Tragedi Gagal Ginjal Akut, Gagalnya Negara Mewujudkan Perlindungan Anak

Oleh : Helmy Agnya

Kasus gagal ginjal tengah menyerang anak-anak mulai usia 8 bulan-5 tahun. Kasus kematian akibat gagal ginjal akut tersebut semakin meningkat.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan ada 241 anak yang terkena gagal ginjal akut misterius di Indonesia. total pasien yang meninggal tercatat 133 kasus, tren peningkatan kasus melonjak sejak Agustus 2022. Ini ditemukan di 22 provinsi, (CNBC Indonesia, 22/10/2022).

Meningkatnya kasus kematian yang menimpa anak-anak akibat gagal ginjal akut ini, ditanggapi juga oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, untuk mengusut kasus penyakit gagal ginjal akut. Hal itu untuk memastikan ada tidaknya tindak pidana terkait kasus tersebut.

Muhadjir mengatakan, pengusutan ini telah diputuskan dalam koordinasi bersama Menteri Kesehatan, Menteri Perdagangan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Muhadjir menegaskan, pihaknya meminta ditelisik hingga ke hulu terkait dari mana asal bahan baku, bagaimana prosesnya masuk ke Indonesia, terdistribusi ke mana saja, dan apa saja produknya. Dan mengimbau Masyarakat tak Berikan Konsumsi Obat Sirop Anak-Anak. (REPUBLIKA.CO.ID, 22/10/2022).

Banyaknya kasus kematian karena gagal ginjal akut adalah tragedi. Seharusnya menjadi landasan untuk menetapkan adanya kejadian luar biasa dengan segala konsekuensinya.

Negara harus berperan besar dalam investigasi secara menyeluruh agar terungkap penyebabnya. Sehingga langkah pencegahannya dapat diambil dengan cepat dan tepat. Namun, lagi-lagi negara terkesan lamban dalam menyikapi, bahkan terkesan lalai atas nasib anak-anak hingga berujung hilangnya nyawa.

Penyelidikan seksama juga dibutuhkan untuk mengetahui adanya unsur kelalaian dalam menangani persoalan tersebut. Persoalan kesehatan yang menimpa anak hingga merenggut nyawa mereka bukanlah permasalahan baru dinegeri ini. Kematian anak melalui fenomena gagal ginjal akut seharusnya menyadarkan penguasa. Bahwa, ada kesalahan dalam tata kelola kesehatan. Karena kesehatan sangat berkaitan erat dengan makanan yang bergizi, lingkungan yang bersih, pengedukasian pada pola hidup yang sehat, hingga kemudian perlindungan yang ketat dari negara terhadap penyakit menular.

Namun, hanyalah mimpi jika mengharapkan demikian pada sistem saat ini. Sebab, di bawah pengelolaan sistem kapitalisme telah menjadikan kesehatan sebagai ladang bisnis untuk diperdagangkan.

Sistem kapitalisme melahirkan kebijakan yang hanya berputar pada persoalan uang, bisnis dan keuntungan. Kesehatan rakyat terjamin atau tidak bukan lagi urusan, asal cuan menjadi tujuan.

Tak heran, jika nyawa manusia di bawah kungkungan sistem kapitalisme sangatlah murah. Karena tidak menjamin kesehatan bagi rakyatnya, sekalipun sedang meregang nyawa masih harus bersyarat dalam melayani. Sebab, bukan lagi visi utama negara yang menerapkan sistem kapitalisme untuk melindungi, dan menjaga rakyatnya.

Penguasa di dalam sistem kapitalisme, bukan hadir untuk melayani rakyat. Melainkan mereka hadir untuk memuluskan bisnis para korporasi, termasuk di dalam bidang kesehatan. Penguasa seharusnya menjamin kehidupan rakyat, melindungi mereka, dan menjaga mereka. Sebab, rakyat adalah amanah termasuk anak-anak.

Hal ini disinggung oleh Nabi Saw dalam sebuah hadist : “Sesungguhnya Allah akan menanyai setiap pemimpin tentang rakyatnya, apakah menjaganya (hafiza) atau menyia-nyiakannya.” (HR. Nasa’i dan Ibnu Hibban).

Anak-anak bukan hanya sebagai aset masa depan, namun mereka juga bagian dari masyarakat yang menjadi tugas negara menjamin segala kebutuhannya.

Berbeda halnya dengan sistem Islam, aturan Allah diterapkannya secara totalitas (menyeluruh) dalam bingkai negara Khilafah Islamiyah. Negara khilafah yang keberadaannya menjadi pelita bagi seluruh umat yang pernah merasakan hidup di bawah naungan Islam.

Sebab, selain terjaganya syariah Islam, manusia dan seluruhnya dijamin oleh negara tanpa terkecuali. Termasuk jaminan kesehatan bagi seluruh rakyatnya tanpa kemudian memilih dan memilah antara yang kaya atau yang miskin. Negara khilafah akan memberikan fasilitas kesehatan yang berkualitas sama, secara gratis bagi seluruh rakyatnya.

Selain itu, negara khilafah juga akan mencukupi pemenuhan gizi bagi rakyatnya dan juga akan menyediakan fasilitas pendidikan yang merata bagi seluruh warganya.

Terjaminnya seluruh kebutuhan warga di dalam negara khilafah, ini merupakan hasil penerapan sistem ekonominya yang berbasis baitul mal yakni diambil dari jizyah, ghanimah, kharaj, fa'i dan harta tak bertuan, serta dari hasil pengelolaan sumber daya, dll.

Sehingga, negara khilafah mampu memenuhi kebutuhan seluruh warganya dengan baik, berkualitas serta gratis. Maa Syaa Allah.

Dengan begitu, ketika khilafah melahirkan kebijakan tidak menunggu rakyatnya harus meregang nyawa dulu baru bertindak. Namun, khilafah akan melakukan upaya pencegahan terlebih dahulu agar kemudian penyakit-penyakit demikian tidak menular, sehingga cepat teratasi dengan baik.

Wallahu'alam Bishawwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post