Kapitalisme membuahkan kemiskinan, Islam menjamin kesejahteraan

Asriana Akhmad

Indonesia dengan berjuta pesonanya meninggalkan kesan yang dalam bagi siapa saja yang lahir dan besar di sini. Ada yang menggambarkan negeri ini dengan peribahasa Gemah Ripah Loh Jinawi, yang artinya memiliki kekayaan yang berlimpah, bahkan syair sebuah lagu “Tongkat, kayu, dan batu jadi tanaman” mewaikili tanah Indonesia yang sangat subur dan kaya akan sumber daya alam yang melimpah ruah.
Namun Ironisnya banyak rakyat yang kelaparan, miskin, tertindas, dirampas harkat dan martabatnya sebagai manusia. Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia IPB University Drajat Murtianto mengungkapkan bahwa 50% penduduk Indonesia mengalami kelaparan tersembunyi (hidden hunger). Hal itu disebabkan kekurangan zat gizi mikro berupa zat besi, yodium, asam folat, seng, vitamin A dan zat gizi mikro lainnya.
Kualitas konsumsi pangan kita belum baik. Penelitian menunjukkan 1 dari 2 penduduk Indonesia tidak mampu membeli pangan hewani, buah dan sayuran yang mengandung zat gizi mikro. Mereka mengalami kelaparan tersembunyi. Disebut kelaparan tersembunyi karena seringkali tanda-tandanya tidak nampak, namun sesungguhnya dampaknya sangat besar. Zat gizi mikro telah terbukti sebagai unsur gizi penting untuk peningkatan produktivitas kerja, kecerdasan dan imunitas,” jelasnya dikutip dari laman resmi IPB University, Minggu (18/9).
Dampak kelaparan tersembunyi ini tidak main-main. Secara nasional, lanjutnya, Indonesia dapat mengalami kerugian lebih dari Rp50 triliun dari rendahnya produktivitas kerja akibat Anemia Gizi Besi (AGB). Angka ini belum termasuk biaya layanan kesehatan akibat defisiensi gizi mikro yang parah dan masalah-masalah gizi yang lain.
Apa penyebab kelaparan ini? 
Kelaparan dan kemiskinan hari ini bukanlah disebabkan kemalasan, sebagaimana pikiran sebagian orang. Dimana sebagian orang ada yang masih menganggap orang menjadi miskin karena malas atau tidak mau bekerja keras.
Kenyataannya kemiskinan dan kelaparan hari ini adalah gambar suram perekenomian yang masih buruk. Perbedaan antara pedalaman, pedesaan dengan perkotaan begitu dalam. Jurang lebar antara si kaya dan si miskin menganga. Warga pedalaman dan pedesaan sulit mendapatkan akses sekolah, kesehatan dan juga sumberdaya ekonomi seperti modal, skill dan info bisnis.
Ketika ada sebagian orang yang masih mengais makanan sisa dijalanan dan Anda masih bisa memesan satu porsi steak wagyu seharga jutaan rupiah di sejumlah restoran bintang lima.
Bagi yang tidak mampu merasa bahagia ketika mendapatkan sumbangan baju layak pakai. Sementara ada sebagian orang Indonesia yang berbelanja diluar negeri membeli tas atau ikat pinggang merk Gucci, dll. 
Sejak khilafah tidak lagi diterapkan dan sistem kufur diterapkan di negeri-negeri kaum muslimin, Pada saat itulah masuk berbagai konsep pemikiran Barat yang ditegakkan di atas ideologi kapitalisme, di manapun akan selalu mensyaratkan sekularisme, pemisahan agama dari kehidupan, dan pemisahan agama dari pemerintahan. Dimana Sistem Kapitalisme mendorong lahirnya berbagai undang-undang yang berpihak pada berbagai kepentingan asing, termasuk perusahaan raksasa transnasional. Lolosnya UU Migas, UU Perbankan, UU Sumberdaya Air, dll adalah sekian bukti bahwa bukan membela kepentingan rakyat.

Kelaparan di Indonesia dan seluruh dunia merupakan masalah bagi seluruh umat Islam di dunia. Lalu apa yang layak untuk menggantikannya? Tak ada yang layak menggantikannya selain syariat Islam. Hanya dengan syariat Islam kehidupan manusia akan kembali pada fitrah, dan negara ada untuk menjamin kehidupan rakyatnya. Dalam sistem khilafah akan mengakhiri kemiskinan sistemik yang dilakukan kapitalisme demokrasi.

Post a Comment

Previous Post Next Post