(Anggota Komunitas Sahabat Hijrah Banggai Laut-Sulteng)
Zionis Israel kembali menyerang wilayah kaum muslim. Gaza dan Palestina menjadi tumpuan mereka dalam menampakkan aksinya, seakan darah kaum muslim tak ada harganya.
Setidaknya 13 orang termasuk seorang gadis berusia lima tahun syahid. Kondisi ini menuai komentar pedas dari salah-satu warganet yang disebut AWG
"AWG mengutuk sekeras-kerasnya atas agresi Zionis. Serangan ini, sekali lagi membuktikan bahwa mereka adalah rezim zalim tersisa yang harus dimusnahkan dari muka bumi" (Republika.co.id, 7/8/2022)
Kondisi kaum muslim di Gaza sangatlah memperihatinkan. Bukan hanya dirasakan kaum muslim namun juga bagi mereka yang memiliki sifat kemanusiaan. Kekejaman Zionis Israel tidak bisa hanya sebatas informasi semata. Namun harus menggugah semangat dan kesadaran negeri-negeri muslim untuk menolong dan memperjuangkan darah kaum muslim lainnya.
Tampaknya negeri-negeri muslim hari ini tidak bertindak selayaknya saudara. Mirisnya, menampakkan kepedulian, namun disisi lain menjalin hubungan mesra dengan Zionis. Sehingga kontribusi yang dilakukan belum menyentuh titik persoalan dan hanya gimmick diplomatik
Hal tersebut tak dapat dilepaskan dari konsep ketatanegaraan yang hari ini diperkenalkan secara global yakni kapitalisme sekularisme. Kapitalisme sekularisme telah berhasil menduduki negeri-negeri kaum muslim dan menciptakan kesekatan antara negeri muslim satu dengan lainnya. Kesekatan tersebut diperkuat dengan dengan renggangnya ukhuwah kaum muslim. Renggangnya ukhuwah kaum muslim dan lemahnya kesadaran akan kepedulian terhadap sesama muslim adalah bidikan sistem.
Sekalipun negeri muslim ingin menolong saudaranya dari kejamnya Zionis Israel, namun semua itu tidak dapat dilakukan jika negeri-negeri muslim masih memiliki ketergantungan dengan negeri-negeri Barat. Selain itu, kekuatan kaum muslim hari ini belum mampu melawan kekuatan kaum kafir yang ingin dan terus berupaya menghancurkan kaum muslim. Oleh karena itu, kaum muslim harus menyadari bahwa eksploitasi terhadap kaum muslim akan terus terjadi jika ukhuwah mereka terus dipetak-petakkan oleh sistem kapitalisme sekularisme yang digaungkan Barat.
Melawan dengan Ukhuwah Islam
Sebagai sesama muslim dapat merasakan apa yang dirasakan oleh saudara muslim lainnya. Layaknya satu tubuh, ketika salah satu merasakan sakit, maka tubuh yang lain ikut merasakan. Sehingga, kondisi yang dialami Gaza dan Palestina seharusnya menjadi dorongan bagi kaum muslim untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah.
Penyelesaian terhadap penjajahan Zionis Israel kepada negeri-negeri muslim dapat diselesaikan jika kaum muslim dapat bersatu dalam satu kepemimpinan berdasarkan syariat Islam. Kepemimpinan inilah yang dapat memonitoring segala macam tindakan agar tetap sesuai dengan yang diharapkan negara dan bangsa serta terhindar dari penjajahan yang merenggut nyawa kaum muslim. Sebagaimana Islam menjadikan seorang pemimpin untuk menjadi hakim atas segala macam perselisihan. Sehingga tindakan yang dilakukan oleh Zionis Israel akan dengan sigab dihentikan oleh pemimpin kaum muslim
Umat Islam akan disatukan dalam satu kepemimpinan secara keseluruhan, tidak akan dipetak-petakkan menjadi beberapa wilayah ataupun negara. Ketika memiliki satu kepemimpinan maka pergerakan akan di komando dari satu arah, kekuatan kaum muslim akan semakin besar. Dengan kekuatan inilah, kaum muslim dapat mengalahkan Zionis Israel yang berusaha dan terus menghancurkan kaum muslim.
Oleh karena itu, menjadi sebuah keharusan bagi seluruh kaum muslim untuk bersatu dalam satu kepemimpinan Islam yang akan dapat menolong umat yang tertindas secara keseluruhan, menghadirkan solusi komprehensif datang dari Allah Swt. Pencipta Alam Semesta.
Alhasil, dengan pemersatu umat, maka pembebasan terhadap negeri-negeri muslim yang terjajah akan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu, umat Islam harus berjuang untuk mengembalikan pemerintahan Islam yang dapat mempersatukan umat.
Waalahua'lam bishshawab
Post a Comment