Atasi Depresi dan Bunuh Diri Remaja



Oleh: Ummu Khansa Syaqila 

(Aktivis Muslimah)


Maraknya bunuh diri pelajar makin meresahkan. Bahkan, seorang siswi dengan mudah mengakhiri hidupnya karena tidak diterima di PTN impiannya. Faktor depresi menjadi penyebab utama kasus bunuh diri pada remaja, pelajar maupun kasus secara umum.


Menurut ahli Kesehatan jiwa, Nova Riyanti Yusuf, depresi dan gangguan bipolar adalah dua penyakit mental yang bisa mendorong seseorang untuk melakukan bunuh diri. WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa depresi menjadi penyakit dengan angka kasus tertinggi kedua di dunia setelah penyakit jantung. Di Indonesia sendiri sebanyak 800 ribu jiwa meninggal dunia per tahunnya karena bunuh diri. (idntimes.com, 10/10/2020).


Berbicara penyebab depresi sendiri tentu sangat banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi depresi, dari persoalan ekonomi hingga masalah keluarga maupun sosial. Namun, segala persoalan yang menjadi penyebab depresi seharusnya tidak sampai menyebabkan seseorang mengakhiri hidup bila ada keimanan yang kuat dalam dirinya.


Suasana keimanan inilah yang mahal dan langka dalam sistem sekular kapitalis seperti saat ini. Sudahlah iman susah dicari, bahkan terkesan dihalang-halangi, pengaturan untuk penyelesaian problem kehidupan juga semakin sulit dan kian menyulitkan. Dari sisi akarnya, sekulerisme adalah biang keladi dari seluruh problematika hidup.


Sekulerisme adalah sistem hidup yang memisahkan agama dari kehidupan. Agama tidak boleh mengatur kehidupan. Agama hanya berperan dalam ranah urusan pribadi individu, dan hanya menyangkut spiritualitas dan ibadah individu semata. Bahkan, tidak beragama pun dipersilahkan. Hingga terbentuk jiwa-jiwa yang kering, mental yang sakit dan hidup tak waras.


Mirisnya, sekulerisme menentang dan menolak dengan keras apabila agama yang haq hendak diterapkan sebagai solusi kehidupan. Maka, bila urusan keimanan sebagai obat penyebab depresi ini ingin dihadirkan, mau tidak mau sekularisme ini harus ditinggalkan dan diganti dengan sistem Islam untuk mengatur urusan kehidupan.


Negara yang berlandaskan aqidah Islam dan menerapkan syariat Islam sebagai peraturannya, akan mempunyai metode yang khas dalam penyelesaian persoalan kehidupan. Karena Islam datang dari Dzat Yang Maha Menciptakan, maka hanya Islamlah yang mampu menaungi manusia sesuai dengan fitrahnya. Bila dikaitkan dengan kasus bunuh diri pelajar diatas, tak lepas dari persoalan dunia Pendidikan yang juga berlandaskan pendidikan sekuler.


Dalam pendidikan sekuler, misi terbentuknya keimanan yang kuat pada diri peserta didik hanya menjadi pemanis saja, pada praktiknya sangat jauh dari tujuan tersebut. Berbeda dengan sistem Islam dimana aqidah Islam dijadikan landasan pendidikan sehingga negara akan memberlakukan semua yang ditujukan untuk terbentuknya tujuan Pendidikan Islam yaitu keimanan yang kokoh dan terbentuknya kepribadian Islam pada diri peserta didik.


Peserta didik adalah semua penduduk negara tanpa pandang status, ekonomi bahkan agama, semua berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan gratis atau murah. Akses pendidikan akan mudah karena menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban dimana negara berkewajiban menyelenggarakannya untuk menjadikan generasi Islam berkulitas, kuat, sholih demi menyokong peradaban Islam. Wallahu'alam bi shawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post