MARAK SYIRIK DAN PERDUKUNAN DI SISTEM SEKULER


Oleh : Ummu Fahri
Aktivis Dakwah Perindu Perubahan

Praktik syirik dan perdukunan ternyata masih di anggap tren di kalangan masyarakat sekarang ini, banyak yang menganggap dukun sebagai orang pintar yang dapat menyelesaikan masalah yang ada. Bahkan sampai praktek semacam perdukunan hingga memiliki sertifikat .Dalam akun Instagram/@fakta.indo dipaparkan alasan mengapa dukun bersertifikat itu meminta bantuan kekuatan.
“Dukun bersertifikat meminta bantuan kekuatan gaib untuk melawan Marcel Radhival alias Pesulap Merah karena pernyataannya dinilai menghina dukun,” jelasnya, dikutip Minggu (7/8/2022).

Ironisnya, meskipun Islam telah datang ke negeri ini selama berabad-abad, tradisi syirik ternyata makin banyak saja. Banyak masyarakat yang masih percaya hal-hal berbau syirik, seperti mendatangi dukun ketika sakit, ingin kaya, ingin dilancarkan urusannya, bahkan ketika ingin menjadi anggota legislatif atau pemimpin rakyat di berbagai tingkatan. 

Fenomena ini mengisyaratkan kelemahan iman yang tengah melanda penduduk negeri. Islam menjadi sebatas simbol dan aturannya sebatas ibadah ritual. Banyak yang masih meyakini praktik perdukunan dan takhayul.

Lemahnya iman dan masih kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap kemusyrikan ternyata menjadi ajang bagi sekelompok orang untuk mendapatkan materi. Mereka berperan sebagai dukun, orang pintar, bahkan “kiai” (agar tampak islami). 

Bukan hanya itu, mereka pun menyampaikan praktik perdukunannya dengan membawa-bawa Islam agar masyarakat percaya. Bahkan, mereka mematok tarif yang tidak sedikit. Semua itu mereka lakukan demi memenuhi pundi-pundi harta.

Selain iman yang lemah (atau bahkan tidak beriman pada Allah), mereka sesungguhnya telah terpengaruh paham kapitalistik. Demi mendapat kekayaan, mereka rela melakukan praktik perdukunan dan penipuan.

Semakin maraknya parktek perdukunan dan perilaku syirik di sistem saat ini, merupakan hal yang wajar-wajar saja, karena hal ini dianggap sebagai hak asasi setiap manusia, meskipun perilaku syirik ini menimbulkan keresahan di sebagian masyrakat, namun justru dalam sistem kapitalis sekuler diberikan panggung untuk memperlihat kesyirikan mereka. Miris memang, meskipun penduduk negeri ini adalah mayoritas muslim, namun hal semacam ini dianggap bukanlah hal yang akan mencedeari aqidah umat, karena memang sistem saat ini yakni sistem kapitalis sekuler sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan termasuk dalam kebebasan berperilaku salah satunya adalah praktik syirik dan perdukunan ini.

Begitulah gambaran sistem kapitalis sekuler sistem yang memisahkan agama dari kehidupan, sehingga hal semacam ini tidak dianggap sebagai sesuatu yang menganggu dan merusak aqidah umat, hal inilah yang membuat perilaku syirik dan perdukunan ini semakin marak karena memang negara memberikan ruang dan tidak bertindak secara tegas untuk melarang hal tersebut. Jangankan untuk melarang, memberi tegururan saja tidak, bahkan justru didukung karena dianggap sebagai suatu budaya yang perlu dilestarikan.

Miris, negri yang bermayoritaskan muslim terbesar namun masih saja percaya kepada hal-hal yang berkaitan dengan kesyirikan. Malah atas nama keberagaman budaya dan hak asasi semua dianggap hal yang wajar. Padahal jelas perbuatan syirik adalah suatu perbuatan yang sangat di murkai Allah SWT. Negri ini sudah harus di benahi dengan tatanan kehidupan yang berasal dari Allah Ta'ala bukan lagi standard dari sebuah kejeniusan manusia sebagai sang pembuat hukum. 

Islam solusi tuntas dalam memberantas setiap perbuatan yang mengarah kepada kesyirikan, sanksi yang tegas akan diberlakukan bagi siapa saja yang menyebarkan semua ide kesyirikan. Baik percaya kepada benda-benda yang di anggap dapat menghadirkan kekuatan mistik dan semacamnya, sehingga kemurnian akal dan aqidah senantiasa di jaga kemurniannya bahwa hanya ALLAH semata yang patut di yakini.  

Wallahu a'lam Bishshawwab

Post a Comment

Previous Post Next Post