Kasus Gagal Ginjal Akut Harus Segera Diusut, Jangan Membuat Rakyat Takut



Oleh Nina Marlina, A.Md
Muslimah Peduli Umat


Dunia kesehatan dalam negeri kembali dihebohkan dengan sebuah penyakit mematikan. Kali ini ratusan anak dikabarkan menderita penyakit gagal ginjal akut. Sebagian besarnya dinyatakan meninggal dunia. Sungguh tragedi yang amat memilukan.

Dikutip dari BBC News Indonesia, 25/10/2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mengizinkan tenaga kesehatan meresepkan 156 obat sirup, yang sebelumnya dilarang karena diduga mengandung zat berbahaya pemicu gangguan ginjal akut pada anak-anak. Ratusan obat itu dipastikan tidak menggunakan Propilen Glikol, Polietilen Glikol, Sorbitol, dan/atau Gliserin/Gliserol, sehingga dinyatakan "aman", sepanjang digunakan sesuai aturan pakai. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah pasien dengan gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia mencapai 245 orang, per Minggu (23/10). Dari 245 kasus tersebut, jumlah kematian mencapai 141 orang sehingga “ada sedikit peningkatan fatalitas rate 58 persen”. 

Pakar epidemiologi dari Universitas Griffith di Australia, Dicky Budiman menyoroti lemahnya kemampuan pendeteksian di Indonesia, yang dia anggap berkontribusi pada tingginya angka kematian akibat gangguan ginjal akut. Dia pun menegaskan sudah semestinya pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai kejadian luar biasa (KLB) karena nantinya akan berdampak pada langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi gangguan ginjal akut di Indonesia. Seperti dukungan pembiayaan dan kemudahan lainnya yang meningkat. 

Sementara itu, untuk memastikan ada tidaknya tindak pidana dalam kasus ini Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, meminta Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengusut kasus penyakit gagal ginjal akut. Hal ini telah diputuskan dalam koordinasi bersama Menteri Kesehatan, Menteri Perdagangan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pengusutan ini berdasarkan data sementara adanya bahan baku impor. Sehingga, perlu diusut tuntas terkait data tersebut. (Republika.co.id, 23/10/2022)

Gagal ginjal akut adalah kondisi ketika ginjal berhenti berfungsi secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa terjadi akibat gangguan aliran darah ke ginjal, gangguan di ginjal, atau penyumbatan di saluran urine. Kasus yang mulai mencuat sejak pertengahan tahun 2022 ini memang membuat masyarakat takut. Bahkan bagi para orang tua korban menjadi sedih dan kecewa. Pasalnya, salah satu faktor penyebab penyakit ini adalah mengkonsumsi obat sirup yang mengandung bahan berbahaya. Obat tersebut diduga mengandung bahan senyawa kimia berbahaya di ambang batas. Dari sini, terbukti negara lalai dalam memberikan perlindungan dan keamanan untuk rakyatnya. 

Selain itu membuktikan besarnya para kapitalis atau perusahaan yang meraup untung padahal produknya tidak aman. Sebagaimana diberitakan bahan  tersebut adalah senyawa berbahaya etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol butil ether. Senyawa kimia yang biasa digunakan untuk pelarut cat dan pendingin radiator kendaraan. Senyawa kimia ini mampu membuat ginjal tidak berfungsi. Pasalnya, ketiga senyawa tersebut memicu asam oksalat dalam tubuh dan selanjutnya menjadi kristal kecil tajam yang akan merusak ginjal.

Akan tetapi tidak cukup sampai di situ saja. Negara harus serius dalam melakukan investigasi secara menyeluruh agar terungkap seluruh penyebabnya, sehingga tepat dan cepat langkah pencegahannya. Meski nyatanya negara terkesan lamban dalam menyikapi dan lalai atas nasib anak-anak. Negara semestinya harus bertanggungjawab atas kematian yang terjadi.

Begitulah ketika hidup dalam negara kapitalis. Negara tidak peduli dengan keamanan dan kesehatan rakyatnya. Seharusnya negara bisa bertindak sebagai pengurus (ra’in) dan juga junnah (perisai) bagi rakyatnya. 

Sementara dalam sistem Islam, negara akan menyediakan pelayanan kesehatan gratis dengan kualitas terbaik. Pasalnya, kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok rakyat yang harus dipenuhi secara langsung oleh negara. Hal ini tentunya termasuk dalam memberikan obat yang bagus dan aman terhindar dari bahan-bahan berbahaya. Negara akan mencegah pabrik obat yang curang demi meraih keuntungan. 

Dalam mengurus rakyat, negara tak akan setengah hati memberikan pelayanan terbaik. Tidak memikirkan untung rugi. Dana bukan menjadi masalah karena negara mempunyai berbagai pemasukan. Salah satunya dari pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. 

Dalam Islam, pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Atas dasar tersebut, ia akan sungguh-sungguh dalam mengurus rakyat. Ia amat khawatir dengan satu orang saja rakyatnya yang meninggal sia-sia. Begitu besar Islam dalam menjaga jiwa manusia. 

Maka kita sangat memerlukan hadirnya negara dan pemimpin yang mengayomi rakyat. Akan tetapi hanya dalam institusi pemerintahan Islam hal tersebut dapat terealisasi. Menjadi kewajiban kita bersama untuk menghadirkannya kembali.

Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post