Surat Cinta Anak SD Geger di Jagat Maya


Oleh Rina ummu Meta
(Ibu rumah tangga)

Baru-baru ini viral sebuah foto surat cinta yang  ditulis oleh anak usia SD. Isi surat ditujukan kepada teman lawan jenisnya dengan kata-kata yang mengandung pelecehan seksual. Sehingga menuai banyak komentar dari netizen. 

Bagaimana mungkin anak seusia itu mampu menuliskan kata-kata vulgar di dalam surat cinta. Surat tersebut diunggah oleh salah satu akun medsos yang mencoba mencari penyelesaian terhadap anak-anak yang mengirim surat yang mengandung unsur harassment.

Seksual harassment atau pelecehan seksual merupakan segala perilaku baik ferbal maupun fisik yang mengacu pada perilaku seksual yang tidak diinginkan dan dilakukan secara eksplisit dan implisit sehingga membuat seseorang merasa tersinggung, trauma bahkan menjadi terintimidasi di dalam lingkungannya.
(surabayanetwork.id, 2/11/2022)

Isi surat tersebut menggambarkan perilaku rusak anak di bawah umur. Masa kanak-kanak yang indah mestinya diisi dengan bermain dan tawa ceria bersama teman-teman sebayanya. 

Tapi apa yang terlihat saat ini, seperti jauh dari nalar orang dewasa. Hal ini tak lain adalah dampak buruk dari sistem yang diadopsi yaitu sistem sekuler kapitalis. Di mana agama dipisahkan dari kehidupan karena aturan-aturannya dianggap mengekang. Sistem ini hanya berorientasi pada kesenangan dunia dan materi semata. Sehingga tumbuh subur gaya hidup bebas tanpa memandang benar-salah atau baik-buruk, yang penting senang dan nafsu birahi terpuaskan. 

Ini merupakan kebebasan yang kebablasan. Maka dunia pendidikanlah yang menjadi sorotan, karena sangat berpengaruh pada perilaku anak-anak dan remaja. Target pendidikan dalam sistem kapitalis saat ini hanya menitikberatkan aspek kompetensi (kemampuan), khususnya menghadapi tuntutan dunia kerja yang makin berkembang. Tetapi abai dalam membentuk karakter.

Berbeda dengan Islam. Tujuan pendidikan adalah untuk melahirkan individu-individu yang shalih shalihah, bermoral, berkualitas sehingga bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, negara dan umat manusia secara keseluruhan serta mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. 

Namun saat ini untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas berfasilitas unggul dengan biaya yang murah bahkan gratis bagaikan mimpi disiang bolong. Pasalnya untuk mendapatkan pendidikan dengan fasilitas seperti di atas harus merogoh kocek yang tak sedikit bahkan mencapai ratusan juta. Bagi mereka yang tak mampu hanya bisa memasukkan anaknya ke sekolah negeri atau sekolah swasta pinggiran yang umumnya berfasilitas ala kadarnya.

Lain halnya jika negara menerapkan sistem Islam. Islam diterapkan secara menyeluruh dalam setiap aspek kehidupan, termasuk sistem pendidikan. 

Negara akan menjadi penanggung jawab utama, sebagaimana sabda Rasulullah saw " Imam itu adalah pemimpin dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya".(HR. Al Bukhari).

Tanggung jawab negara dalam bidang pendidikan diantaranya adalah menyediakan sarana dan prasarana yang cukup dan layak dan diberikan secara gratis kepada warganya, menyiapkan tenaga pengajar yang mumpuni, dan negara harus menerapkan kurikulum yang berbasis akidah Islam.

Juga bertanggung jawab menjaga stabilitas keluarga pada setiap warganya dengan memfasilitasi suami agar mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga mendapatkan penghasilan yang mencukupi kebutuhan keluarganya. 

Sedangkan ibu menjalankan perannya sebagai ummu wa robbatul bait yaitu ibu dan pengatur rumah tangga. Dengan adanya pengurusan, pengasuhan, pendampingan yang baik dari seorang ibu maka akan lahir generasi yang tangguh dan berkepribadian Islam. 

Negara juga harus menerapkan sistem pergaulan dalam Islam, dalam rangka membentengi generasi dari kerusakan. Negara melarang terbukanya aurat yang dapat menimbulkan syahwat, negara tidak membiarkan pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. 

Islam mengatur seluruh sendi kehidupan. Dengan berpegang pada aturan yang datang dari Allah Swt maka tak diragukan lagi akan lahir generasi- generasi tangguh yang shalih dan shalihah dan menjadi pembangun peradaban mulia.

Waallahu a'lam bishshowab.

Post a Comment

Previous Post Next Post