Video berdurasi 13 detik yang menampilkan pelajar menendang seorang nenek hingga jatuh tersungkur viral di media sosial, Twitter.
Dalam video viral yang dibagikan pada Sabtu (19/11/2022) itu, segerombol pelajar yang bersepeda motor tampak melewati seorang wanita paruh baya. Dua orang di antara pelajar itu menghentikan motornya dan berbincang dengan wanita tersebut.Tiba-tiba, salah satu pelajar dari rombongan itu menghentikan motornya dan menendang sang nenek hingga jatuh tersungkur. Sang nenek tampak kaget dan terdengar berteriak. Ia langsung berdiri dan berjalan cepat menghindari gerombolan remaja bermotor itu.
Kekerasan adalah salah satu tindakan yang sangat tidak terpuji terlebih lagi tidak kasus kekerasan ini dilakukan oleh rombangan siswa berseragam, sebagai seorang pelajar ini tentu telah mocoreng nama baik siswa,guru,sekolah dan termasuk keluarga. Persoalan kekerasan ini bukanlah kali pertama terjadi pada kalangan pemuda hal ini kerap terjadi terutama dalam lingkungan sekolah, baik berupa perundangan, bullying termasuk kekerasan seksual.
Berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak selama 2022 hingga 20 September 2022 pukul 12.00 WIB, terdapat 17.150 kasus kekerasan dengan jumlah korban perempuan sebanyak 15.759 orang dan korban laki-laki sebanyak 2.729 orang. Ironisnya berbagai kekerasan terjadi pada anak, baik di ruang publik sekolah bahkan di rumah yang seharusnya menjadi ruang yang sangat aman untuk mereka.
Sebagai bangsa besar yang memiliki Jumlah pemuda di Indonesia sebanyak 64,92 juta jiwa pada 2021. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah itu setara dengan 23,90% dari total populasi Indonesia. data indonesia.id mempunyai potensi yang luar biasa dalam sumber daya manusia yang akan menjadi harapan bangsa.
Namun, bagaikan memeluk bulan kejadian demi kejadian dipertontonkan pemuda hari ini membuat harapan bangsa itu menjadi generasi yang lemah, mudah sekali terbawa arus, tersulut emosi dan terprovokasi tak jarang berbagai kasus muncul baik dalam dunia sekolah ataupun dunia kampus terjadi perdagangan manusia demi mendapatkan kebahagian yang di ukur dengan terpenuhinya semua keinginan demi gaya hidup mewah dan Sebagai bangsa yang berkembang yang berkiblat kepada ideologi kapitalisme.
Sayangnya hal ini terjadi dipicu oleh berbagai hal yang membuat Kepribadian pemuda lambat berkembang dan mudah tergerus.
Faktor pertama pemuda muslim kehilangan arah tujuan untuk apa dia di lahirkan, apakah hanya untuk fokus mengejar juara di sekolah atau mempunyai tanggung jawab masa depan menjadi tonggak perubahan dan warna masa depan. Sehingga hilangnya arah pandangan bahwa pemuda adalah harapan bangsa modal utama menjadi hamba Allah yang mempelajari, mengamalkan dan menyebar luaskan dakwah adalah salah satu tugas besar para pemuda, sebab pemuda mempunyai potensi strategis baik dalam masa belajar, kekuatan fi
Disisi lain pemuda tumbuh pada lingkungan keluarga yang acap kali tidak menanamkan nilai-nilai agama, orang tua sibuk bekerja dan tidak jarang hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan jasmani dan pemenuhan keinginan karena demokrasi mengukur kebahagiaan dari terpenuhi aspek keinginan sebesar besarnya. Sehingga mayoritas dari keluarga muslim pun berkiblat pada sukses dunia semata tak jarang seorang anak tidak mendapatkan hak nya dirumah mendapatkan pendidikan langsung baik dari ibu atau dari ayahnya sendiri. Sehingga tak jarang menimbulkan efek negatif pada anak di tengah lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah bahkan lebih besar pada lingkungan masyarakat ramai. Hal ini bisa memacu karena anak meminta perhatian dari kedua orang tuanya, sehingga tak jarang anak meminta perhatian dengan "membuat ulah" supaya mendapatkan perhatian tersebut.
Efek negatif yang berkembang dalam dunia remaja hari ini tidak hanya dari segi minusnya peran orang tua tetapi peran lingkungan tempat anak bergaul pun begitu berperan penting dalam membangun kepribadian anak, sehingga bisa jadi anak yang "baik" dirumah dengan perhatian yang penuh dari orang tua, taat beribadah ketika disekolah dia ikut tauran antar sekolah. Persoalan ini muncul karena lingkungan sekolah, teman-teman si anak terlibat sedangkan si anak tidak bisa meneguhkan kedudukannya sebagai pemuda muslim yang mempunyai tujuan hidup dan tidak terlibat dalam lingkungan negatif yang berarti mempunyai kepribadian yang kuat dan berani mengatan "tidak" untuk hal-hal merugikan dan di larang agama.
Pendidikan dalam Islam
Di dalam Islam tujuan pendidikannya jelas yaitu untuk membentuk syakhsiyah Islam, agar pendidikan, murid kita, para pelajar itu memiliki pemikiran yang islami, memiliki kepribadian yang islami yaitu terdiri dari pemikiran dan nafsiyah.
Bahkan bila dlihat secara historis, Islam telah menorehkan sistem khilafah berikut perangkat sistem pendidikan yang telah menghasilkan para ilmuwan di masanya. Ambil misal, pada tahun 1067 M, hampir seribu tahun yang lalu, dunia Islam betul-betul sudah memiliki sistem pendidikan yang luar biasa. Itulah Madrasah Nizamiyah, perguruan Islam pertama yang menggunakan sistem sekolah,serta memiliki laboratorium dan perpustakaan dengan koleksi buku hingga kurang lebih 6000 judul.
Tak hanya itu, di bidang kedokteran serta masih banyak lagi bukti-bukti berkenaan dengan para ilmuwan Muslim, meski banyak yang kemudian dikaburkan bahkan dikuburkan. Dengan demikian, bukti-bukti tersebut merupakan hasil dari sebuah sistem pendidikan Islam. “Ini adalah bukti-bukti bahwa Bagaimana sebenarnya syariat Islam itu dalam suatu sistem pendidikan mengatur tentang itu semua.
Walahualam Bi Syawab
Post a Comment