Oleh: Endah Nursari
(Ummahat Peduli Umat)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap ada 241 anak yg terkena gagal ginjal akut di Indonesia. Total pasien meninggal tercatat 133 kasus. Tren peningkatan kasus melonjak sejak Agustus 2022 ini ditemukan di 22 provinsi. Selengkapnya dalam program Investime CNBC Indonesia (Jum'at 21/10/2022).
Kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak usia 6 bulan sampai 18 tahun ini sungguh memprihatinkan. Angka kematian pasien yg dirawat di RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo bahkan mencapai 65%.
Kementerian kesehatan bersama BPOM, ahli epidemiologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Farmakolog, dan Pusat Labolatorium Forensik (Puslatfor) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) telah melakukan pemeriksaan labolatorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap sisa sampel obat yang dikonsumsi pasien, sementara ditemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan gangguan ginjal akut atipikal ini. Saat ini Kementrian kesehatan dan BPOM masih terus menelusuri dan meneliti secara komprehensif termasuk kemungkinan faktor risiko lainnya.
Untuk meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan, Kemenkes juga sudah meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk sementara tidak meresepkan obat-obat dalam bentuk sediaan cair atau pun sirop sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.
Kemenkes juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas/bebas terbatas dalam bentuk cair/sirop kepada masyarakat sampai hasil penelitian dan penelurusan yg dilakukan oleh Kemenkes &BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) ini tuntas.
Kasus yang sama juga terjadi di Gambia. Hingga hari ini, ada 70 anak yang meninggal dunia akibat gagal ginjal akut. Dikutip dari Reuteurs, lonjakan kasus gagal ginjal akut yang menjadi penyebab meninggalnya puluhan anak di Gambia dalam beberapa bulan terakhir kemungkinan terkait dengan sirop paracetamol.
Saat ini Kementrian Kesehatan Gambia telah bekerjasama dengan WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS).
WHO mengatakan bahwa sirop obat batuk dan pilek yang terkontaminasi dan menjadi penyebab cedera ginjal pada anak di Gambia merupakan produksi dari Maiden Pharmaceuticals Ltd, di New Delhi India.
Salah satu pabrik Maiden Pharmaceuticals Ltd di New Delhi India pun sudah ditutup. Beberapa sampel sirop yang dikirim ke Senegal, Ghana, Prancis, dan Swiss untuk dilakukan pengujian juga telah menunjukan tanda-tanda kontaminasi.
Analisis labolatorium mengkonfirmasi jumlah dietilen glikol & etilen glikol yang "tidak dapat diterima" dapat menjadi racun hingga menyebabkan cedera ginjal akut.
Hal tersebut direspon oleh pengamat masalah perempuan, keluarga, dan generasi, dr Arum Harjanti, kondisi ini butuh perhatian serius.
"Adanya kematian dengan sebab yang sama, apalagi dengan case fatality rate yang tinggi butuh perhatian serius," tuturnya kepada MNews, Kamis. (20/10/2022)
Islam mengajarkan bahwa nyawa manusia harus diutamakan. Oleh karena itu, menjaga keselamatan hidup adalah satu perkara pokok yang harus menjadi perhatian negara apalagi negara ibarat Junnah (perisai bagi rakyatnya).
"Terkait dengan nyawa, Rasulullah SAW dalam lm riwayat An-Nasa'i & Tirmidzi bersabda: "Hancurnya dunia tidak lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang Mukmin tanpa hak."
Arum menilai dengan kematian yang tinggi, kasus ini sudah menjadi kejadian luar biasa dan negara harus menetapkan berbagai langkah komprehensif, baik terkait langkah antipasif, pencegahan maupun penatalaksanaan.
"Mitigasi harus dilaksanakan secara komprehensif dan integratif karena terkait dengan menemukan penyebabnya."
Jika telah diketahui penyebabnya maka tentu membutuhkan berbagai langkah lanjutan termasuk pemastian keamanan suatu produk. Penetapan standarisasi produk yang aman untuk kesehatan dan halal menjadi tanggung jawab negara. Keselamatan nyawa harus menjadi perhatian utama dan tidak boleh dikalahkan oleh pertimbangan ekonomi. Edukasi kepada masyarakat juga perlu ditingkatkan agar deteksi dini dapat diterapkan.
Penanganan terhadap penderita penyakit ini pun harus optimal dan maksimal. Biaya layanan kesehatan ini harus ditanggung oleh negara sebagaimana yang diperintahkan dalam Islam karena mewujudkan kesehatan rakyat adalah tanggung jawab negara.
"Demikian pula penyediaan layanan kesehatan yang lengkap dan mudah dijangkau adalah tanggung jawab negara. Keterbatasan berbagai sarana termasuk Hemodialisa yang menjadi satu kebutuhan yg mendesak saat ini menunjukan belum optimalnya penyediaan layanan kesehatan untuk rakyat.
Sangat dibutuhkan peran negara secara nyata dalam hal ini karena negaralah yg memiliki kekuatan dan kewenangan besar termasuk dalam penyediaan anggaran, pembangunan sarana layanan kesehatan, dan penentuan regulasi.
Negara memiliki tanggung jawab yang besar dalam melayani kebutuhan rakyat dalam berbagai hal termasuk dalam kesehatan, mulai dari promotif, prefentif, dan kuratif juga rehabilitatif dengan harga murah bahkan gratis. Hanya saja dalam sistem kapitalisme, ketersediaan layanan kesehatan yang gratis dan mudah dijangkau ibarat harapan kosong . Rakyat harus mewujudkan sendiri derajat kesehatan yang tinggi. Bahkan ungkapan 'orang miskin dilarang sakit' pun seolah menjadi pembenar akan jauhnya layanan kesehatan bagi rakyat miskin. Padahal sehat adalah hak setiap manusia yang harus didapatkan dan menjadi kewajiban negara untuk menyediakannya.
Yang terpenting, kami semua mengajak para penguasa untuk merenungkan do'a Nabiyullah Muhammad SAW kepada Allah dalam HR Muslim: "Barang siapa yg diberi tanggung jawab untuk mengurusi urusan umatku, lalu ia mempersulit mereka maka persulitlah hidupnya. Dan barang siapa yang diberi tanggung jawab untuk mengurusi urusan umatku lalu ia memudahkan urusan mereka, maka mudahkanlah urusan mereka."
Pada akhirnya semoga semakin banyak umat terpahamkan betapa kerusakan terjadi di mana-mana di semua lini kehidupan diantaranya kesehatan akibat dari sistem kapitalisme liberalisme yang hanya mementingkan kebutuhan penguasa dan pengusaha tanpa memperhatikan kebutuhan rakyat miskin. Hanya Islamlah solusi tuntas semua permasalahan umat ini, dimana dalam Islam penguasa adalah Junnah/pelindung/perisai umat yang dibaliknya umat berlindung.
Wallahu A'lam bishawwab.
Post a Comment