Oleh Riris Dwi
(Pegiat Literasi)
Dilihat dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) pada Minggu (9/10/2022) pukul 10.30 WIB, harga bawang merah naik 0,43 persen dibanding kemarin jadi Rp35.300 per kilogram (kg), bawang putih naik 0,18 persen jadi Rp28.400 per kg, dan daging ayam ras naik 0,29 persen jadi Rp34.050 per kg (Bisnis.com, 9/10/2022)
Harga pangan di negeri ini kian hari semakin mengalami peningkatan. Belum lama BBM yang telah mengalami kenaikan, disusul kini oleh bahan pangan dan rencananya tarif tol juga akan mengalami kenaikan. Banyak yang terdampak akibat kenaikan ini. Mulai dari aktor utama perdapuran yaitu ibu-ibu rumah tangga pedagang di pasar, dan juga para penjual makanan pun merasakan dampaknya.
Untuk masyarakat hari ini, naiknya harga dan juga BBM tentu akan menambah beban untuk kehidupan mereka apalagi bahan pangan merupakan kebutuhan yang sifatnya urgent untuk dipenuhi bagi keberlangsungan keluarga
Para pelaku usaha makanan dan pedagang di pasar juga mengalami kerugian karena adanya kenaikan harga berdampak pada berkurangnya jumlah pembeli. Kesulitan hari ini tak juga bisa untuk mendorong pemerintah untuk mengambil langkah dan solusi yang tepat untuk rakyat yang kesulitan.
Persoalan ini jika dilihat secara mendalam, tidak hanya terjadi pada tataran regulasi secara teknis. Namun persoalan ini muncul karena semua berpusat pada sistem yang dianut oleh negeri ini. Yaitu dengan penerapan sistem kapitalisme yang membuat persoalan ekonomi kian muncul secara masif.
Dengan penerapan kapitalisme ini sesungguhnya menjadi penyebab utama berlepas tangannya sebuah negara atau pemerintah dari tugas utamanya yaitu tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat, khususnya sektor pangan.
Peran pemerintah bukan hanya sekadar regulator antara pemilik modal dan juga rakyat. Akibatnya pemerintah lepas dari tanggung jawabnya, dan hanya menjadi sebuah fasilitator. Dampaknya pengadaan kebutuhan pangan diambil alih oleh korporasi yang justru menjadikan proyek untuk mengejar keuntungan pribadi dengan cara berfikir profit oriented.
Konsep kapitalisme ini sangat berbeda dari ajaran Islam dalam pengaturan tata kelola negara. Islam bukanlah agama ritual yang hanya mengurusi perkara ibadah saja. melainkan Islam adalah sebuah sistem yang memiliki paradigma Islam untuk mengatur seluruh tatanan pemerintah ekonomi dan juga seluruh aspek dalam kehidupan menggunakan syariat Islam.
Secara prinsipnya sendiri kunci dari kestabilan harga dan keterjangkauan rakyat itu terletak pada perjalanannya fungsi negara yang sebagai pelayan masyarakat. Sehingga peran negara berfungsi sebagai (raain) atau penanggung jawab dan (junnah) sebagai pelindung rakyat.
Dalam Islam sendiri, pemerintah memiliki tanggung jawab yang besar untuk bisa menjamin ketersediaan kebutuhan dasar rakyat termasuk bahan pangan pemerintah akan mendetaili setiap problem atau penghambat yang terjadi di tengah rakyat. Sehingga akan bisa terjamin kebutuhan rakyat itu dengan merata.
Negara yang menerapkan sistem Islam (khilafah) tidak akan membiarkan korporasi bisa menguasai sebuah rantai penyediaan pangan untuk mencari keuntungan sepihak.
Karena fungsi negara sendiri diemban oleh struktur negara hingga unit pelaksanaan teknis secara rinci dan detail. Oleh karena itu, adanya badan pangan seperti Bulog hari ini harus menjalankan fungsi dan pelayanannya kepada rakyat bukan menjadi bisnis semata.
Maka sudah selayaknya, kondisi hari ini membuat masyarakat membuka mata untuk segera mencampakkan sistem kapitalisme dan beralih kepada sistem yang berasal dari Allah yang telah terbukti mampu membawa kesejahteraan bagi seluruh umat manusia.
Wallahu a'lam bishawab
Post a Comment