PENSIUNAN BEBANI APBN? BAGAIMANA CARA ISLAM PERLAKUKAN PENSIUNAN


Oleh : Yuni Nisawati

Pernyataan pemerintah bahwa dan pensiunan PNS membebani negara sangat disayangkan oleh Wakil Ketua MPR Fraksi Partai Demokrat, Syarief Hasan. Menurut Syarief Hasan, PNS layak mendapatkan pensiunan karena mereka merupakan unsur penyelenggara negara yang memastikan pelayanan publik berjalan dengan baik. Sehingga hal tersebut patut diapresiasi.
(https://finance.detik.com/28/08/2022)

Menurut pemerintah dana pensiunan merupakan beban bagi negara. Sehingga dana pensiunan direncanakan akan dihapus oleh negara. Pada faktanya dana pensiunan yang didapatkan oleh PNS merupakan potongan gaji mereka sebesar 8% setiap bulannya yang kemudian disimpan. Sehingga mereka masih bisa mendapatkan penghasilan dari simpanan tersebut ketika pensiun. Ketika dana pensiun tersebut dihapus, lalu kemana perginya potongan 8% gaji PNS yang dipotong setiap bulan? Negara? Padahal mereka tahu bahwa itu adalah hak mereka.

Bagaimana dengan mereka para pejabat yang mendapatkan fasilitas-fasilitas mewah, tunjangan besar, dengan gaji yang besar, hanya menjabat 5 tahun dan masih mendapat uang pensiun juga? Bukankah harusnya mereka yang dihentikan? Rakyat diperas dengan adanya pajak yang tinggi, sekarang masih belum cukup dengan menghapus uang pensiun PNS?

Keadilan memang hanya untuk mereka yang berkuasa dan beruang. Jika memang pensiunan merupakan beban negara. Bukankah fasilitas mewah, uang pensiunan serta tunjangan-tunjangan untuk DPR juga merupakan beban negara? Mengapa pemerintah juga tidak menghapusnya agar negara tidak terbebani. Jika dilihat PNS jauh lebih bekerja dibanding dengan DPR. Bahkan DPR lah yang cenderung terlalu banyak mengkonsumsi uang negara. Kinerja DPR yang justru menyusahkan rakyat, korupsi, tidak membuat kebijakan-kebijakan yang tidak masuk akal hanya untuk keuntungan pribadi.

Memang begitulah sistem dan hukum yang dikendalikan oleh manusia. Mereka tidak akan pernah puas, dan cenderung merugikan yang lain untuk memenuhi hasrat dan nafsu mereka. Karena itu, tidak selayaknya manusia yang menciptakan hukum. Karena mereka akan cenderung semena-mena dengan kekuasaan yang mereka miliki.

Namun, pada faktanya di Sistem Kapitalis ini, manusia diberi kebebasan untuk membuat hukum serta memegang kendali hukum. Sehingga, mereka akan melakukan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan, harta, dan jabatan yang mereka miliki. Bahkan mereka akan memperluasnya dengan cara membuat hukum-hukum sesuai dengan keinginan mereka. Mereka melakukannya hanya untuk memenuhi hasrat dan nafsu mereka yang tidak pernah cukup. Jadi tak perlu heran jika hukum-hukum dan pernyataan-pernyataan mereka selalu nyeleneh dan tidak memikirkan rakyat. Tak perlu heran jika mereka membeli hukum hanya untuk melindungi diri mereka sendiri. Karena di sistem ini, manusia diberi kebebasan menciptakan hukum yang bahkan hukum itu diluar nalar kita.

Begitulah manusia. Mereka cenderung memilih dan memakai hal-hal yang justru menyusahkan mereka. Memilih Sistem Kapitalis yang jelas-jelas terus mencekik mereka perlahan demi perlahan. Memilih terpenjara dengan siksaan-siksaan yang pelan-pelan membunuh dan membelenggu daripada memilih sistem yang terlihat membelenggu namun memberikan angin segar sebuah keadilan, keamanan, dan kesejahteraan. Banyak yang lebih mempercayai sistem manusia daripada sistem yang Allah ciptakan. Bukankah Sang Pencipta lebih tahu dari makhluk yang diciptakanNya?

Allah menciptakan hukum-hukum karena Allah tahu manusia itu seperti apa. Allah melarang ini dan itu, karena Allah tahu mana yang baik dan buruk untuk makhluk ciptaanNya. Namun, manusia memilih jalannya sendiri yang justru menciptakan keburukan-keburukan untuk dirinya sendiri. Sistem yang mereka bangun, justru menghancurkan diri mereka sendiri. Keresahan demi keresahan membayangi mereka. Kebutuhan semua naik, pajak naik, pergaulan yang terlalu bebas menciptakan penyakit-penyakit baru bahkan ada yang mematikan, ketakutan orangtua karena pergaulan yang luar biasa bebas, tontonan yang mempengaruhi psikis dan mental anak, banyak kejahatan-kejahatan dari pelecehan bahkan pembunuhan yang semakin banyak, korupsi dan hukum yang bisa dibeli, ketimpangan sosial yang luar biasa jauhnya. Inilah produk-produk yang Sistem Kapitalis hasilkan. Bahkan kita tidak tahu apakah kita benar-benar menikahi wanita tulen atau laki-laki tulen.

Allah menciptakan sebuah hukum bukan tanpa alasan. Allah tahu apa yang terbaik untuk kita. Allah tahu keburukan-keburukan akan timbul, karena adanya keserakahan, hasrat, dan nafsu manusia. Sistem dan hukum yang Allah ciptakan sejatinya melindungi kita dari diri kita sendiri. Dan dengan Sistem Allah, kestabilan itu bisa diciptakan kembali. Menerapkan dan menjalankan sistem tersebut. Kita akan terjaga dari kesemerawutan dunia.

“Siapapun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka.” (HR. Ahmad)
"Dengarkanlah, apakah kalian telah mendengar bahwa sepeninggalku akan ada para pemimpin? Siapa yang masuk kepada mereka, lalu membenarkan kedustaan mereka dan menyokong kezaliman mereka, maka dia bukan golonganku, aku juga bukan golongannya. Dia juga tak akan menemuiku di telaga." [HR. al-Tirmidzi, al-Nasai dan al-Hakim].

Post a Comment

Previous Post Next Post