Pidato berapi-api disampaikan oleh Kapolda Sumatera Barat Irjen Teddy Minahasa. Pidato beliau yang memerintahkan dan memberikan penekanan, jangan sampai ada lagi saudara-saudara (polisi) yang menjadi backing atau tokoh-tokoh peristiwa kejahatan. Namun tak disangka ternyata Teddy diciduk oleh Polri atas dugaan kasus penjualan barang bukti narkoba.¹
Menurut sumber tvOnenews.com di Mabes Polri, penangkapan ini berawal dari sebuah penggerebekan narkoba seberat 41,4 kilogram di wilayah Sumatera Barat. Dalam penangkapan itu, diduga Irjen Pol Teddy Minahasa meminta barang bukti 10 kilogram sabu-sabu kepada seorang Kapolres. Lalu, Irjen Teddy Minahasa menjual 5 kilogram sabu-sabu tersebut kepada seorang ‘mami’ dengan harga Rp300 Juta. Apesnya, ‘Mami’ kemudian tertangkap oleh Polisi dan setelah dilakukan pemeriksaan, hasilnya berujung kepada Irjen Pol Teddy Minahasa.²
Masalah narkoba di Indonesia memang sangat memprihatinkan. Pengguna narkoba terus meningkat mulai kalangan artis, penjabat, dan tak ketinggalan warga dari kalangan tengah ke bawah juga telah mengikuti konsumsi barang haram ini. Bahkan narkoba menjadi jalan pintas bagi orang yang menginginkan cepat mendapatkan harta tapi tidak kerja keras.
Upaya pemberantasan sepertinya akan terasa nihil bila banyak aparat terlibat di dalamnya.
Narkoba telah menyebar ke seluruh pelosok wilayah dan menyasar kalangan anak-anak yang menjadi regenerasi pangsa pasar. Jalur masuk narkoba di Indonesia terutama melalui jalur laut (wilayah perairan) dan pelabuhan tidak resmi (jalur tikus). Jaringan Internasional yang beroperasi di Indonesia yaitu, Afrika Barat, Iran, Tiongkok, Pakistan, Malaysia, dan Eropa.
Para Narapidana kasus narkoba masih mengendalikan peredaran narkoba dari dalam penjara. ³
*Jabatan adalah Amanah*
Ketika seorang muslim menerima jabatan dalam sebuah pemerintahan, tentu saja ia akan menganggapnya sebagai amanah yang kelak akan dipertanggungjawabkan.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, suatu ketika Abu Dzar meminta sebuah jabatan kepada Rasulullah. Maka Rasulullah menjawab :
Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau seorang yang lemah dan sesungguhnya jabatan itu adalah suatu amanah, dan sesungguhnya ia adalah kehinaan dan penyesalan di hari kiamat kecuali yang menjalankannya dengan baik dan melaksanakan tanggungjawabnya (HR. Muslim).
Perspektif seperti inilah yang harus dimiliki oleh seorang muslim.
Sehingga ketika seorang muslim diberikan jabatan, akan dilakukan dengan amanah dan sepenuh hati.
Berbeda halnya dalam sistem kapitalis. Jabatan diperebutkan. Bahkan rela menyuap demi mendapatkan jabatan. Kasus yang dialami Irjen Teddy adalah sebuah gambaran kerakusan atas harta dunia. Rasullulah menggambarkan tentang sifat manusia yang sifat dasarnya tidak pernah puas dalam urusan harta dunia, yaitu dalam sabda beliau :
Rasulullah SAW bersabda, “Andai kata manusia itu telah mempunyai harta benda sebanyak dua lembah, mereka masih ingin untuk mendapatkan satu lembah lagi. Tidak ada yang dapat mengisi perutnya sampai penuh melainkan hanya tanah (maut atau kematian). Dan Allah menerima taubat orang yang telah bertaubat kepada-Nya." (HR Muslim).
Karena itu haus akan harta dunia memang sifat dasar manusia. Namun Islam mengajarkan untuk mengimbangi sifat dasar ini dengan adanya rasa syukur. Syukur dengan segala yang sudah diberikan oleh Allah SWT, seperti firmanNya :
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah ayat 152).
Ketika jabatan dipandang sebagai amanah dan seorang muslim senantiasa menghadirkan rasa syukur dalam hatinya, ini adalah langkah pertama yang baik bagi seorang individu muslim.
Langkah ini akan lebih sempurna lagi, jika sistem yang mendukungnya juga Islami. Dalam Islam, pejabat yang melanggar amanah akan diberikan sangsi.
Ubaidullah bin Ziyad mengunjungi Ma'qil bin Yasar al-Muzani yang sedang sakit dan menyebabkan kematiannya. Ma'qil berkata, "Sungguh, aku ingin menceritakan kepadamu sebuah hadits yang aku pernah mendengarnya dari Rasulullah SAW. Sekiranya aku mengetahui bahwa aku (masih) memiliki kehidupan, niscaya aku tidak akan menceritakannya."
Ma'qil mengatakan sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa diberi beban oleh Allah untuk memimpin rakyatnya lalu mati dalam keadaan menipu rakyat, niscaya Allah mengharamkan surga atasnya." (HR Muslim).
Keharaman surga bagi pelanggar amanah, bukan hal yang main-main.
Begitulah Islam mengatur individu, masyarakat dan seluruh warga negaranya. InsyaAllah dengan aturan Islam, permasalahan narkoba bisa dituntaskan sampai ke akar-akarnya.Aamiin. Wallahua'lam bisshowab.
1. https://www.liputan6.com/news/read/5098564/ironi-pidato-irjen-teddy-minahasa-soal-polisi-kaya-namun-dirinya-jualan-sabu
2. https://www.tvonenews.com/berita/nasional/74609-kenikmatan-sesaat-berujung-petaka-irjen-teddy-minahasa-tergiur-nyabu-dan-jual-sabu-sabu-ke-mami-linda-kini-teddy-bakal-ditahan-30-hari
3. https://indonesiabaik.id/infografis/indonesia-darurat-narkoba
Post a Comment