PARADOKS AKTIFITAS DPR DI TENGAH JERITAN RAKYAT MENOLAK BBM NAIK

Oleh: Junari, S.I.Kom

Di balik jeritan ekonomi salah satu faktornya ialah naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) dan ikut serta naiknya kebutuhan pokok lainnya, hal yang senada yang disuarakan oleh rakyat hingga menuai demonstrasi.

Aksi unjuk rasa di depan kantor DPR RI menuai kontroversi di saat berlangsungnya demonstrasi, ternyata di dalam gedung DPR RI sedang berlangsung rapat paripurna, pada saat rapat berlangsung di jeda waktu, rupanya ketua DPR RI bertambah usia dan di rayakan oleh rekan-rekan kerjanya pada saat rapat.

Salah satunya massa yang berunjuk rasa di depan Gedung Parlemen, sementara para anggota dewan justru terekam merayakan hari ulang tahun Ketua DPR RI Puan Maharani di tengah Rapat Paripurna.(Suara.com, 08/09/2022).

Lucius Karus, yang bahkan terang-terangan mengecam DPR karena dianggap sibuk berpesta ketika massa menolak kenaikan harga BBM. (Suara.com, 08/09/2022).

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yaitu dewan yang berpihak pada rakyat serta siap sedia memfasilitasi aspirasi rakyat, serta menampung semua harapan dan cita cita rakyat, sebagai agen perwakilan rakyat. DPR berperan banyak atas kebutuhan dan merealisasikan segala harapan rakyat.

Namun dalam rapat paripurna pun di selipkan dengan perayaan ulang tahun pribadi ketua DPR RI. Hal ini dianggap sebagai tidak serius dalam melaksanakan rapat, yang bahkan aksi unjuk rasa di depan gedung dicampakan dengan adanya rapat paripurna dan perayaan pesta.

Pengharapan rakyat atas penanganan DPR terhadap naiknya BBM sangat di butuhkan. Namun kenyataannya kesenangan pribadi di atas penderitaan rakyat dengan naiknya BBM yang mencekik pertumbuhan ekonomi, dan menekan kebutuhan pokok dari segala arah. Bahkan di acara rapat paripurna pun tidaklah serius melaksanakannya karena di selipkan perayaan pesta pribadi ketua DPR RI, hal ini sangat di sayangkan.

Telah nyata sistem kapitalis sekuler mencengkeram negeri, ini persoalan besar di tengah rakyat, kebijakan lahir dari kapitalis sekuler tidak pernah berpihak pada rakyat malah membebani rakyatnya. Tentu berpengaruh besar pada kebutuhan jutaan jiwa negeri ini.

Naiknya BBM membawa dampak besar memaksa negara tidak berperan mengurusi rakyatnya. Bahkan berbagai urusan diserahkan pada swasta atau asing ialah di balik kapitalis sekuler, ini akan berpengaruh hidup rakyat makin berat seberat beban yang di hadapi.

Ketiadaan sadar dalam mengemban amanah akan melalaikan urusan yang wajib harus di utamakan. Kewajiban ini di barengi dengan keimanan dan ketaatan yang totalitas dalam menjalankan amanah. Maka seorang pemimpin bukan saja mengurusi pribadi nya melainkan mengurus jutaan jiwa yang di pimpinnya agar adil dan sejahtera.

Ketaatan yang totalitas melahirkan kehidupan manusia dalam pengabdian hanya kepada pencipta alam semesta, dengan tujuan memurnikan ketaatan mengharap rida Ilahi.

"Telah aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegang pada keduanya. Itulah kitab Allah SWT dan Sunnah Rasul-nya". ( HR. Malik, al- Hakim dan al- Baihaqi).

Maka wajib hukumnya mengikuti segala perintah yang telah jelas dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Saw. Umat butuh perisai yang menerapkan syari'at yang dengannya kebutuhan di penuhi, BBM salah satunya kebutuhan pokok yang harus di tanggung oleh negara atas dasar jaminan untuk rakyatnya.

"Hai orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kalian mengikuti langkah langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagi kalian. (TQS. Al-Baqarah [2]: 208).

Dengan kembalinya pada Islam yaitu agama yang sempurna yang datang dari pencipta alam semesta Rabb. Mengatur secara sempurna tata kelola pertumbuhan SDA untuk kesejahteraan rakyat dengan mengambil seluruh peraturan atau kebijakan dari Sang Rabb.

Islam bukan saja agama melainkan Islam sempurna dengan ideologi Al-Qur'an, maka ketika umat sudah menerapkan ideologi Islam akan tercipta ketaatan yang totalitas, mengemban amanah dengan tujuan meraih keridaan Ilahi, mengemban amanah semata mata ingin dekat dengan Rabb semesta alam.

Maka wajar ketika umat menerapkan syariat yang diraih ialah pahala dan apabila menjabat sebagai pemimpin maka akan menjadi pemimpin yang adil.

Walhasil Islam sempurna dengan syariat ideologi yang bersumber dari Al-Qur'an pemimpin akan amanah apabila menjadikan hukum Allah sebagai campuran ketakutan. Hingga tiada kelalaian dalam mengemban amanah. Pemimpin dalam Islam menjalankan amanah dengan sungguh-sungguh dan syariat sebagai sumber hukum.

Tiada ideologi yang mampu menciptakan pemimpin yang amanah kecuali ideologi Islam yang lahir dari keimanan.

Wallahu'alam Bishawwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post