Paradoks seruan R20 dan kontraterorisme deradikalisasi


By : Tri Setyawati 
Pegiat Literasi
 
R20 Forum (Religion 20 Forum) atau yang lebih dikenal sebagai forum R20 yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 4 November 2022 memanfaatkan KTT 'Group of 20' (G20) untuk membantu memastikan bahwa agama di abad ke-21 berfungsi sebagai sumber solusi yang sejati dan dinamis. 

Untuk memenuhi visi ini, forum R20 akan memobilisasi para pemimpin agama, politik, dan ekonomi yang beragam dari Negara-negara Anggota G20 dan di tempat lain di seluruh dunia untuk mencegah penggunaan identitas agama sebagai alat perang,  membatasi penyebaran ujaran kebencian, mempromosikan solidaritas, dan rasa hormat di antara beragam masyarakat, budaya dan bangsa di dunia, serta mendorong munculnya tatanan dunia yang benar-benar adil dan harmonis, yang didasarkan pada penghormatan terhadap persamaan hak dan martabat setiap manusia. 

Seruan menjadikan agama sebagai solusi bertentangan dengan realita yang ada. Nyatanya narasi yang mengarah pada Islamophobia terus mengemuka. Persekusi kepada para ustaz, ulama, dan dai yang menyerukan kepada Islam kafah terus berjalan tanpa henti. Mereka dipersulit untuk menyampaikan dakwahnya. Apalagi mereka yang mewacanakan kembali upaya penegakan khilafah sebagaimana manhaj kenabian. Pada mereka ini, pemerintah melabelinya sebagai teroris dan dianggap radikal.  

Adanya seruan ini juga menunjukkan bahwa agama, Islam, hanya dipahami sebagai aturan ibadah semata, bukan sebagai ideologi. Padahal Islam berbeda dengan agama samawi lainnya. Islam diturunkan sempurna dan paripurna, kamil dan syaamil. Islam tidak hanya memuat tata aturan peribadahan umat Islam, tetapi lengkap dengan tata kelola pemerintahan, perekonomian, sanksi, pendidikan bahkan pertahanan keamanan.  

Kedudukan Islam tidak sama dengan agama-agama lainnya di dunia. Bila ada upaya-upaya menyamakan Islam, maka sebenarnya yang terjadi adalah upaya pendistorsian ajaran Islam. Ada usaha untuk memoderasi ajaran Islam agar selaras dengan perkembangan zaman. Bila demikian yang terjadi, percayalah, dunia tidak akan keluar dari krisis. 

Krisis yang terjadi di dunia akan selesai jika dan hanya jika ideologi Islam diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagaimana sejarah panjang peradaban Islam selama 13 abad lebih. Dunia sejahtera dalam naungan Islam.

Post a Comment

Previous Post Next Post