Oleh Yulia Ummu Haritsah
Ibu Rumah tangga dan Pembelajar Islam kaffah
Sungguh sudah di luar nalar kita, ketika ada seseorang remaja yang mempertaruhkan nyawa demi konten. Seperti yang terjadi baru-baru ini, sebuah insiden terjadi dimana ada anak remaja yang berusaha menghentikan laju truk yang sedang melaju kencang. Aksi ini viral karena menantang maut. Diketahui pemuda ini sedang membuat konten untuk di medsosnya. Pelaku yang sekaligus menjadi korban ini masih berusia 14 tahun. Yang seharusnya mereka disibukkan oleh tugas-tugas sekolah, menambah ilmu dan tsaqofahnya, untuk mencapai cita-citanya untuk mengisi peradaban selanjutnya. Bukan sibuk membuat konten-konten konyol yang mempertaruhkan jiwanya, hanya untuk eksis di medsos, mengejar pundi materi, innalillahi.
Dikutip oleh media Jabar ekspres.com, yang memberitakan bahwasanya Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Bandung, AKP AKP Zazid Abdullah, membenarkan video itu direkam di terusan Exit Tol Soreang-Pasir Koja (Soroja), Jalan Tegal Caang, Desa Parung Serap, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Sungguh miris bukan, anak usia 14 tahun yang masih usia sekolah malah membuat konten-konten yang unfaedah dan membahayakan jiwa. Apa penyebab aksi konyol ini merebak?
Beginilah remaja arahan sekuler kapitalis, mencari pundi dengan nalar aneh, tak memperhitungkan aksinya berbahaya atau tidak, demi konten dia rela menantang maut, untuk memviralkannya, agar menghasilkan pundi materi. Dia tak bisa melihat, mana kebaikan dan keburukan, mana manfaat mana fasadat, yang di kepalanya, bagaimana mengumpulkan pundi sebanyak mungkin, walau kekonyolan yang di lakukan, dia rela demi rupiah, dia tak perhatikan nyawanya.
Sungguh beda dengan pemuda di masa kejayaan Islam, seperti Muhamad Alfatih, di usia remajanya, bisa menaklukkan Konstantinopel, begitu pun dengan para ulama, yang mengisi masa remajanya dengan memburu ilmu.
Allah Swt., menegaskan dalam firman-nya:
"Sesungguhnya aku ciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepadaku."
Jadi kehidupan kita ini hanya untuk beribadah kepada Allah, dimana makna ibadah adalah melakukan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
Pemuda tonggak perubahan. Jika pemudanya berkualitas maka peradaban pun akan berkualitas jika pemudanya tidak mempunyai moral dan hati nurani bagaimana keadaan kehidupan ini di tangan mereka. Seharusnya pemuda itu disibukkan dengan hal-hal yang positif yang mengarahkan mereka untuk menjadi pemimpin masa depan, karena masa depan ada di tangan mereka. Seharusnya mereka berada dalam wadah-wadah yang bisa membuat mereka layak menjadi pemimpin peradaban masa depan bersama-sama dengan pemuda mensalihkan diri bekerja keras menuntut ilmu dalam bertanggung jawab untuk mengisi kehidupan peradaban yang akan datang.
Wahai pemuda generasi pembawa perubahan, Allah tidak akan merubah suatu kaum kalau kaumnya itu tidak mau merubahnya, pikirkanlah mau dibawa kemana arah negeri ini? Apakah mau dibiarkan hancur seperti hal nya sekarang, dengan melakukan segala yang unfaedah, atau akan menciptakan peradaban yang gemilang?
Tentunya kita sebagai makhluk ciptaan Allah, sudah sepatutnya, menggunakan aturan yang Allah berikan di seluruh aspek kehidupan. Mari kita sama-sama mengisi hidup ini dengan menggunakan standar hukum Allah, agar kehidupan berkah dan tidak sia-sia.
Wallahu a’lam bishshawab.
Post a Comment