Membangun generasi cemerlang penerus peradaban harus direalisasikan dengan upaya nyata. Sebab, racun liberalisme telah mengancam dan semakin menghilangkan jati diri mereka. Generasi digiring untuk menjadi penikmat maksiat dan menjadi pengikut hawa nafsu.
Di saat event kajian untuk membangkitkan pemikiran generasi sedang gencar-gencarnya, ironisnya acara dan konser yang bersifat hiburan pun tak kalah makin marak. Tanpa disadari justru dari pagelaran hiburan inilah menjadi jalan masuknya banyak kemaksiatan dan kemadaratan.
Dalam pekan ini konser "Berdendang Bergoyang" yang diselenggarakan di Istora Senayan Jakarta pusat sedang menjadi sorotan. Acara konser ini terpaksa dihentikan oleh aparat kepolisian, pasalnya jumlah massa over kapasitas, terindikasi adanya minuman keras, kurangnya tenda kesehatan, hingga terjadinya aksi pencopetan.(tvOnenews.com 30/10/22)
Tindakan aparat kepolisian pantas diapresiasi, tetapi juga harus dikritisi. Sebab, aparat kepolisian baru bertindak menghentikan acara saat sudah tampak ada kekacauan. Hal yang seharusnya, aparat sudah bisa melakukan mitigasi acara, apalagi diketahui adanya penjualan tiket over kapasitas, terindikasi adanya minuman keras yang ujungnya bisa menjadi pemicu tindak kekerasan hingga kriminal.
Lebih dalam lagi kita lihat bahwa pemberian izin untuk acara yang tidak membawa manfaat terhadap pembentukan karakter generasi sebagai pilar peradaban cemerlang. Hal ini menunjukkan pemerintah tidak memiliki perhatian terhadap pembangunan sumber daya manusia, khususnya generasi muda. Apalagi bila dibandingkan dengan pelarangan acara Hijjrah Fest Surabaya beberapa waktu lalu. (cnnindonesia.com, 14/10/22)
Dalam sistem kapitalis-sekuler akan selalu kita temui bahwa pengusung kebenaran selalu dipersulit, sedangkan pengusung kemaksiatan senantiasa dipermudah. Sesuatu yang dapat menghasilkan keuntungan materi maka itu yang akan diambil, meskipun harus mengorbankan yang lain.
Umat terutama generasi muda telah dibajak untuk kepentingan industri kapitalis, lalu serangan media kapitalis sekuler menuntut mereka hidup hedonis. Arahan kreativitas demi uang meskipun melanggar, nilai-nilai agama. Mereka terus-menerus dihancurkan dengan kehidupan yang bebas tanpa arah, karena sejatinya sistem kapitalis-sekuler akan melahirkan liberalisme.
Pemaparan di atas cukup membuat miris. Cita-cita ingin membangun generasi terbaik yang selama ini digaungkan pemerintah, nyatanya tidak sejalan dengan proses membentuk generasi. Faktanya dukungan kepada kepentingan oligarki lebih kuat dibandingkan meyelamatkan dan membentuk generasi terbaik. Keuntungan materi lebih menggiurkan sehingga masa depan generasi terabaikan.
Seharusnya agenda unfaedah seperti konser ini tak mudah diberikan izin. Pemerintah harus segera berbenah, agar harapan terlahirnya generasi-generasi cemerlang penerus peradaban bukan hanya menjadi mimpi.
Rujukan terbaik sepanjang zaman hanyalah Islam. Membentuk generasi cemerlang harus mengambil aturan yang hanya dari Allah Sang Pencipta sekaligus Pengatur Kehidupan. Pemimpin dalam Islam memiliki perhatian besar terhadap pembentukan generasi dan senantiasa memberikan lingkungan yang kondusif demi terbentuknya generasi berkualitas yang taat pada Allah.
Dalam Islam pemimpin mempunyai dua fungsi yakni sebagai pemelihara urusan umat dan junnah atau perisai. Sosok pemimpin yang diangkat untuk menegakkan hukum-hukum Allah, melindungi harta, kehormatan, dan darah kaum nuslimin.
Dengan dua fungsi ini, negara akan mampu melindungi dan mengurus seluruh akyatnya. Sekaligus negara akan menjadi benteng sesungguhnya untuk melindungi generasi dari perusakan apa pun. Mekanisme perlindungan dilakukan secara sistemis meliputi berbagai aspek. Antara lain melalui berbagai pengaturan berikut: pengaturan sistem ekonomi. Negara membuka lapangan kerja yang luas agar kepala keluarga dapat bekerja dan memenuhi nafkah untuk keluarga. Sehingga para ibu tidak perlu lagi menjadi tulang punggung dan bisa menjalankan perannya sebagai ummu warabatul bayt, pendidik dan pencetak generasi cemerlang.
Pengaturan sistem pendidikan. Negara wajib membina rakyatnya melalui pendidikan dan berbagai ajang kajian agama, sehingga ketakwaan individu menjadi pilar bagi pelaksanaan hukum-hukum Allah. Kurikulum pendidikan disusun untuk membentuk kepribadian Islam pada siswa. Baik dari segi aqidah, tsaqafah, maupun pengusaan IPTEK.
Pengaturan media massa. Media massa bebas menyampaikan informasi, tetapi terikat dengan kewajiban untuk memberikan pendidikan bagi umat. Menjaga akidah dan kemuliaan akhlak, serta menyebarkan kebaikan. Konten porno, kekerasan, ide L967, dan tontonan yang merusak akidah dan akhlak dilarang untuk terbit dan diberikan sanksi tegas bagi pelanggarnya.
Pengaturan sistem kontrol sosial. Masyarakat yang bertakwa akan senantiasa menyadarkan individu agar tidak melanggar hukum syariat dan akan senantiasa menghidupkan amar makruf nahi mungkar sehingga orang akan takut untuk berbuat maksiat. Pengaturan sistem sanksi. Negara akan menjatuhkan sanksi tegas para pelaku kejahatan dan pelanggar hukum syarak. Sehingga sanksi tak berfungsi sebagai hukuman, tetapi juga mencegah.
Dengan berbagai pengaturan yang diterapkan, negara akan memberikan perlindungan yang utuh bagi generasi. Dengan mekanisme ini ide-ide liberalisme, kapitalisme, dan ide perusak lainnya tidak akan mampu menyentuh generasi. Mereka akan tumbuh menjadi Muslim yang tangguh, mutiara di tengah umat, pejuang dan pembangun peradaban.
Negara yang mampu mewujudkan fungsi dan peran besar ini hanyalah negara yang kuat, memegang ideologinya dengan erat, hingga terlahir dari ideologi tersebut aturan hidup yang bisa menyelamatkan. Negara itu hanya negara Islam.
Wallahu a'lam bisshawab.
Post a Comment