RESESI EKONOMI GLOBAL MENGANCAM, INDONESIA MAU APA?

Penulis; Miratul Hasanah 
(Pemerhati masalah kebijakan publik)

Ancaman resesi ekonomi tahun 2023 bukanlah isapan jempol belaka.Ini merupakan perkara serius yang seharusnya juga disikapi dengan kebijakan yang tidak main-main.Oleh karena hal tersebut menyangkut hajat hidup masyarakat dalam sebuah negara.Bahkan ancaman resesi ekonomi tersebut sudah didepan mata.TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan bahwa perekonomian dunia pada 2023 mendatang akan mengalami kegelapan atau resesi ekonomi global.Dia menyatakan tahun 2023 diprediksi akan menjadi tahun gelap akibat krisis ekonomi, pangan, hingga energi akibat pandemi Covid-19 dan perang antara Rusia-Ukraina.Lantas pertanyaanya, apa yang sudah disiapkan oleh Indonesia dalam menghadapi ancaman tersebut, dan apakah solusi yang ditargetkan menjadi obat penawar sebagai pencegahannya?

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menyebutkan ada tiga strategi yang akan dilakukan pemerintah dalam menghadapi ancaman resesi 2023. Pertama.strateginya adalah memperdayakan ekonomi domestik yang sangat besar.Kedua.Membuat strategi berkaitan dengan pengendalian inflasi, khususnya inflasi pangan.Terakhir, strategi yang meliputi perbaikan iklim investasi dengan penerapan onile single submission  Online single submission secara penuh di seluruh Indonesia.Dari adanya solusi tersebut diharapkan Indonesia mampu menghadapi ancaman resesi yang terjadi di dalam negeri.Tapi apakah solusi diatas mampu menjadi obat ampuh untuk mencegah resesi ekonomi global masuk ke Indonesia?

Yang patut digarisbawahi bahwasanya resesi ekonomi ini cakupannya lebih luas dan diprediksi lebih parah dari krisis ekonomi 1998.Penerapan sistem ekonomi neoliberal telah ikut andil membawa dampak negatif  terhadap keberlangsungan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.Negri ini terus dikendalikan oleh para penguasa oligarki yang menjadi alat para pemilik kapital demi tercapainya tujuan mereka yakni mengeruk sebesar-besarnya sumber daya alam serta memanfaatkan sumber daya manusianya demi memenuhi keserakahan penjajah, dan caranya adalah dengan memberikan bantuan utang luar negeri berbasis pada ekonomi ribawi serta lahirnya UU omnibus law yang lebih banyak keberpihakan kepada asing dan aseng..Dari situlah awal kehancuran perekonomian negara Oleh sebab itu,sebenarnya solusi yang diberikan hendaknya juga berkaitan dengan kebijakan politik luar negeri, yaitu menghilangkan seluruh intervensi asing dari setiap campur tangan mulai dari urusan politik, sosial, ekonomi, termasuk menghentikan utang luar negeri yang berbasis riba dan memaksimalkan potensi sumber daya manusia dalam negeri. Harapannya Indonesia menjadi negara yang berdaulat penuh serta bisa mengelola seluruh kekayaan alamnya yang melimpah dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan domestik rakyat dalam negeri.

Penataan perekonomian salah kaprah penyebab resesi 

Fakta bahwasanya kondisi perekonomian Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja bisa dilihat dari indikatornya,yaitu terjadinya inflasi ekonomi yang cenderung menuju kepada stagflasi ekonomi yang berimplikasi daya beli masyarakat semakin menurun.Hal ini dapat disebabkan oleh dicabutnya berbagai subsidi dan serta  kenaikan pajak yang sangat tajam.Begitu juga keserakahan, individualis, hedonisme, spekulasi, gharar dan curang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari watak pejabat hari ini. Dari sisi ini, spekulasi (judi dan gharar) dan hedonisme telah menjadi akar penyebab utama krisis keuangan.Dan kalau kita telisik lebih dalam,selain kondisi perang,terjadinya resesi  ekonomi global juga berangkat dari kesalahan tata kelola ekonomi yang cenderung bersandar pada aspek asas manfaat penerapan sistem ekonomi pasar bebas telah menjerumuskan negri -negri berkembang mengalami stagflasi ekonomi akibat tidak bisa mengejar ekonomi negara -negara maju.Begitu juga adanya global warming telah menimbulkan perubahan iklim ekstrim dan berdampak pada laju sistem pertanian yang terhambat.Pada akhirnya krisis pangan juga tidak bisa terelakkan.

Bagaimana sistem Islam mencegah resesi

Islam sebagai agama yang komprehensif, tentulah memiliki seperangkat yang juga mengatur permasalahan ekonomi dan cara penyelesaiannya.Diantaranya adalah: Pertama.Negara akan menerapkan sistem subsidi silang, yakni ketika ada sebuah wilayah yang mengalami krisis pangan yang bisa jadi disebabkan oleh bencana atau gagal panen maupun akibat perang, maka negara akan meminta wilayah yang surplus neraca perekonomianya untuk memberikan bantuan kepada wilayah yang defisit.Dan hal ini pernah dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab ketika  musim paceklik melanda kota Madinah.Beliau meminta gubernurnya yang ada di wilayah Mesir untuk mengirimkan bahan makanan yang pada saat itu Mesir dalam kondisi surplus perekonomiannya.Khalifah Umar bin Khattab langsung menulis surat untuk gubernurnya di Mesir Amr Ibn al-‘Ash. Dia mendesak sang gubernur untuk segera mengirimkan bahan makanan supaya warga yang kelaparan di Hijaz bisa dibantu. Aku sudah mengirimu unta. Yang pertama bersamamu di Madinah, yang terakhir meninggalkanku di Mesir,” tulis Amr.Sejarawan Mesir abad kesembilan Ibnu Abd al-Hakam mengatakan, di sela-sela itu, kumpulan hewan yang tak terputus membawa hadiah dari Nil ke Hijaz.Kedua.Tata kelola pemerintahan sesuai syariah. Politik Ekonomi  Islam bertujuan  untuk memberikan jaminan pemenuhan pokok setiap warga negara (Muslim dan non-Muslim) sekaligus mendorong mereka agar dapat memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier.Ketiga.Mengubah dominasi dolar dengan sistem moneter berbasis dinar dan dirham.Sebab, sudah terbukti bahwasanya kebijakan moneter yang disandarkan kepada uang emas dan perak lebih stabil dan tahan terhadap krisis.Keempat.Mengganti perputaran kekayaan di sektor non-riil atau sektor moneter yang menjadikan uang sebagai komoditas menjadi ke arah sektor riil.
Demikianlah, hanya dengan kembali kepada syari'ah Islam dengan seperangkat sistemnya akan mampu mencegah terjadinya resesi ekonomi, dan bahkan mampu membawa kepada kesejahteraan yang merata.

WaAllahu'alam bi Ash-showwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post