Gagal Ginjal Akut: Kekhawatiran Ibu Terus Berulang



Oleh Reka Nurul Purnama
Ibu Pendidik Generasi

 

Di masa pandemi seperti sekarang, seorang ibu selalu dibuat khawatir dengan beberapa temuan penyakit baru yang mengerang anak-anak terkategori berbahaya. Seperti sebelumnya ada kasus hepatitis akut yang menyerang anak yang dinyatakan sebagai kejadian luar biasa oleh WHO.

Lalu sekarang ada kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak juga, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap ada 241 anak yang terkena gagal ginjal akut misterius di Indonesia. total pasien yang meninggal tercatat 133 kasus, tren peningkatan kasus melonjak sejak Agustus 2022. Ini ditemukan di 22 Provinsi. Cnbc Indonesia.com.

Dengan adanya pemberitaan tersebut, maka wajar apabila para ibu di Indonesia merasa khawatir dan takut untuk membawa anaknya keluar rumah. Meski saat ini kekhawatiran itu tidak separah ketika meningkatnya kasus Covid-19 tahun 2021 dulu, tapi jelas hal ini akan membuat para ibu menjadi lebih berhati-hati menjaga dan mengawasi anaknya. Para ibu akan berpikir Bagaimana anaknya tidak batuk, demam, flu dan lain-lain. Karena takut dalam mengkonsumsi obat yang tersedia di instansi kesehatan baik itu rumah sakit, dokter atau bidan. Ternyata obat yang sering dikonsumsi anak-anak ketika sakit batuk demam selama ini itu tidak aman dan menjadi salah satu penyebab dari gagal ginjal akut pada anak yang merenggang banyak nyawa itu.

Selama ini obat yang dianggap sebagai penawar sakit nyatanya adalah penyebab datangnya penyakit. Lalu sebenarnya siapa yang bertanggung jawab menjaga kesehatan anak di negeri ini? Dan siapakah yang berhak menjamin rasa aman untuk seluruh warganya?

Tentu pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang sudah semua orang tahu jawabannya. Bahwa yang paling bertanggung atas keamanan dan keselamatan masyarakat termasuk di dalamnya adalah anak-anak adalah pemerintah melalui badan-badan yang dibangun negara dan bertugas mengawasi keamanan obat yang dikonsumsi masyarakat.

Meskipun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mengizinkan tenaga kesehatan meresepkan 156 obat sirup, yang sebelumnya dilarang karena diduga mengandung zat berbahaya pemicu gangguan ginjal akut pada anak-anak.

Memang kita perlu mengapresiasi kinerja dari Kemenkes dan juga BPOM atas pengumuman yang setidaknya membuat lega hati para ibu dan masyarakat. Namun, dengan adanya kasus gagal ginjal akut ini sebenarnya tingkat kepercayaan atas keamanan obat-obatan yang beredar agak menurun, pasalnya mengapa setelah banyak anak yang menjadi korban, pemerintah baru bertindak cepat. Apakah selanjutnya tidak akan terjadi kasus yang sama, apakah setelah kasus ini, obat yang tersedia untuk anak sudah pasti keamanannya? Tentu tidak ada yang bisa menjamin itu semua melihat bagaimana kasus berulang, setelah ada kasus baru bertindak cepat menyelesaikan, bukan mencegah sedari awal.

Padahal apabila kita bercermin kepada bagaimana tugas pemerintah atau seorang pemimpin terhadap rakyatnya, salah satunya adalah menjamin keamanan setiap rakyatnya. Sudah banyak nyawa melayang karena kelalaian dari berbagai tindakan lembaga pemerintahan, misalnya banyaknya korban saat pandemi karena ada kelambanan pemerintah dalam memutuskan untuk lockdown, lalu kasus terbaru adalah kasus sepak bola Kanjuruhan karena kearoganan aparat juga kelalaian panitia, ditambah saat ini kasus gagal ginjal akut, belum lagi keamanan yang selalu mengintai ditengah maraknya kasus pembunuhan, penganiayan, penusukan dan lain lain yang mengancam nyawa. Maka tugas pemimpin seharusnya sebagai raa'in yakni pelayan masyarakat, yang tidak menjadikan masyarakat sebagai beban tapi sebagai tanggung jawab yang harus dipenuhi hak-haknya. Dan pemimpin juga sebagai junnah yakni penjaga, yakni yang mampu menjaga rakyatnya dari berbagai hal yang membahayakan apalagi mengancam nyawa, bukan justru atas kebijakannya banyak mengancam jiwa rakyatnya. Maka dari itu, seyogyanya sebagai negeri kuslim terbesar di dunia belajar kembali bagaimana menjadi seorang pemimpin yang sesuai tuntutan Sang Khaliq, bagaimana menjadi negeri yang di ridhoi Sang Pencipta bukan berjalan sesuai persepsi manusia yang berbeda-beda. Harapannya agar menciptakan rasa aman untuk masyarakat umumnya terkhusus untuk para ibu yang membesarkan generasi selanjutnya.

Wallahu a’lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post