Ibu Rumah Tangga
Sepertinya tidak ada henti-hentinya rakyat merasakan penderitaan dari kebijakan pemerintah. Mulai dari kenaikan harga sembako, tarif dasar listrik, tabung gas 3 kilo. Kini, pemerintah memberikan sinyal menaikkan harga BBM jenis Pertalite dan solar bersubsidi, padahal 3 Agustus lalu pemerintah sudah menaikkan harga BBM.
Sebelumnya, rakyat dibuat susah akibat kelangkaan BBM jenis Pertalite yang menyebabkan antrean panjang kendaraan baik beroda dua maupun empat di SPBU. Dibatasinya jenis BBM ini, bukan rahasia umum lagi. Ini adalah trik pemerintah dalam menaikkan harga BBM. Tentu saja, keputusan tersebut berdampak luas terhadap kondisi ekonomi rakyat yang makin sulit.
Menurut Mamit Setiawan Pengamat Energi Watch, kuota pertalite di pemerintahan hingga akhir tahun ini sebanyak 23,1 juta kiloliter (KL) sementara konsumsi BBM jenis pertalite hingga Juli 2022 sudah mencapai 16,8 juta KL atau setara 73,04 % dari total kuota yang diterapkan. Sementara kuota solar diberikan 14,91 juta KL, sedangkan hingga akhir Juli 2022 sudah digunakan 9,9juta KL atau tersisa 5,01 juta KL. (kumparan.com,14/8/2022)
Kebijakan yang seharusnya diterapkan ada 3 pilihan. Pilihan pertama adalah penyesuaian harga pertalite dan solar dalam artian ada kenaikan harga. Kebijakan kedua yaitu pembatasan penggunaan jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP). Dan yang terakhir meminta merevisi Perpres yang menjadi kunci anggaran tidak jebol.
Alih-alih pemerintah ingin memberikan pemenuhan kebutuhan BBM, agar penyaluran BBM subsidi dan JBKP tepat sasaran dengan cara melakukan pendaftaran subsidi tepat. Tapi, yang terjadi malah membuat rakyat susah dan menderita. Jika ingin membantu kemaslahatan rakyat seharusnya BBM subsidi ditambah bukan dibatasi dan dinaikkan harga pertalite. Saat ini, pertalite menjadi bahan bakar yang paling banyak digunakan untuk kendaraan publik di tengah masyarakat. Kebijakan kenaikan BBM ini sebagai langkah awal setelah ada pengurangan subsidi. Bahkan selanjutnya akan menghilangkan BBM subsidi. Jika begini, maka rakyat lagi yang makin susah dan panik.
Kenaikan pertalite juga tidak lepas dari perjanjian yang dilakukan Indonesia dengan pasar global. Mau tidak mau, Indonesia harus menuruti situasi yang sudah ditentukan. Harga komoditas naik di dunia internasional. Indonesia juga harus menaikan harga BBM. Kenaikan harga minyak dipengaruhi pada Organization of the Petroluem Exporting Countries (OPEC). Sedangkan OPEC pun harus tunduk pada Amerika Serikat sebagai adidaya yang mengusung kapitalisme.
Dalam Islam, kasus seperti ini tidak akan terjadi karena para pemimpin tak akan membiarkan rakyat menderita, Islam mewajibkan pada pemimpin untuk memenuhi kebutuhan pokok seluruh rakyat, karena negara bukan mencari keuntungan demi penguasa dan pengusaha. Islam melarang pemimpin melakukan kerja sama dengan negara kafir yang jelas memusuhi Islam.
Oleh karena itu, bahan bakar minyak termasuk kepemilikan umum yang tidak boleh dikuasai oleh pihak swasta. Penguasa hanya diberikan amanah untuk mengelolanya sesuai syariat, kemudian hasilnya dikembalikan kepada pemilik sebenarnya yaitu rakyat. Sebagaimana dalam hadis "Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api. (HR. Abu Daud dan Ahmad)
Kepemilikan dalam Islam terbagi menjadi 3. Yaitu kepemilikan umum, negara, dan individu. Dan BBM merupakan sumber daya alam yang berlimpah, maka termasuk kepemilikan umum dan negara harus mengelola dari hulu sampai hilir. Ketika ada keuntungan maka akan dikembalikan untuk kemaslahatan rakyat. Dan kebutuhan tiap individu mesti terpenuhi, baik dari kualitas maupun kuantitas, dari harga terjangkau sampai gratis, serta untuk yang kaya maupun miskin, muslim maupun nonmuslim.
Rakyat akan merasakan kebijakan dari pemimpin dengan adil tanpa ada paksaan sedikitpun. Dan ini hanya bisa dirasakan jika aturan Islam diterapkan di tengah-tengah masyarakat.
Tapi, selama kapitalisme masih diterapkan di negeri ini, maka masyarakat akan terus tersiksa dan menderita dengan berbagai kebijakan dari pemerintah. Kita tidak akan menemukan keberkahan sumber daya alam yang berlimpah ruah jika masih menerapkan kapitalisme liberalisme.
Kalau kita ingin bahagia dunia akhirat, saatnya sekarang terapkan Islam secara menyeluruh dalam bingkai daulah Islam. InsyaAllah, maka keberkahan dunia akhirat dari Ilahi rabbi akan bisa dinikmati oleh seluruh rakyat.
"Hai orang-orang yang beriman penuhilah seruan Allah dan Rasul- Nya, apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan ".(QS. 8:24)
Wallahu'alam bishshawab
Post a Comment