Oleh: Ummu Almahira
Stadion Kanjuruhan Malang dalam duka dan air mata. Ratusan nyawa meregang nyawa dalam perhelatan sepak bola Arema Vs Persebaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022.. Saksi mata mengatakan para polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton. Korban terus berjatuhan akibat tembakan gas air mata yang membuat banyak orang terinjak-injak dan para suporter mengalami sesak nafas.
Tragedi ini terjadi akibat kelalaian polisi dalam hal penggunaan gas air mata dan ini melengkapi wajah bopeng kepolisian RI. Belum kelar soal Sambo, judi online, dugaan penimbunan BBM, soal narkoba, dan lain-lain, kini kepolisian lalai dalam pengamanan sepak bola Arema Malang vs Persebaya hingga ratusan nyawa melayang.
Lantas siapa saja yang terlibat dalam tragedi Kanjuruhan? Pertama, panitia termasuk PSSI. Kedua, keamanan (polisi). Ketiga, penyulut kerusuhan.
Adapun terkait regulasi FIFA soal pengamanan dan keamanan stadion alias FIFA Stadium Safety and Security Regulations, pasal 19 b tertuang poin dengan jelas yang mengatur larangan penggunaan gas air mata. Namun kenapa Polda Jatim berdalih sesuai prosedur?
Jika membawa gas air mata ke dalam stadion saja tidak boleh, lalu apakah kita masih mau memperdebatkan soal penggunaanya, apalagi menyatakan telah sesuai prosedur. Prosedur yang mana?
Kecerobohan negara berkontribusi dalam tragedi yang memakan ratusan korban jiwa ini. Jelas harus ada pihak yang bertanggung jawab dan menjadi tersangka. Pertanyaannya, akankah negara benar-benar mengusut tuntas peristiwa ini hingga ke pucuk pimpinan? Publik pun sangsi. Pihak yang paling mudah dipersalahkan ya suporter.
Adakah pula dari pejabat terkait yang berani mundur dari jabatannya karena kelalaian memberikan rasa aman dan nyaman dalam pelaksanaan pertandingan? Paling mentok yang mereka lakukan adalah meminta maaf atas kelalaian tersebut.
Dalam pelaksanaan setiap kegiatan olahraga, peran negara sangat penting untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi penikmatnya. Fungsi aparat keamanan ialah mengayomi dan memberi perlindungan kepada rakyat, bukan memberi rasa takut dan bertindak kasar lagi keras.
Post a Comment