Oleh : Lina Lugina
Aktivis Dakwah
Walau Pemilihan Presiden masih tampak lama, namun nyatanya kekhawatiran kelompok radikal sekuler anti Islam takut pada kemenangan kelompok Islam di Pilpres 2024. Semua ini dikarenakan trauma akibat kekalahan Ahok dalam pilkada DKI jakarta di tahun 2017. Maka mereka menduga jagoan mereka selanjutnya yang merupakan boneka oligarki akan kalah.
Umat Islam tidak boleh terjebak dalam permainan ini, alasannya tudingan mereka membuktikan sikap kemunafikan yang selanjutnya bertujuan agar umat Islam meninggalkan identitasnya sebagai umat Islam dan tidak menggunakan kaca mata Islam dalam memilih pemimpin mereka. Umat Islam wajib menjaga teguh identitas Islam nya sebagaimana yang Allah SWT perintahkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 208 agar memeluk Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan "Wahai orang-orang yang beriman masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagi kalian."
Imam Al Qurtubhi di dalam kitab tafsirnya Al Jaammi li Ahkaan Al-qur'an ketika Allah SWT menjelaskan kepada umat manusia baik mukmin, kafir maupun munafik maka dia seolah berfirman jadilah kalian dalam satu agama, berhimpun lah bagi kalian dalam Islam dan berpegang teguhlah dengannya.
Dengan kata lain seorang muslim wajib mengimani dan mengambil Islam secara utuh tidak boleh sepotong-sepotong. Dipilih-pilih yang enak dan mudah saja. Maka haram hukumnya meninggalkan identiras Islam dalam hal apapun, sebaliknya identitas Islam harus dipegang teguh oleh setiap muslim dalam seluruh aspek kehidupannya baik dalam beribadah, ekonomi sosial, pendidikan, politik dan pemerintahan.
Mengurusi umat di dalam negeri harus dilakukan oleh negara dengan cara menerapkan ideologi Islam (akidah dan syariah) secara kaffah dapam seluruh aspek kehidupan. Tugas umat adalah mengoreksi jalannya penerapan ideologi Islam. Adapun mengurusi umat di luar negeri adalah mengemban dan menyebarkan ideologi Islam. Penerapan Islam secara keseluruhan ini hukum nya wajib. Artinya seorang Muslim haram meninggalkan syariat Islam sebagai identitas dalam politik nya apapun alasannya. Sebaliknya seorang muslim wajib tetikat dengan syariat Islam dalam segala aspek kehidupannya.
Identitas Islam harus rampak menonjol dalam kehidupan Islam dan tidak boleh disembunyikan. Oleh sebab itu umat Islam, para tokoh Islam, para pemimpin partai Islam, ataupun para calon pemimpin dari kalangan Islam tak perlu ragu menunjukkan identitasnya, tak perlu ragu menyuarakan syariat Islam dan jangan menyembunyikan kebenarannya.
Allah Swt. berfirman dalam QS Al-Baqarah: 42,
"Janganlah kalian mencampur adukan kebenaran dan kebatilan. Janganlah kalian menyembunyikan kebenaran padahal kalian tahu."
Maka menampakan identitas Islam adalah bagian dari syiar Islam yang harus terus diagungkan sebab mengagungkan syiar Islam adalah bagian dari ketakwaan kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Qs Al- Hajj:32 "Siapa saja yang mengagung agungkan syiar Allah maka sungguh ia itu berasal dari ketakwaan di dalam hati"
Waallahu A'lam bishawab.
Post a Comment