(Novelis dan Member Corak Karya)
Nasib saudara di Palestina tidak pernah jauh dari kata penderitaan dan kesengsaraan. Puluhan tahun mereka didera ancaman keselamatan, kesulitan, bahkan pengusiran yang dilakukan oleh Israel tanpa henti. Bahkan yang berada di luar Palestina pun masih diburu. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan warga di sana. Seperti yang terjadi baru ini.
Badan intelijen Israel, Mossad, beraksi di Malaysia. Mereka dilaporkan merekrut penduduk Malaysia untuk menculik warga Palestina di Negeri Jiran.
Sejumlah sumber mengatakan kepada New Straits Times bahwa dalam aksi ini, Mossad merekrut beberapa warga Malaysia untuk menculik dua pria Palestina diduga anggota Hamas.
Para warga Malaysia itu menjalankan aksinya pada 28 September lalu. Pukul 22.00, mereka mengadang kedua warga Palestina itu di Jalan Yap Kwan Seng.
The Times of Israel melaporkan bahwa ketika diselamatkan, tubuh warga Palestina itu sudah babak belur akibat penyiksaan selama proses interogasi.
"Jika polisi Malaysia tak bertindak cepat, korban mungkin sudah hilang," ucap sumber itu kepada New Straits Times. Dilansir oleh CNN, Rabu/19/Oktober 2022.
Tidak mendapatkan ketenangan dan jauh dari kata kenyamanan. Sebaliknya, mereka selalu merasakan kecemasan akan nyawa dan kehidupan yang mereka jalani. Persoalan Palestina bukan hanya soal kemanusiaan. Mereka hidup dalam jajahan Israel yang ingin mencaplok tanah Palestina. Tanah wakaf kaum muslimin.
Tidakkah hal itu mengusik nurani kita?
Derita saudara di Palestine adalah derita kita juga. Sebab muslim diibaratkan satu tubuh.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586).
Sebelumnya, muslim Palestina sudah lebih dulu merasakan serangan brutal yang dilakukan oleh Israel. Hingga hari ini penderitaan mereka belum kunjung usai.
kecaman saja tidak bisa menyelesaikan konflik yang menimpa umat muslim Palestina. Maka dari itu, dibutuhkan kekuatan militer yang bisa membebaskan kaum muslim dari berbagai serangan dan tindakan represif serta pemimpin yang mampu bertindak.
Kekuatan besar yang dibutuhkan itu adalah kekuatan pemimpin seperti hadits Rasulullah SAW. Dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW telah bersabda, “Sesungguhnya seorang imam itu laksana perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah dan adil, maka dengannya dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa atau azab karenanya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pemimpin seperti dalam hadits ini akan menjaga tanah wakaf Palestina dengan segenap hati. Dia akan mudah mengerahkan pasukan yang dimilikinya dan menyerukan jihad untuk melindungi dan membebaskan Al-Quds dari tangan kotor penjajah Yahudi. Inilah yang pernah dilakukan oleh Panglima Salahuddin Al Ayyubi yang berhasil membebaskan Palestina dari tentara salib. Begitu pula Sultan Hamid II yang menjaga Palestina dengan jaminan nyawanya.
Karena itu, negeri Islam manapun yang dijajah, penduduknya diusir, dizalimi, dibunuh maka wajib hukumnya mengusir penjajah dengan memerangi mereka. Kewajiban ini berlaku bagi umat Islam dimana pun berada, selama penjajah masih bercokol di negeri Islam dan belum diusir. Allah SWT berfirman (yang artinya): Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, (tetapi) janganlah kalian melampaui batas karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (TQS al-Baqarah [2]: 190).
Wallahu a'lam bishshawab
Post a Comment