Semua Serba Aplikasi, Bagaimana Nasib Rakyat Bawah Nanti?


Oleh: Siti Juni Mastiah

Beberapa pekan lalu rakyat disuguhkan dengan pemberitaan yang menuai banyak keluhan. Pemerintah mulai merancangkan pembatasan BBM, penerimaan gas subsidi dan minyak goreng murah dengan aplikasi. Alasannya agar dengan aplikasi penyalurannya tepat sasaran.

Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo menyampaikan pada forum diskusi daring pada 29 Juni 2022 bahwa PT Pertamina Patra Niaga juga bakal membatasi pembelian LPG 3Kg. Konsumen yang akan membeli gas melon mesti bertransaksi menggunakan aplikasi MyPertamina. (Tempo.Co, 29/06/2022).

Terkait pembatasan pembelian BBM jenis Pertalite dan Solar dengan menggunakan aplikasi atau website MyPertamina mulai diberlakukan per 1 Juli 2022. Ada 11 wilayah di 5 Provinsi di Indonesia yang wajib menggunakan aplikasi tersebut, antara lain Kota Bukit Tinggi, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, Kota Banjarmasin, Kota Bandung, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Manado, Kota Yogyakarta, dan Kota Sukabumi. (Tempo.Co, 28/06/2022)

Selain pembatasan BBM dan LPG 3 Kg pakai aplikasi, untuk membeli minyak goreng curah pun juga diminta pakai aplikasi lewat PeduliLindungi. Selama masa transisi diminta dengan menggunakan NIK saat membeli migor curah yang diberlakukan mulai Senin (27/06/2022) selama dua pekan.

Apakah pemberlakuan tersebut benar-benar akan tepat sasaran atau malah menyusahkan. Sepertinya sikap pemerintah tersebut malah menyulitkan. Dikarenakan tak semua rakyat bawah memiliki hp android. Dapat sehari makan saja mereka sudah bersyukur, tak kepikir mereka untuk bisa membeli hp android.

Seharusnya kehadiran pemerintah adalah menjadi pelayan rakyat, bukan malah menyulitkan. Disisi lain pemerintah dengan mudahnya memberikan izin birokrasi untuk para investor dalam maupun luar negeri. Sehingga sumber daya alam milik umat yang seharusnya dikelola negara untuk kepentingan rakyat malah dikelola para kapitalis pemilik modal untuk kepentingan kelompok mereka saja.

Dalih klasik pemerintah untuk membatasi pembelian pertalite dan solar serta LPG 3kg ini pada hakikatnya adalah upaya untuk mengurangi subsidi BBM. Misalnya sudah menjadi rahasia umum bahwa user experience aplikasi buatan instansi ini tidak begitu baik. Bahkan MyPertamina menetapkan biaya platform untuk transaksi menggunakan aplikasi tersebut.

Secara teknisnya, hal ini akan menyulitkan transaksi pembelian BBM Pertalite. Akhirnya secara psikologis, tingkat kesulitan tersebut perlahan-lahan membuat masyarakat enggan direpotkan dengan performa sistem yang buruk. Sehingga lambat laun rakyat akan beralih pada BBM Non Subsidi yakni Pertamax.

Kebijakan pemerintah ini menuai kontra dari masyarakat, termasuk masalah pembelian migor curah yang menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Banyak warga yang enggan membeli karena ribet dan pastinya tidak semua warga pakai ponsel pintar pergi ke pasar. Terkait penggunaan NIK warga juga khawatir jika data pribadinya akan disalahgunakan. Akibatnya pedagang pun susah, dan akhirnya sebagian memutuskan untuk tidak menjual migor curah.

Inilah kehidupan yang diatur dengan aturan buatan manusia. Kebijakan yang dikeluarkan tidak memikirkan efek buruk nya di tengah-tengah masyarakat. Aturan yang diterapkan pemerintah berpijakan pada untung rugi. Alasan mereka mengeluarkan kebijakan tersebut agar mudah melakukan pelacakan dan pengawasan pendistribusian migor curah agar tepat sasaran itu merupakan alasan klasik.

Hal tersebut malah mendiskriminasi, misalnya saja dalam satu rumah memiliki beberapa ponsel pintar dan bisa membeli migor curah sejumlah anggota keluarga yang memiliki NIK. Setelah memborongnya memungkinkan mereka menjual migor curah tersebut. Sebaliknya rakyat miskin tidak bisa membeli migor murah dikarenakan tak memiliki ponsel pintar. Akhirnya rakyat tidak bisa mendapatkan migor murah. Malah rayat kelas bawah tak mendapat perlindungan dari subsidi justru timbul diskriminasi akibat memakai aplikasi.


Seharusnya rakyat itu diurusi dengan birokrasi yang melayani dengan mudah. Sistem kapitalis demokrasi ala oligarki saat ini amat sangat berbeda jauh dengan sistem Islam ciptaan Sang Pencipta alam semesta. Islam melarang birokrasi yang menyusahkan rakyat. Struktur administrasi dalam sistem Islam tegak diatas tiga prinsip, yakni pertama birokrasi yang mudah (efektif dan efisien), tidak berbelit-belit dan bertele-tele. Kedua, cepat dalam penanganan (tidak memandang kaya miskin). Ketiga, memiliki kemampuan dan kapabilitas bagi orang-orang yang menangani urusan rakyat.

Maka dengan itu rakyat akan mendapatkan layanan sebaik mungkin. Rakyat tidak akan dipersulit untuk mendapatkan hak nya. Apa lagi sumber daya alam dalam sistem Islam benar-benar dikelola oleh negara untuk kebutuhan kemaslahatan rakyatnya. Sehingga kesejahteraan rakyat pun terwujud secara merata.

Dalam Islam pun ketika penguasa memberikan subsidi maka realisasinya boleh dinikmati seluruh lapisan masyarakat baik kaya maupun miskin. Karna hasil pengelolaan kekayaan milik umum seperti BBM, LPG itu merupakan hak semua masyarakat. Sehingga harga yang dibeli rakyat tidak mahal seperti saat ini.

Sejarah peradaban Islam telah membuktikan bahwa penerapan sistem Islam secara menyeluruh telah menjadikan negara Islam itu kuat, mandiri, jauh dari krisis, ekonomi stabil, rakyat sejahtera, dan disegani oleh negara lain. Itu terbukti selama 14 abad. Betapa rugi nya jika penguasa hari ini tidak mau mengambil sistem aturan Islam yang telah mampu membuktikan kejayaan nya.

Maka wajar saja kehidupan kita hari ini serba sulit dan menghimpit, karena kehidupan kita diatur dengan peraturan buatan manusia, peraturan yang berpaling dari ayat-ayat Allah Swt. Bahkan ayat-ayat Allah pun terkadang berani mereka permainkan. Peringatan yang disampaikan Allah Swt dalam firman Nya Surat Thaha ayat 123-127 yang artinya :
“.....barangsiapa yang mengikuti petunjuk Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Ku, maka baginya penghidupan yang sempit. Dan di hari kiamat Kami kumpulkan mereka dalam keadaan buta. Lalu mereka berkata : ‘Ya Tuhan ku mengapa Engkau himpun aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah orang yang melihat ?’. Allah berfirman : ‘Demikianlah, telah datang kepada mu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, begitu pula hari ini kamu pun dilupakan. Dan demikianlah kami membalas orang-orang yang melampaui batas dan yang tidak percaya dengan ayat-ayat yang diturunkan Tuhan nya. Sesungguhnya azab diakhirat itu lebih berat dan lebih kekal.’

Insya Allah jika negara kita menerapkan aturan Islam dari Sang Pencipta maka akan kita dapati berbagai solusi yang menyelesaikan berbagai macam persoalan kehidupan. Penguasa dalam sistem Islam merupakan orang-orang yang bertakwa. Mereka benar-benar menjalankan amanah karena Allah sehingga mereka takut akan murka nya Allah ta'ala. Mereka tau jika ada rakyat yang terdzolimi pasti akan menuntut keadilan di akhirat nanti.

Wallahu 'alam bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post