Karangan Syekh Nawawi merupakan salah satu kitab yang cukup masyhur bagi umat Islam Indonesia. hadis pertama yang disebutkan dalam kitab Arba’in Nawawi adalah membahas tentang niat. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan bahwa kaum muslimin telah ber-ijma’ akan keagungan kedudukan hadis ini, mendahulukan hadis mengenai niat ini mengindikasikan bahwa pentingnya niat. Setiap amal yang dilakukan oleh seorang muslim harus dilandasi niat yang benar agar amal tersebut diterima. Seseorang melakukan suatu perbuatan dengan 3 hal. Yaitu hati, lisan, dan anggota badan. Niat adalah salah satu dari tiga hal tersebut. Karena itu, tidak berlebihan jika Imam Ahmad dan Imam Syafii mengatakan bahwa hadits niat ini mencakup sepertiga ilmu.
Kalau ada orang yang bekerja dengan sesuka hatinya, orang menganggap “kerjo kok ga niat“. Ada orang yang berniat tapi tidak ada action. ia bilang “yang penting niat dulu“. Kedua pemahaman tentang niat ini sering kita dengar. Niat bukanlah hanya sekadar keinginan yang terlintas dalam hati sebaliknya keinginan itu perlulah menjadi ketetapan hati dan aksi, niat walaupun kedudukannya cuma tekad dan perancangan. Tetapi sebagai dasar dan pilar tindakan seorang muslim. Niat juga menjadi pembeda apakah suatu perbuatan termasuk ibadah atau hanya sekedar urusan dunia.
Dalam urusan ibadah, niat adalah syarat sah. Oleh karena itu, pemahaman tentang niat sangatlah penting untuk diketahui setiap muslim, agar bisa melaksanakan ibadah dengan benar sesuai ketentuan syariat Islam. Niat adalah ruh dalam amal. Suatu pekerjaan akan dicatat sebagai amal saleh, buruk atau sia-sia tergantung pada niatnya.
Sedangkan dalam niat urusan dunia, adalah maksud atau tujuan suatu tindakan semata-mata karena pernak pernik dunia, tapi jika dkombinasi dengan niat ibadah maka efek dari niat itu akan meluas kemana-mana.
Niat memegang peranan penting dalam melakukan amal, mari luruskan niat, dalam setiap aktivitasnya, seorang mukmin wajib mengorientasikan niatnya kepada Allah SWT. Sebab hanya Allah yang sebaik-baiknya pemberi balasan kebaikan dari setiap amal yang dikerjakan.
Bekerja harus berniat untuk ibadah karena Allah. Seorang mukmin yang dalam bekerja berniat semata-mata karena Allah, mencari pahala dan sarana mendatangkan rezeki dari Allah akan hidup jauh lebih berkah, bahagia, dan tenang. Dari pada niat nya cuma sekedar biar sejahtera, identitas diri, apalagai sekedar relasi.
Penyimpangan niat adalah ketika niat ibadah tapi terselipnya niat duniawi. Atau urusan biasa tanpa niat ibadah, maka sebatas itulah itulah apa yang ia niatkan. saat seseorang ingin menikah, hendaklah meluruskan niat terlebih dahulu, atas dasar dan dengan tujuan apakah dirinya menikah. Berniatlah menikah dalam rangka untuk beribadah kepada Allah SWT. Berniatlah menikah dengan tujuan agar semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Bukan karena semata-mata pilihan orang tua, atau ikut tren nikah muda. sangat perlu menetapkan suatu niat yang lurus dalam setiap apa yang dikerjakan.
Perbaiki niat yang salah. Di era modern ini banyak sekali penghafal Al-Qur’an yang mengahafal tidak ditujukan untuk mencintai Qur’an dan lebih dekat kepada Allah. Sebagian mereka karena tuntutan orang tua, kebanggaan, atau hanya mengharapkan ijazah guna mendapatkan beasiswa. Dari kesalahan niat ketika menghafal Al-Qur’an inilah, berujung kepada hilangnya adab-adab penghafal Al-Qur’an. Penyimpangan ini penting untuk diketahui, karena sering menimpa seorang yang berbuat amal kebaikan tapi idak menyadari terselipnya niat tersebut.
Mia Fitriah Elkarimah
Post a Comment