binsar Panjaitan, pernah menyatakan sudah banyak berbagai kesepakatan yang dicapai. Bahkan setelah Indonesia menjadi Ketua Presidensi G20, setidaknya akan ada potensi dana investasi yang masuk sekitar Rp 7.5 triliun yang tentu akan berpengaruh kepada PDB Indonesia.

Selama masa pertemuan G20 banyak negara yang memuji kepemimpinan Indonesia dan pencapaian berbagai pembangunan yang ada. Ini tentu ada latar belakang dengan alasannya, yakni karena selama ini Indonesia berhasil mengumpulkan banyak investasi atau utang dari negara-negara besar untuk pembangunan Indonesia.

Namun kalau ditanyakan lebih lanjut, apakah investasi dan utang ribuan triliun itu akan memberikan dampak kesejahteraan atau menjadi problem kemiskinan dan problem sosial lainnya.

Lihatlah secara riil, kondisi masyarakat selama pandemi maupun pasca pandemi yang realitas ekonomi dan sosial masih sangat rawan. Hal ini bisa tampak dari tingginya angka pengangguran, PHK dimana- mana, jumlah lapangan kerja yang tidak memadai, kualitas kesehatan yang minim dan lain sebagainya.

Justru dikhawatirkan bahwa posisi Indonesia sebagai Ketua Presidensi G20 yang memang dianggap Spektakuler atau mampu mengangkat pencitraan dari rezim yang akan menutupi kebobrokan kondisi dalam negeri yang carut marut. Kondisi ekonomi, neraca perdagangan, neraca keuangan, utang, maupun pertumbuhan ekonomi kita memang masih memperhatinkan.

Ditambah lagi kondisi riil masyarakat yang masih harus terus berjuang mempertahankan hidupnya di tengah ketidakpastian ekonomi yang nyungsep collaps dan ancaman resesi. Pemerintah hanya mengejar ambisi iming-iming menjadi lima negara besar ekonomi dunia, tetapi kondisi secara riil warga  masyarakat masih memperhatinkan.

Adanya warisan  utang yang cukup besar bisa menyebabkan Indonesia masuk ke dalam jebakan utang. Indonesia akan dibuat tidak mampu membayar utang sehingga dieksploitasi berbagai sumber daya alam,  dengan terus membebek dengan proyek-proyek Kapitalis yang lebih memihak kepada mereka ketimbang kesejahteraan masyarakat banyak.
-
Khatimah
-
Wahai generasi muda! bangkitlah,  sadarlah,  berjuanglah bersama umat, berteriaklah, berlarilah, songsonglah Khilafah, Aliwah Aroyah ada di tanganmu bukan Khamar, bukan Narkoba!
Ingatlah, potensi emas generasi muda sekarang ini sedang dibajak oleh Kapitalis Sekuler, kalian hanya dijadikannya robot. Musuh-musuh Islam tidak senang dengan kebangkitan Islam, mereka tidak tidur siang dan malam memikirkan dengan berbagai cara, Moderasi agama pun digaungkan, untuk  menghadang akan kebangkitan Syari'at Islam Kaffah. Kenapa kita diam kenapa  kita masih santai dengan terlena oleh pinjaman-pinjaman asing dan aseng, ataupun bantuan-bantuan lunak yang menggiurkan  menjerat negara ini, mengusai sumber daya alam kita yang melimpah.

Campakkan Kapitalisme Demokrasi.

 Demokrasi biang masalah negeri ini. Sistem Demokrasi cacat dari lahirnya rusak dan merusak, melahirkan kerusakan-kerusakan dan menyengsarakan rakyat yang berkepanjangan.

Islamlah Solusi Kehidupan, Bukan Yang Lain.

Islam adalah agama sekaligus pandangan hidup (ideologi) yang berasal dari Sang Pencipta.  Allah SWT Maha mengetahui segala permasalahan manusia dan apa saja yang dibutuhkan manusia untuk menyelesaikan problem kehidupannya.
Beralihlah kita ke sistem yang Sahih Syari'at Islam Kaffah dalam naungan Khilafah.
Lantas, tidakkah kita rindu dengan kehidupan yang menerapkan Islam  secara komprehensif? 
Wallahu a'lam bis showaab.

Post a Comment

Previous Post Next Post