( Pegiat Media Sosial)
Halloween yang notabene pesta yang identik dengan tradisi Barat, kini sudah tidak asing bagi umat Islam. Terlebih negara yang dikenal karena merupakan tanah kelahiran nabi penyebar agama Islam pun tak lepas dari ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Sebut saja Arab Saudi semenjak kepemimpinan Muhammad bin Salman, mulai berani menunjukkan ke-sekulerannya di mata dunia.
Pekan menyeramkan atau Scary Event diadakan di Boulevard Riyadh pada hari Kamis dan Jumat di akhir bulan Oktober kemarin. Pengunjung dapat memasuki area event dengan mengenakan kostum mengerikan sebagai syarat untuk mengikuti acara tersebut. Merdeka.com (30/10/22)
Terlihat warga Arab begitu antusias dalam menyambut acara itu. Terbukti ramainya pengunjung dengan mengenakan kostum horor yang merupakan ciri khas acara menyeramkan itu. Salah satu pengunjung bahkan mengatakan perayaan ini merupakan perayaan yang keren, jujur dan ada spirit kegembiraan terlepas halal atau haram mereka tidak mau tahu. Mereka menganggap itu hanya seru-seruan saja. Dikutip dr Arab News.
Begitu miris memang melihat fenomena ini, terlebih terjadi di negara yang identik dengan tempat situs-situs suci umat Islam. Arab Saudi memang semakin nyata menampakkan ke-sekulerannya dari segala lini. Seolah-olah ingin menghilangkan stigma bahwa mereka bukan negara Islam.
Kran liberalisasi terus terbuka di negara ini. Berbagai kebijakan yang menyimpang dari ajaran Islam mulai dilegalisasi. Termasuk perayaan yang jauh dari nilai-nilai islami. Pangeran MBS sengaja melakukan kebijakan reformasi sosial guna memodernisasi negaranya salah satunya dengan welcome terhadap kebudayaan asing sekitar dua tahun belakangan seperti Perayaan Tahun Baru Masehi, Valentine dan termasuk Halloween.
Pemerintah Arab melakukan semua ini untuk mendongkrak ekonomi mereka dengan memajukan industri desain kreatif serta mengubah kerajaan menjadi pusat investasi dan pusat bisnis global. Dan menjadikan bisnis hiburan sebagai sektor ekonomi baru selain dari minyak.
Semua ini terjadi karena Arab Saudi memang tidak berpegang pada aturan Sang Ilahi, mereka lebih memilih mengikuti cara hidup barat ketimbang cara hidup yang nabi contohkan. Rasulullah bersabda:
"Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya." Kami (para sahabat) berkata, 'wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?" Beliau menjawab, "Lantas siapa lagi?" (HR. Muslim no. 2669).
Umat Islam menjadi sasaran empuk para imperialis barat agar tetap bisa menancapkan hegemoninya menguasai dunia lewat penanaman akidah sekuler di tubuh generasi muslim. Mungkin banyak dari umat Islam yang tidak sadar bahwa mereka sedikit demi sedikit masuk kedalam cengkraman para kapitalis penjajah.
Industri global mulai melirik para generasi muda menjadi penghasil cuan yang menguntungkan para korporat besar. Mereka digiring untuk mengikuti syahwat materi sesuai keinginan para pemilik modal tanpa mempedulikan apakah halal atau haram. Lewat industri hiburan, seperti industri Halloween ini, para generasi muda dijauhkan dari nilai-nilai Islam.
Para penjajah barat sadar betul, jika kaum muslimin benar-benar memegang identitasnya sebagai seorang muslim, akan susah bagi mereka untuk menguasai negeri-negeri muslim. Maka mereka para penjajah berusaha agar generasi jauh dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Lewat perang pemikiran atau ghazwul fiqr, mereka melancarkan aksinya dengan mendekatkan generasi muslim pada 4F (Fun, Food, Fashion n Film). Dan ternyata berhasil menjauhkan kaum muslimin dari Islam Kaffah yang seharusnya ada pada diri mereka. Menjadikan mereka generasi sekuler yang memuja kebebasan, syahwat dan subhat. Jadilah kita melihat kondisi mereka seperti sekarang ini, bak kehilangan identitas hakiki.
Kehancuran generasi mulai tampak ketika mereka mulai mengikuti life style para kafir penjajah. Berbagai kerusakan sosial terjadi secara terstruktur melalui penerapan sistem sekuler kapitalisme. Tapi sayangnya, kaum muslimin tidak merasa terjajah dg sistem tersebut.
Harusnya kita sebagai generasi muslim sadar bahwa hidup dalam sistem buatan manusia tidak sesuai dengan fitrah kita. Tampak berbagai kerusakan tersistem terjadi ketika manusia mendewakan akal dan syahwatnya untuk mengatur kehidupannya.
Kita butuh aturan yang memanusiakan manusia dan menjadi rahmat bagi seluruh alam sebagaimana aturan Allah Sang Pencipta. Sudah terbukti ketika dulu syari'at Islam diterapkan dalam kehidupan dan hampir menguasai 2/3 dunia, betapa manusia dan makhluk lainnya hidup dalam kebaikan tersistem yang berasal dari Dzat Pencipta dan Pengatur alam semesta.
Wallahu a'lam bhi ash-shawab
Post a Comment