Oleh :
Devi Aryanti
Ibu Rumah Tangga
Dikutip dari KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyampaikan belasungkawa atas tragedi Halloween yang menewaskan 149 orang di Itaewon, Korea Selatan, Sabtu (29/10/2022) malam waktu setempat.
Jokowi menyatakan bahwa Indonesia bersama rakyat Korea Selatan sangat berduka. Ia pun berharap korban yang terluka bisa segera pulih.
“KBRI Seoul telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan berkomunikasi dengan simpul masyarakat, hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya korban WNI dalam insiden perayaan Halloween di Itaewon, Korsel,” ujar juru bicara Kemenlu Teuku Faizasyah kepada Kompas.com, Minggu.
Laporan lokal yang dikutip Kantor Berita AFP mengatakan, 100.000 orang memadati gang-gang sempit dan jalanan berliku di Itaewon untuk merayakan Halloween pada Sabtu malam.
Puluhan bar dan restorannya pada Sabtu (29/10/2022) dihias untuk Halloween setelah finansialnya mengalami penurunan tajam selama tiga tahun pandemi.
Pemadam kebakaran melaporkan kepada AFP bahwa setidaknya 149 orang, termasuk dua orang asing tewas dalam tragedi Halloween Itaewon yang terjadi sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Kepedulian Penguasa terhadap Tragedi Halloween di Korsel tak sebanding dengan kepedulian kepada rakyat sendiri
Terjadinya tragedi haloween di Korsel jelas membuat kita perihatin. Namun di sisi lain, kita juga perihatin dengan kepeduliaan penguasa yang rasanya lebih besar ke rakyat negara lain dibandingkan terhadap nasib rakyat sendiri, misalnya pada tragedi Kanjuruhan yang juga memakan korban meninggal dalam jumlah yang besar. Tidak ada pernyataan “pemerintah bersama korban kanjuruhan”.
Sudah jelas penguasa yang ada di dalam negara tersebut abai dengan negaranya sendiri, dan keprihatinan lainnya dengan adanya pembiaran perayaan serupa di Indonesia. Padahal perayaan tersebut adalah budaya asing, tidak sesuai dengan budaya Indonesia, dan bisa dikatakan tidak memberi manfaat terhadap pembangunan karakter pemuda masa depan. Dan hal ini memperlihatkan penguasa yang abai akan proses pembinaan karakter pada pemuda sekarang.
Dalam Islam , penguasa juga bertanggung jawab atas pembentukan kepribadian generasi melalui berbagai mekanisme, baik dalam dunia pendidikan maupun luar pendidikan. Sedangkan dijaman sekarang yang di anut sistem itu bukan Islam, tapi kapitalisme yang memisahkan segala sesuatu perbuatan dari agama. Karena dengan sistem Islam lah semua persoalan akan terselesaikan termasuk pembentukan karakter pemuda di jaman sekarang ini.
Post a Comment