Mahasiswi Universitas Khairun Ternate
Lagi-lagi kita di hebohkan dengan kategori penduduk paling bahagian di indonesia. Dan di nobatknya sebagai perikat pertama. Sebagaimana yang tercantum di dalam Kompas.com, Selasa (1/11/2021), bahwa Maluku Utara telah di tetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai provinsi dengan penduduk paling bahagia di Indonesia di tahun 2021. Ada beragam keindahan yang bisa ditemukan di provinsi dengan kekayaan alam melimpah ini.
BPS mengukur tingkat kebahagiaan berdasarkan 19 indikator yang mencakup tiga dimensi kehidupan. Adapun dimensi yang maksudkan adalah dimensi kepuasan hidup (life satisfaction), dimensi perasaan (affect), dan dimensi makna hidup (eudaimonia). Survei ini dilakukan serentak disemua kabupaten atau kota di 34 provinsi Indonesia, mulai 1 Juli sampai 27 Agustus 2021. Survei ini juga ada dalam buku BPS bertajuk Indeks Kebahagiaan 2021. Dari indeks tersebut, Maluku Utara memiliki skor 76,34 dan lebih tinggi dari seluruh provinsi di Indonesia. Maluku Utara tergolong sebagai provinsi kepulauan. Britannica menyebut ada pulau-pulau kecil dan besar yang berjumlah sekitar 400 pulau dengan potensi wisata bahari. Daerah penghasil rempah-rempah ini juga memiliki deretan daya tarik yang menambah lengkap sumber kebahagiaan penduduk.
TERNATE, OT – Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba akhirnya angkat bicara soal provinsi paling bahagia di Indonesia adalah Maluku Utara.
“Provinsi Maluku Utara merupakan salah satu provinsi paling bahagia di Indonesia, padahal kenyataannya masyarakat paling setengah mati. Tapi hal itu adalah penghargaan yang diberikan oleh pusat kepada daerah ini,’ kata gubernur pada acara refleksi 23 tahun Provinsi Maluku Utara, Senin (17/10/2022)
Memang benar bahwa Provinsi Maluku Utara amat sangat beragam keindahan alam yang dimilikinya, dan melimpah rua SDAnya. Namun tidak menjadi sebuah realita yang membahagiakan bagi penduduk Maluku Utara. Sebab apa yang di ungkapkan oleh BPS tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Sebagaimana yang dituturkan oleh Gubernur Maluku Utara. Sangat berbeda jauh dan tentunya ini merupakan sebuah fakta yang mengandung unsur kebohongan.
Ini semua tidak terlepas dari standar kebahagiaan yang dimiliki oleh kapitalisme itu sendiri. Yang dilihat hanya berdasarkan kacamata kepentingan dan keuntungan, selain itu hanya omong kosong belakang. Paham kapitalisme mengstandarkan kebahagiaan hanya pada suatu aktivitas atau perbuatan yang mendatangkan nilai sesuai dengan kepentingannya. Sibuk bekerja siang dan malam, makan enak di restoran ternama, mengoleksi barang-barang yang bermerek, punya ribuan likes di instagram, punya jutaan viewers di tiktok, sekedar bertemu dan menghadiri acara sesama teman sosialita, membeli marchandise tokoh idola dan bahkan memamerkan kehidupan yang glamor di channel youtube demi meraut keuntungan yang tidak sedikit dan masih banyak lagi. Ternyata itu semua bisa menjadi standar kebahagiaan masing-masing orang. Dengan menjadikan dunia sebagai tolak ukurnya. Semua itu tidak terlepas dari peran kapitalisme yang terus menerus menanamkan standar kebahagian yang salah, maka akan mendatangkan malapetaka di tengah-tengah masyarakat kita. Dunia semakin di kejar semakin menjauh, padahal kematian telah menanti. Waktu terbuang dengan sia-sia, kecewa, mengeluh, galau depresi hingga berujung bunuh diri. karena apa-apa yang di inginkan tidaklah menjadi kenyataan. Lupa untuk mensyukuri nikmat yang diberi, Standar kebahagian kapitalisme benar-benar membawa pada jurang kehancuran. Beda halnya dengan standar kebahagian dalam Islam
Islam memiliki standar kebahagian tersendiri, yang dapat menghadirkan ketenangan yang hakiki nan abadi. Kebahagian dalam islam sangat mudah di dapatkan, tanpa harus bersusah payah untuk diraih. Sebab hidup ini bukan di jadikan sebagai ajang mati-matian untuk mendapatkan materi, melainkan sebagai tempat menjalankan ketaatan sepenuhnya kepada Sang Illahi. Karena dengan ketaatanlah yang mendatangkan ketenangan ketika kita telah mendapatkan Ridho dari Allah Ta’ala. itulah nilai kebahagian yang paling tinggi.
Sebagaimana yang tercantum di dalam Qur’an Surah Al-Fath ayat ke 4. Allah berfirman yang Artinya : Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
Jangan salah memahami sebuah kebahagian, yang distandarkan hanya pada perkara duniawi. Sebanyak apapun harta yang kita miliki tidak akan bermanfaat dan di bawa mati, kecuali diperuntukan sesuai dengan Syariat. Maka itu akan berarti. Dengan demikian seorang muslim selalu bersyukur berapapun nominalnya yang Allah beri. Bagaimanapun bentuk fisiknya ketika diberi ujian hidup, tetap berusaha menyelesaikan dengan benar sesuai dengan tuntunan syariat. Maka tidak mudah depresi, sebab ada keyakinan yang telah tertanam dengan kokoh. Karen itu sebesar apapun ujian yang datang tidak mudah tumbang begitu saja. Sebagaimana firman Allah yang artinya : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang dikerjakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir". (QS. Al-Baqarah Ayat 286).
Untuk menerapkan standar kebahagian dalam Islam, tentunya kita sangat membutuhkan tempat agar terlaksannya sebuah penerapan ini. Berupa negara Islam yang benar-benar secara totalitas menerapkan aturan dari Sang pemilik alam semesta yakni Allah Ta’ala. Sehingga dengan izin Allah kita dapat memahami dan merasakan standar kebahagian yang datang dari Islam.
Wallahu a’lam bish shawab
Post a Comment