Kenaikan Harga BBM, Bukan Hanya Subsidi yang Salah Sasaran



Oleh  Siti Uswatun Khasanah
(Aktivis Dakwah Remaja)

Dikutip dari wartaekonomi.co.id, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa negara telah mengalokasikan dana subsidi dan kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp 502,4 triliun dan berpotensi ditambah Rp195 triliun tersebut masih belum tepat sasaran, dan sebagian besarnya dinikmati oleh orang kaya.

Akibat dari subsidi BBM yang tidak tepat sasaran tersebut, pemerintah berencana melakukan penyesuaian pada harga BBM demi menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menghadapi tahun 2023 dan 2024.

Sehingga pada Sabtu, 3 September 2022 dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax. Harga terbaru BBM bersubsidi dan nonsubsidi.

Sebagai kompensasinya, pemerintah menyediakan bantuan sosial bagi warga terdampak. Ada tiga jenis bantuan yang disediakan pemerintah yaitu BLT (Bantuan Langsung Tunai), BSU (Bantuan Subsidi Upah) dan Bantuan Angkutan Umum. (kompas.com, 3/9/2022).

Kenaikan harga BBM ini tentunya sangat berdampak besar bagi kesejahteraan rakyat. Sebabnya kenaikan harga BBM ini akan mempengaruhi kenaikan harga kebutuhan rakyat yang lain. Biaya transportasi pada distribusi bahan pangan, misalnya. Efek domino kenaikan BBM tidak bisa diatasi dengan adanya bansos yang jumlahnya kecil dan cakupan penerimanya sangat terbatas.

Kenaikan harga BBM ini bukan solusi dari salahnya sasaran BBM subsidi, justru hal ini akan menimbulkan banyak masalah di tengah-tengah masyarakat. Angka kemiskinan akan semakin bertambah, angka kriminalitas pun terancam meningkat pula.

Kenaikan harga BBM ini tentunya tak terlepas dari permainan kapitalis. Sistem kapitalisme inilah yang menyebabkan sengsaranya rakyat hari ini. Dengan naiknya harga BBM ini rakyat semakin sengsara.

Dikutip dari kompas.com, Indonesia melakukan impor BBM dari Singapura, namun hasil BBM yang diimpor ini merupakan hasil eksploitasi dari sumur-sumur minyak yang ada di Indonesia. Banyak Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) atau para perusahaan pengeboran minyak di Indonesia menjual minyaknya ke Singapura. Hal ini terjadi karena kilang di Indonesia tak mampu menampung seluruh produksi minyak mentah di Tanah Air.

Inilah hasil liberalisasi sumber daya alam Indonesia, rakyat tak merasakan sumber daya alam yang dimilikinya tapi justru asing yang menguasai sumber daya alam yang dimiliki Indonesia. Indonesia yang kaya akan sumber daya alamnya ini, namun apa yang didapat rakyat Indonesia? Rakyat hanya mendapat dampak pencemaran lingkungan dari pertambangan dan pengerukan hasil sumber daya alam. Untuk dapat menikmati sumber daya alam di negeri sendiri saja harus membeli dengan harga yang tak murah.

Kapitalisme ini berpandangan bahwa rakyat bukan urusan penguasa, rakyat harus pandai-pandai mengurus urusannya sendiri. Ideologi kapitalisme mengajarkan bahwa negara harus mengerahkan ekonomi sepenuhnya pada mekanisme pasar.

Jadi sebenarnya akar masalah dari permasalahan ini ialah kesalahan sistem ekonomi dan sistem pemerintahan yang diadopsi oleh dunia hari ini. Masalah tak akan selesai hanya dengan memberikan bantuan sosial yang sifatnya terbatas sedangkan kebutuhan masyarakat tanpa batas. Kebutuhan masyarakat tak hanya pada BBM, namun kebutuhan pangan, pendidikan, kesehatan juga keamanan. Untuk mendapatkan hal itu saja rakyat harus mengeluarkan uang untuk bisa menikmatinya. Namun, kenaikan harga BBM ini tentu saja sangat berdampak pada kesejahteraan rakyat.

Sebagai seorang Muslim yang percaya akan qadha dan qadar, terkait rezeki dan takdir, kita yakin bahwa Allah telah mengatur seluruh rezeki hamba-Nya. Tak mungkin kekurangan apabila kita hanya bergantung pada Allah dengan ikhtiar. Namun, kezaliman penguasa kapitalis tak boleh didiamkan begitu saja. Karena kita memiliki kewajiban untuk melakukan amar makruf nahi mungkar.

Rasulullah saw. bersabda,
Ya Allah, siapa saja yang mengemban tugas mengurusi umatku, kemudian ia menyusahkan mereka, maka susahkanlah ia; dan siapa saja yang mengemban tugas mengurusi umatku dan memudahkan mereka, maka mudahkanlah ia.” (HR Muslim dan Ahmad).

Kenaikan harga kebutuhan rakyat hari ini disebabkan oleh sistem yang memberikan peluang untuk naik. Kezaliman penguasa hari ini pun disebabkan oleh peluang yang diberikan sistem hari ini untuk menzalimi rakyatnya. Maka mestilah ada perubahan mendasar untuk mengakhiri kezaliman ini. Berubah dari sistem zalim (kapitalis) pada sistem yang mampu melindungi rakyat sepenuhnya, yaitu sistem Islam yang diterapkan secara kafah.

Dalam sistem Islam, peraturan negara hanya berpegang teguh pada Al-Qur'an dan sunah. Termasuk keterkaitan terhadap pengelolaan Sumber Daya Alam. Rasulullah besabda,
"Kaum Muslimin berserikat pada tiga perkara, yaitu padang rumput, air dan api." H.R Abu Dawud dan Ahmad)

Maka pengelolaan sumber daya alam akan dikelola sepenuhnya oleh pemerintah dalam negeri dan akan dikembalikan pada rakyat. Asing tak memiliki peluang sedikit pun untuk menguasai sumber saya alam dalam negeri. Rakyat akan menikmati sumber daya alam yang dimilikinya secara murah bahkan gratis.

Dalam negara Islam, rakyat merupakan tanggung jawab penuh penguasa. Negara bertanggungjawab atas seluruh kebutuhan rakyat, mulai dari kebutuhan transportasi, komunikasi, kebutuhan pangan, pendidikan sampai kesehatan. Rakyat harus mendapatkan haknya secara adil. Sanksi yang sangat amat berat akan didapatkan oleh penguasa apabila tidak mampu memenuhi kebutuhan rakyatnya secara adil dan menyeluruh.

Dengan ini, rakyat Indonesia harus sadar bahwa semestinya kita lelah berada dalam cengkeraman hegemoni yang diadakan oleh kaum kapitalis. Kita seharusnya sudah tak mau lagi hidup dalam aturan hidup kapitalis. Hanya dengan kembali pada aturan Allah kita akan sejahtera.

Wallahu a'lam bishawwab 

Post a Comment

Previous Post Next Post