"Kita tidak selalu bisa membangun masa depan untuk generasi muda, tetapi kita dapat membangun generasi muda untuk masa depan". (Franklin D Roosevelt)
Kalimat diatas memberikan gambaran bahwa ada harapan luar biasa yang dapat membangun kekuatan dan peranan pemuda untuk mengguncang dan memajukan dunia dimasa depan. Betapa peran pemuda sangat vital bagi perkembangan dan arus perjuangan sebuah bangsa. Namun, masihkah pemuda memaknai metode perjuangan yang sama?
Sayangnya semangat itu makin pudar. Pemuda semakin mudah dimanipulasi, disebabkan paham fundamentalisme berkedok nasionalisme yang semakin marak beredar. Dan mereka akan teralihkan dengan kesenangan sesaat gaya hidup individual, hedonisme, gila popularitas demi sebuah eksistensi. Sosok-sosok pemuda "terkenal" dengan guyonan sampah, konten merusak ditampilkan untuk menarik pemuda berbondong–bondong mengikutinya dan perilaku unfaedah seperti konser Festival Musik "Berdendang Bergoyang" yang baru saja terjadi beberapa hari yang lalu.
Polisi akhirnya menghentikan Festival Musik "Berdendang Bergoyang" yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta. Acara tersebut dihentikan pada hari kedua penyelenggaraan, yakni Sabtu (29/10/2022) malam.
Festival Musik "Berdendang Bergoyang" sedianya telah dimulai sejak Jumat (28/10/2022) dan rencananya berlangsung selama tiga hari hingga Minggu.
Namun polisi memutuskan menghentikan Festival Musik "Berdendang Bergoyang" lantaran kelebihan kapasitas.
"Kegiatan Berdendang Bergoyang terpaksa kami hentikan karena over kapasitas dan membahayakan penonton," kata Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat Komisaris Besar Komarudin dalam keterangannya, Sabtu (29/10/2022) malam. (Sumber: Kompas.com, 30 Oktober 2022)
Aparat pemerintah baru mempemasalahkan dan menghentikan acara ketika sudah nampak nyata adanya kekacauan. Seharusnya aparat sudah bisa melakukan mitigasi acara, apalagi diketahui adanya penjualan tiket over kapasitas. Tambah lagi acara disertai dengan kemaksiatan (adanya minuman keras). Hal itu ditambah dengan panitia hanya menyiapkan satu tenda kesehatan. Padahal banyak yang meminta pertolongan pertama karena banyak yang pingsan.
Nampak jelas bahwa lemahnya peran penguasa terhadap acara atau event seperti ini sehingga banyak sekali terjadi kerusuhan dan memunculkan korban nyawa. Dan menunjukkan pemerintah benar-benar tidak memiliki perhatian terhadap pembangunan manusia khusunya generasi muda.
Lihat saja izin untuk acara yang tak membawa manfaat terhadap pembentukan karakter generasi sebagai pilar peradaban cemerlang, selalu mendapatkan perhatian. Apalagi bila dibandingkan dengan pelarangan acara hijrah fest surabaya beberapa waktu yang lalu. Event bermanfaat yang bisa menjadikan pemuda mengenal jati dirinya sebagai seorang muslim yang taat justru dilarang. Hal ini menunjukkan anomali sistem kapitalisme.
Bila kita bandingkan dua acara besar tersebut, tentu saja masyarakat akhirnya menyimpulkan bahwa acara yang berbau agama (Islam) selalu saja terkesan dipersulit dengan berbagai alasan. Sedangkan acara lain sangat dipermudah mulai dari perizinan bahkan tiket bisa over kapasitas bahkan mendapat dukungan dari orang nomor satu di Indonesia.
Sungguh amat menyedihkan, di negeri mayoritas Muslim, kegiatan yang mencerdaskan dan juga mendekatkan umat dengan agama justru sering dihalang-halangi. Padahal kerusakan moral dan lain sebagainya yang terjadi saat ini salah satu faktornya adalah semakin jauhnya umat Islam dari agamanya sendiri.
Mereka hanya diarahkan menjadi sekrup mesin pemutar roda industri kapitalis, sekaligus menjadi objek pasar bagi produk yang dihasilkan. Fesyen, barang-barang konsumsi, produk hiburan dan permainan, semua dipropagandakan sebagai alat meraih kebahagiaan dan prestasi. Hal ini sejalan dengan pengarusan produk pemikiran yang mengubah mindset kaum pemuda kian cinta dunia. Hingga pada saat yang sama hilanglah kecintaan akan agama dan perjuangan membangkitkan umatnya.
Berbeda jauh dengan Penguasa dalam Islam jelas memiliki perhatian besar terhadap pembentukan generasi, dan senantiasa memberikan lingkungan yang kondusif demi terbentuknya generasi berkualitas yang taat pada Allah. Sudah saatnya kita berpikir mendalam dan cemerlang tentang kehidupan ini. Penciptaan manusia ke dunia tentu bukan untuk memperturutkan hawa nafsu ataupun berdendang goyang. Melainkan untuk mengabdi kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala secara totalitas.
Wallahu a'lam bishshawab
Post a Comment