Berita tentang penemuan mayat dari satu keluarga di Perumahan Citra Garden,Kalideres Jakarta yang terdiri dari empat orang sampai saat ini masih menyisakan misteri.Awalnya kematian satu keluarga tersebut dinyatakan akibat kelaparan,tapi narasi tersebut dibantah oleh Tjong Tjie Xian alias Ayung Ketua RT Perumahan Citra Garden, menurutnya keluarga tersebut tergolong keluarga mampu (Kumparannews.com,13/11/2022).
Polisi belum bisa menyimpulkan penyebab tewasnya keempat orang itu. Namun, dari hasil otopsi, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada empat orang itu. Tidak pula ditemukan zat atau unsur berbahaya di organ dalam mereka.
Hasil otopsi juga menunjukkan bahwa waktu meninggal dunia keempat orang itu berbeda-beda. Paling lama, ada yang meninggal dunia sejak tiga pekan lalu.
Meskipun misteri kematian satu keluarga ini belum terpecahkan, tapi dugaan yang mengarah penyebab kematian karena kelaparan masih diragukan meskipun dari hasil pemeriksaan forensik didapatkan bahwa dari lambung para mayat tidak didapatkan asupan makan dan minum dalam waktu cukup lama, terbukti dari otot-ototnya yang sudah mengecil.
Fenomena kematian seseorang yang tak diketahui warga sekitar semakin banyak terjadi di sekitar kita. Kecenderungan untuk hidup sendiri dan tidak bersosialisasi dengan tetangga akhir-akhir ini semakin banyak dijalani oleh masyarakat kita. Banyak orang yang semakin cuek dan terkesan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Makin tingginya beban hidup hari ini mendorong seseorang hanya berfokus pada kehidupannya sendiri dan tidak lagi terbangun empati pada lingkungan sekitarnya.
Sistem sekulerisme telah mengubah cara pandang masyarakat dalam menjalani kehidupan ini,dimana umat sekarang sudah tidak lagi memiliki kepedulian sosial,rasa kemanusiaannya telah terkikis,dan cenderung individualistis, orientasi tujuan hidup hanyalah untuk kepentingan pribadi,dan tidak lagi peduli tehadap lingkungan sekitar termasuk tetangganya sendiri.
Individualistis bukan hanya menyelimuti kehidupan bermasyarakat dan keluarga saja, namun tingkat kekuasaan juga kerap terserang penyakit ini, Individualistis. Jangankan bertegur sapa dengan tetangga dan kolega, besar kemungkinan bertegur sapa didalam rumah sendiri saja nyaris terlupakan.Padahal, manusia dimana saja pun berada tetap sama, kaya miskin, tua muda, pejabat hingga rakyat biasa semuanya memiliki fitrah yang sama. Menginginkan kehidupan yang nyaman aman dan damai. Hubungan yang harmonis antar sesama warga masyarakat. Namun itu sangat sulit dirasakan bila masyarakat sudah individualistis.
Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan lainnya, butuh interaksi, ruang diskusi, komunikasi, saling berbagi dan bertegur sapa baik secara langsung maupun tidak, masyarakat dalam Islam adalah sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan pemikiran, perasaan dan diikat oleh aturan yang sama. Sehingga interaksi antar individu akan selalu dikaitkan dengan hukum syariat Islam dan dilakukan atas landasan keimanan kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW sebagai teladan terbaik manusia telah mencontohkan bagaimana kehidupan bertetangga harus berjalan sesuai dengan syariah.
Rasulullah SAW bersabda,
Ù…ِÙ†ْ سعَاَدَØ©ِ الْÙ…َرْØ¡ِ الْÙ…ُسْÙ„ِÙ…ِ: الْÙ…َسْÙƒَÙ†ُ الْÙˆَاسِعُ، Ùˆَالْجَارُ الصَّالِØُ، ÙˆَالْÙ…َرْÙƒَبُ الْÙ‡َÙ†ِÙŠْØ¡ُ
“Di antara kesenangan bagi seorang muslim adalah tempat tinggal yang luas, tetangga yang shalih dan kendaraan yang tenang.” (Shahih Lighairihi, yakni shahih dilihat dari jalur lainnya).
“Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Muslim).
Dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW bersabda:
Wahai Abu Dzar, apabila engkau membuat suatu masakan, maka perbanyaklah kuahnya. Kemudian undang lah tetanggamu atau engkau dapat membaginya kepada mereka.” [Hadits nomor 114 pada kitab asli]. (Shahih).
Masih banyak hadist lainnya menjelaskan bagaimana syariah Islam mengatur hubungan sesama manusia terlebih tetangga.Bila paradigma Islam yang menjadi panduan dalam menjalin hubungan antar warga masyarakat, tentu sangat kecil kemungkinan bagi orang-orang beriman, bersikap individualistis sebagaimana yang dihasilkan oleh sistem sekuler kapitalistik hari ini. Karena Islam menganjurkan manusia untuk saling memuliakan.
Dan syariat Islam ini hanya akan bisa diterapkan secara sempurna dalam kehidupan yang berlandaskan akidah Islam dalam naungan institusi yang menerapkan aturan Islam dalam segala sisi kehidupan masyarakatnya, Daulah Khilafah. Karena hanya Khilafah saja yang mampu menjaga akidah umat di dalam penerapan aturan Islam secara kaffah. Sehingga pada akhirnya hubungan sosial kemasyarakatan dapat tercipta dengan baik, dan tidak ada lagi kasus tetangga yang saling asing dengan tetangga lainnya.
Wallahu a'lam bish shawwab.
Post a Comment