Oleh Ilvia Nurhuri
(Mahasiswi dan Aktivis Dakwah)
Sudah sekitar 2 tahun lamanya segala aktivitas yang kita lakukan berjalan dengan online atau dalam jaringan, hal ini tidak lain karena wabah Covid-19 yang kerap terjadi dan memakan banyak korban. Setelah hal itu berlalu, warga Indonesia sempat merasakan rasa tenang karena kasus Covid-19 mulai menurun bahkan aktifitas kini sudah dibolehkan offline atau luar jaringan. Akan tetapi, baru-baru ini muncul subvarian Omicron BA4 dan BA5 yang menyebabkan kasus covid-19 kembali melambung.
Dilansir dari Jawapos.com (24/06/2022), bahwasanya dalam sehari sejak ditemukannya 20 kasus subvarian tersebut di tanah air, kasus Covid-19 melebihi seribu kasus sehari. Para ahli memprediksi, kasus Covid-19 di tanah air bisa menembus 20 ribu sehari dan memicu gelombang keempat. Gelombang pertama Covid-19 di Indonesia terjadi saat awal-awal kasus Covid-19 ditemukan di Wuhan dan masuk ke Indonesia pada Maret 2020. Lalu gelombang kedua, terjadi pada saat varian Delta Juni 202. Gelombang ketiga terjadi pada Januari 2022 ketika varian Omicron muncul. Dan subvarian BA.4 dan BA.5 diyakini bakal menimbulkan gelombang baru Covid-19.
Adapun pernyataan dari Ketua WHO yaitu Tedros Adhanom Ghebreyesus yang dilansir Suara.com (24/06/2022), bahwasanya Tedros mengingatkan kepada negara-negara di dunia untuk waspada dan tidak menyepelekan varian baru ini. Menurutnya Omicron bukanlah akhir dari pandemi Covid-19.
Namun sungguh disayangkan, di tengah kondisi varian baru akan mengancam kembali warga Indonesia yaitu gelombang keempat. Nyatanya para pemangku kebijakan justru tengah sibuk mempersiapkan kontes politik yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini. Bahkan, para pejabat yang merupakan partai politik juga rupanya dikabarkan mengikuti rapat yang membahas nama calon presiden yang akan diusungnya pada pilpres tahun 2024.
Dikutip dari populis.id (24/06/2022), sejumlah partai politik sudah beraksi untuk menentukan Capres yang akan diusungnya pada Pilpres 2024. Mereka berlomba-lomba menyerap aspirasi kader dan masyarakat di tingkat daerah demi menentukan Capres yang cocok diusung nantinya.
Adapula beberapa partai yang sudah membentuk koalisi dengan partai lain untuk memperkuat kubu dan juga sebagai syarat pengajuan calon.
Hal itu membuktikan keseriusan para pejabat khususnya partai politik dan politisi saat ini, bahwasanya mereka sedang berlomba untuk merebut kursi kekuasaan. Di samping itu, melihat adanya kasus Covid-19 varian baru yang akan mengancam kembali. Ada pemerintah dari daerah yang meminta rakyatnya agar tidak panik. Dikutip dari Rakyatmerdeka.id, pemerintah meminta rakyat jangan panik, harus tenang dan tetap waspada menghadapi mewabahnya corona.
Pemerintah daerah tersebut merasa aman karena sudah dilakukannya vaksinasi 99% di wilayahnya tanpa memperhatikan faktor pemicu tersebarnya virus.
Dengan begitu, tergambar sudah watak dari pemimpin saat ini yang pada faktanya masa bodoh dengan kondisi rakyatnya saat ini. Hal yang berasas manfaat dan keuntungan yaitu kapitalisme menjadikan pejabat dan politikus menyukainya. Sebaliknya jika hal yang dipandang para pejabat dan politikus tidak menguntungkan tentunya mudah sekali diabaikan. Buktinya koalisi dan rapat kerja partai adalah hal yang sangat menguntungkan dibandingkan dengan mengurusi persoalan rakyat.
Sangat penting dipahami khususnya sebagai kaum muslim untuk tidak boleh buta dengan politik. Jangan bersikap seolah seperti setan bisu karena mendiamkan kebatilan dan tidak menyeru kebenaran bahkan lebih parah lagi jika berteman baik dengan kedzaliman.
Perlu diketahui dalam Islam sendiri, politik memiliki tempat dan kedudukan yang hukumnya bisa menjadi wajib, karena mengurus dan memelihara urusan suatu kaum adalah bagian dari kewajiban syariat Islam.
Politik dalam Islam akan melahirkan pemimpin, negarawan dan politisi sejati karena dalam Islam politik diciptakan bukan hanya untuk meraih kekuasaan akan tetapi kekuasaan dalam Islam adalah amanah yang sangat berpengaruh kepada kemaslahatan manusia. Dengan demikian patutnya sebagai umat muslim sangat diwajibkan untuk menaruh rasa peduli terhadap persoalan umat seperti persoalan pandemi saat ini.
Wallahu'alam bishawab.
Post a Comment