Segumpal Daging-ku yang Rapuh



Sejatinya, ketika Allah mencintai hamba-Nya
Terkadang Allah hadirkan pertolongan-Nya
Baik dari sahabat, bahkan dari orang yang tak berkenan dengan kita
Dan terkadang dari apa yang menimpa saudara kita

Wahai hati lembutlah, dalam merespon sebuah cinta
Terkadang, cinta hadir dari nasihat
Juga terkadang dari kritikan kawan
Dengarkan, dan jangan libatkan emosi

Wahai hati lembutlah, setiap diri memang berbeda-beda
Dalam merespon sesuatu yang menyentuh hati dan jiwa
Membutuhkan durasi dalam tanggapan defensif
Menunduklah ke bumi agar hati kembali suci

Wahai hati lembutlah, cermati sebelum terluka mematri
Memilah dan sisihkan amarah
Meramu rasa dan kata agar bermakna
Tak melahirkan persepsi menjatuhkan diri mau pun sang pembawa cinta

Wahai hati lembutlah, pada setiap kritik pasti positif
Dalam setiap nasihat pasti ada solusi
Mencerna setiap kata yang terlontar
Pokus pada perbaikan diri, bukan mengukuhkan ego yang tak diridai

Wahai hati lembutlah, abaikan yang membuat hati terluka
Pekalah pada perintah Rabb semesta
Cara-Nya menuangkan cinta beragam cara
Disanalah, terkadang logika menanti raga  kokoh nan berserah

Wahai hati lembutlah, terimakasih dunia yang terus berbicara
Membimbing hati yang masih sangat mencintai kefanaanmu
Walau kadang tampak ikhlas dibalut dalil dan kepandaian berdalih
Namun, hakikatnya, setiap kritik dan nasihat, adalah pembentuk pendewasaan manusia

Semua akan berakhir, pada ujung-ujung rindu
Rindu surga yang seakan menjauh tak tergapai
Karena kerasnya segumpal daging yang terus membara
Padahal beragam cerita untuk membentuknya terus melanda

Duhai hati, ingatlah, engkau akan menemui Rabbmu di akhirat
Siapkah dengan kerapuhanmu yang terus membahana
Takutkah akan tertolak hadirmu kelak di surga
Karena Rabb tak meridai keangkuhanmu saat di dunia


Bandung, 04 November 2022
By Ummu Aisyah

Post a Comment

Previous Post Next Post