Kemajuan Teknologi Dunia Islam Masihkah Diragukan?



Oleh Imas Sunengsih, S.E.
(Aktivis Muslimah)

Teknologi hari ini semakin canggih, tentu ini tidak bisa dilepaskan dari peran ilmwuan Islam yang memberikan sumbangsih besar, di antara para ilmuwan tersebut adalah Al khwarizmi (Matematika), Al Battani (Astronomi dan Trigonometri), Al Haitsam (Optik), Al Jazari (Robotika), Ar Razi (Kedokteran), Al Asma'i (Zoologi dan Botani), Al Muqaddasi (Geografi) dan masih banyak lagi.

Namun, seiring kecanggihan teknologi yang semakin mempermudah justru menjadi ajang mencari pundi-pundi rupiah. Sebab, dunia saat ini dikomandoi oleh sistem kapitalisme yang menjadikan materi sebagai fokus segalanya.

Seharusnya dengan pesatnya kemajuan teknologi semakin mempermudah dalam segala hal termasuk dakwah, pelayanan publik, bukan justru dikomersialisasikan atau bahkan dibisniskan. Apalagi hari ini dihebohkan dengan TV digital, TV biasa tidak lagi bisa mengakses tayangan nasional, harus membeli alat khusus. Keluhan banyak dirasakan  rakyat, semakin canggih bukan justru semakin mudah, tetapi semakin sulit dan mahal.

Dikutip dari Indonesiabaik.id, TV digital diperlukan karena teknologi televisi nasional, memakan sumber daya yang besar pada spektrum 700 MHz. Untuk itu, pemerintah ingin mengalihkan ke televisi digital agar lebih efisien. Namun, ini menimbulkan problem karena banyak dari masyarakat yang masih kesulitan untuk mengakses tv digital, seakan dipaksa untuk berganti dan harus mengeluarkan biaya lagi. Sedangkan kondisi hari ini sangat sulit di tengah resesi ekonomi yang akan dihadapi.

Dalam sistem kapitalis yang mengadopsi paham sekularisme, banyak pihak yang  salah kaprah dalam menggunakan teknologi. Ada yang memanfaatkan untuk melakukan kejahatan, penipuan, atau kepuasan yang bersifat materi/dibisniskan, bukan justru untuk kemaslahatan umat.

Di sinilah pentingnya peran negara untuk mengatur kemajuan teknologi ini. Dalam arti harus ada pembenahan dalam sisi sistem. Negara akan mengatur dengan seperangkat aturan yang komprehensif, sehingga kemajuan teknologi bisa dirasakan kebermanfaatan bagi publik.

Dalam negara Islam yang menjadikan sistem Islam sebagai aturan, telah membentuk individu menjadi pribadi-pribadi yang bertakwa, kemudian masyarakat akan memiliki perasaan, pemikiran, dan aturan yang sama, yakni Islam dan peran negara mendorong untuk terus melakukan inovasi-inovasi dalam kemajuan teknologi, sarana dan prasarana pendukung di fasilitasi dengan baik, itulah bentuk tanggung jawab negara sebagai ra'in (pemimpin).

Tiga komponen ini saling bersinergi untuk kemajuan sebuah teknologi yang akan mempermudah segala sesuatunya, termasuk pelayanan publik.

Negara akan mengatur teknologi ini dengan seperangkat yang sudah diatur oleh hukum syarak demi kemaslahatan umat. Negara akan mendorong dan menyediakan wadah bagi para penuntut ilmu untuk mengembangkan keilmuan. Ilmu bagi seorang muslim sangat penting, sebagaimana dalam sebuah hadis berikut:

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

Artinya: "Barang siapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barang siapa menginginkan akhirat hendaklah ia menguasai ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat) hendaklah ia menguasai ilmu," (HR Ahmad)

Semua kemajuan teknologi akan terus berkembang pesat dan bermanfaat untuk umat jika sistem Islam diterapkan oleh sebuah negara yang bernama khilafah ala minhaj bubuwaah. Negara khilafah telah terbukti banyak melahirkan para ilmuwan yang ahli dalam bidangnya, seperti nama-nama ilmuwan di atas. Tentunya harus ada upaya yang maksimal dari kaum muslimin untuk mewujudkan sistem Islam kafah ini tegak di dalam institusi khilafah. Perkara ini sangat urgen untuk segera diperjuangkan. Dengan Khilafah tatanan dunia baru akan tercipta dengan gaya kepemimpinan Islam yang akan menjadi mercusuar dunia.

Sudah saatnya kaum Muslim bersatu, mulai fokus dengan perjuangan Islam hingga Islam bisa diterapkan dengan sempurna. Jangan jadi penonton di lapangan, tetapi jadilah pejuang. Janah telah menunggu para pejuang yang ikhlas, istikamah, dan tetap berpegang teguh pada manhaj kenabian.

Wallahu a'lam bisshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post