Ironi Inflasi, Menambah Kesengsaraan Rakyat


Oleh : Fina Fauziah
 ( Aktivis Muslimah & pegiat Literasi )

KLIKJABAR.ID - Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung, Dicky Anugrah menyatakan faktor pemicu rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) salah satunya disebabkan oleh pengaruh geopolitik atau perang antara negara Ukraina dan Rusia. Hal tersebut diungkapkannya saat menjadi narasumber pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) terkait sosialisasi pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) ke bantalan sosial di wilayah Kabupaten Bandung di Hotel Grand Sunshine Soreang, Jumat (02/09/2022).Menurutnya, inflasi ini bisa terjadi karena krisis pangan dan krisis energi. "Krisis pangan, di antaranya negara menjaga seluruh bantuan, di antaranya seluruh kebutuhan bahan pokok tidak keluar atau tidak diekspor keluar, melainkan diolah oleh masing-masing negaranya. Kita pun sama, Indonesia sudah menerapkan kebijakan ekspor dibatasi dan bahan baku diolah di Indonesia untuk menjadi potensi pangan," tutur Dicky.Terkait dengan inflasi yang terjadi di Kabupaten Bandung di sektor pangan, lanjut Dicky, Bupati Bandung HM Dadang Supriatna sudah memanggil seluruh jajaran TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) untuk mengantisipasi terjadi peningkatan inflasi di Kabupaten Bandung

Inflasi merupakan suatu peristiwa moneter yang mengakibatkan terjadinya penurunan nilai mata uang terhadap suatu barang tertentu. Peristiwa ini menyebabkan gangguan terhadap fungsi uang, distorsi harga, merusak output, meruntuhkan efisiensi dan investasi produktif, serta menimbulkan ketidakadilan sosial. Jika didefinisikan inflasi adalah suatu keadaan dimana harga suatu barang tertentu mengalami kenaikan yang terus menerus dan berlangsung lama.Indonesia mengalami inflasi tertinggi pada tahun 1998 dengan angka 77,6%. Inflasi tersebut salah satunya disebakan oleh penyusutan nilai tukar rupiah, krisis ekonomi dan ekspektasi terhadap inflasi yang tinggi. Harga komoditi ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor iklim, politik luar negeri akan tetapi juga permainan pasar yang dikuasai oleh oligarki. Tak ada harga satupun di pasar yang langsung ditentukan oleh produsen dan pengecer, akan tetapi kebanyakan pada pedagang besar dulu yang mereka memiliki kekuasan untuk menimbunnya dulu sehingga mereka keluarkan ketika pasar sangat membutuhkan. Ketika pasar banyak yang membutuhkan, dan barang tidak ada maka permintaan pun akan naik otomatis penawaran juga banyak. Dari sinilah kemudian harga secara otomatis akan naik.Begitulah skematika perdagangan di era kapitalisme ini. Sebenarnya kelangkaan yang terjadi bukan karena barang tidak ada, akan tetapi barang sengaja disembunyikan atau ditimbun. Sehingga kelangkaan tidak selalu tidak adanya barang secara nyata, akan tetapi barang tidak segera didistribusikan.

Distribusi yang baik, hanya ada dalam sistem ekonomi Islam. Dalam Islam ada pelarangan untuk menimbun barang dagangan. Hal ini karena akan merusak harga pasar. Selanjutnya dalam Islam setiap hari ada operasi pasar, yang menindak segala jenis kecurangan dan menstabilkan harga barang dagangan. Hal ini dilakukan dalam rangka memastikan barang bisa segera terdistribusikan dengan adil. Qadhi pasar pun juga akan selalu memantau harga pasar setiap hari untuk mencegah terjadinya inflasi. Dan memastikan jalur distribusi barang agar mudah terdistribusikan kepada masyarakat tanpa ada penimbunan barang. Amirul mukminin pun memerintahkan polisi untuk selalu menjaga agar rakyatnya tidak bermaksiat ketika malam hari. Polisi keliling dan memastikan keamanan warga serta mencegah kemungkaran yang terjadi. Seperti kisah si penjual susu yang ingin mencampurkan susu dengan air pada malam hari.

Insyaallah dengan mekanisme seperti itulah harga komoditas stabil termasuk harga minyak tidak akan mengalami inflasi kembali. Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post