Terpenuhinya kebutuhan adalah impian banyak keluarga. Harga bahan pokok yang terjangkau, fasilitas umum yang murah dan gaji yang layak hanya sebatas mimpi.
Pada penghujung minggu pertama Oktober 2022 mayoritas harga pangan terpantau naik, seperti minyak goreng, cabai, telur, daging ayam, dan bawang merah.
Berdasarkan penelusuran Bisnis pada Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan hari Sabtu (8/10/2022), harga minyak goreng kemasan sederhana dan premium naik masing-masing Rp100 dari hari sebelumnya menjadi RpRp16.200/liter dan Rp21.300 per liter.
Komoditas selanjutnya yang mengalami kenaikan yaitu daging ayam dan telur yang kompak naik Rp100 dari Rp34.300 menjadi Rp34.400/kg dan telur dari Rp28.100 menjadi Rp28.200/kg. Dikutip melalui Bisnis.com
Selain harga kebutuhan pokok kenaikan juga terjadi pada tarif tol. Dilansir dari Liputan6.com Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Danang Parikesit, mengabarkan bakal memproses persetujuan tarif tol baru untuk beberapa ruas pada Jumat, 7 Oktober 2022.
BPJT disebutnya telah memproses sejumlah usulan penyesuaian tarif dari Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Namun, ia belum menyebut secara rinci mana saja ruas yang terkena kenaikan tarif tol, atau mungkin tidak ada perubahan sama sekali.
Naiknya harga berbagai komoditas kebutuhan pokok tentu menambah beban hidup masyarakat. Sebab gaji tak sebanding dengan kebutuhan hidup yang meningkat. Hidup rakyat makin susah ketika terus menghadapi berbagai kenaikan harga, mulai BBM, sembako juga rencana naiknya tarif tol . Kenaikan tarif tol pada bulan ini sungguh sangat tidak masuk akal apalagi Pada musim hujan tol sering tidak berfungsi karena adanya banjir
Berdasarkan pengalaman selama ini, rakyat pesimis akan adanya ‘bantuan’ negara agar dapat hidup layak.
Karena itu buruh akan kembali menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di 34 provinsi secara serempak pada Rabu (12/10). Khusus provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, aksi akan dipusatkan di Istana dengan melibatkan 50 ribu orang buruh. Sementara di 31 provinsi lainnya, aksi akan dilakukan di kantor gubernur masing-masing provinsi.
Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengungkapkan, aksi demonstrasi tersebut dilakukan untuk menolak kenaikan harga bagan bakar minyak (BBM) hingga meminta kenaikan upah sebesar 13 persen.
“Dalam aksi ini, setidaknya ada 6 tuntutan yang akan diusung. Tolak kenaikan harga BBM, tolak omnibus law (UU Cipta kerja), naikkan UMK/UMSK tahun 2023 sebesar 13 persen, tolak ancaman PHK di tengah resesi global, reforma agrarian, dan sahkan RUU PRT,” ujar Said Iqbal dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Minggu (9/10).
Realitanya meski Demo sering dilakukan namun tak mampu mengubah kebijakan negara, apalagi ketika negara justru mengikuti nasehat IMF yang mengharuskan penghapusan subsidi.
Kebijakan negara ternyata juga tidak pernah berpihak kepada rakyat . negara tidak membuat langkah nyata untuk memudahkan rakyat mendapatkan kebutuhan pokoknya, dan cenderung memberi karpet merah kepada para pengusaha / oligarki Nyatalah penderitaaan rakyat di bawah penerapan sistem kapitalisme.
Kesejahteraan buruh seharusnya menjadi tanggung jawab negara sebagai pimpinan bagi rakyatnya. Kebijakan yang diambil harus menguntungkan rakyat bukan malah sebaliknya.
Dalam Islam, negara adalah pelayannya umat untuk mengurusi kepentingan serta memenuhi hajat hidup rakyat. Karenanya kebutuhan dasar wajib dipenuhi negara. Sudah saatnya kita kembali pada sistem Islam, sistem yang menjamin kesejahteraan dan keadilan. Wallahu a'lam bisshawab
Post a Comment