PEMILU DIGAUNGKAN DI TENGAH RAKYAT MENDERITA


Oleh : Mulyani
Ibu Rumah Tangga

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih cukup jauh. Sekitar dua tahun lagi. Namun demikian, demi memenangkan pertarungan di Pilpres 2024, banyak pejabat dan politisi sudah mulai tampak sibuk bermanuver.
Semua pejabat, politisi dan parpol sibuk fokus memikirkan Pilpres 2024 yang masih jauh. Padahal saat ini justru rakyat sedang banyak dirundung masalah. Terutama masalah ekonomi. 

*Kekuasaan adalah Amanah*

Allah SWT berfirman: 

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا اْلأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ

Sungguh Allah menyuruh kalian memberikan amanah kepada orang yang berhak menerimanya, juga (menyuruh kalian) jika menetapkan hukum di antara manusia agar kalian berlaku adil (TQS an-Nisa’ [4]: 58).

Imam Ibnu menjelaskan, “Pada dasarnya, amanah adalah taklif (syariah Islam) yang harus dijalankan dengan sepenuh hati, dengan cara melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. 

Sikap amanah seorang penguasa terlihat dari tatacaranya dalam mengurusi masyarakat berdasarkan aturan-aturan Allah SWT. Ia juga berusaha dengan keras untuk menghiasi dirinya dengan budi pekerti yang luhur dan sifat-sifat kepemimpinan. Penguasa amanah tidak akan membiarkan berlakunya sistem kufur, seperti sistem demokrasi yang bertentangan dengan Islam. Ia pun tidak mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada Islam dan kaum Musli

Banyak orang berambisi terhadap kekuasaan. Apalagi dalam sistem sekuler yang bersifat materialistik seperti saat ini. Padahal, terkait ambisi terhadap kekuasaan, jauh-jauh hari Rasulullah saw. telah memperingatkan umatnya agar hati-hati terhadap akibatnya:

إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الإِمَارَةِ وَسَتَصِيرُ نَدَامَةً وَحَسْرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Sungguh kalian akan berambisi terhadap kepemimpinan (kekuasaan), sementara kepemimpinan (kekuasaan) itu akan menjadi penyesalan dan kerugian pada Hari Kiamat kelak (HR al-Bukhari, an-Nasa’i dan Ahmad).

Karena itulah Rasul saw. memberikan contoh dengan tidak memberikan kekuasaan atau jabatan kepada orang yang meminta kekuasaan atau jabatan tersebut. Beliau pernah bersabda:

إِنَّا وَاللَّهِ لاَ نُوَلِّى عَلَى هَذَا الْعَمَلِ أَحَدًا سَأَلَهُ وَلاَ أَحَدًا حَرَصَ عَلَيْهِ

Kami, demi Allah, tidak akan mengangkat atas tugas ini seorang pun yang memintanya dan yang berambisi terhadapnya (HR Muslim).

Dalam redaksi lain dinyatakan:

لاَ نَسْتَعْمِلُ عَلَى عَمَلِنَا مَنْ أَرَادَهُ 

Kami tidak akan mengangkat—atas tugas kami—orang yang menginginkannya (HR al-Bukhari dan Muslim).


Penguasa khianat diancam oleh Rasulullah saw., antara lain melalui sabdanya:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللهُ رَعِيَّةً، يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

Tidaklah seorang hamba—yang Allah beri wewenang untuk mengatur rakyat—mati pada hari dia mati, sementara dia dalam kondisi menipu rakyatnya, melainkan Allah mengharamkan surga bagi dirinya (HR al-Bukhari)

Rasulullah saw. pun mendoakan keburukan terhadap para penguasa khianat atau pemimpin yang tidak amanah, yang menyusahkan rakyatnya:

اللَّهُمَّ، مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ، فَاشْقُقْ عَلَيْهِ، وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ

Ya Allah, siapa saja yang mengurusi urusan umatku, lantas dia membuat mereka susah, maka susahkanlah dia. Siapa saja yang mengurusi urusan umatku, lantas dia mengasihi mereka, maka kasihilah dia (HR Muslim).

*Teladan Pemimpin Islam*
Sejak Rasulullah saw. diutus, tidak ada sistem yang mampu melahirkan para penguasa yang amanah, agung dan luhur, kecuali dalam sistem Islam. Kita mengenal Khulafaur Rasyidin yang terkenal dalam hal keadilan dan sikap amanah mereka. Mereka juga termasyhur sebagai pemimpin yang memiliki budi pekerti yang agung dan luhur serta lembut terhadap rakyat mereka. 

Khalifah pertama, Abu Bakar ash-Shiddiq, misalnya, adalah sosok penguasa yang terkenal adil, amanah, sabar dan lembut. Namun, beliau juga terkenal sebagai pemimpin yang tegas. Penerusnya. juga terkenal sebagai penguasa yang adil, amanah dan tegas. 

Sebagai penguasa yang amanah, Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. pun terkenal dengan kata-katanya, “Seandainya ada seekor keledai terperosok di Kota Bagdad karena jalanan rusak, aku sangat khawatir Allah SWT akan meminta tanggung jawabku di Akhirat nanti.”

Inilah secuil keteladanan yang bisa kita ambil dari Khulafaur Rasyidin dalam mengurus urusan rakyat mereka. 
Jangan lupa, sikap dan perilaku para penguasa Muslim yang luar biasa seperti itu adalah saat negara benar-benar menerapkan syariah Islam secara total dalam institusi Khilafah Islam. 

Sayangnya, para pembenci Islam akhir-akhir ini makin gencar mengkriminalisasi Khilafah. Padahal Khilafah adalah bagian dari ajaran, hukum dan peradaban Islam yang agung. Mereka ini tak lebih dari kalangan Islamofobia. Mereka amat takut jika peradaban Islam dalam institusi Khilafah Islam yang agung tampil kembali menggantikan peradaban sekuler yang terbukti rusak dan merusak. Karena itu mereka terus-menerus mendiskreditkan Khilafah. Semoga kita selalu waspada dan tidak terpedaya! 
Hanya dengan sistem Islam sebagai solusi tuntas menyelesaikan berbagai persoalan di dunia ini.

WalLaahu a’lam bi ash-shawwaab.

Post a Comment

Previous Post Next Post