(Anggota Komunitas Sahabat Hijrah Balut-Sulteng)
Seperti yang kita ketahui bersama baru-baru ini viral promosi minuman beralkohol yang digratiskan bagi pelanggan bernama Muhammad dan Maria yang diadakan sebuah club malam Holywings.
Hal tersebut sontak menuai kontroversi. Tidak sedikit masyarakat yang protes dan mengkritik terkait promosi yang diadakan Holywings. Namun, beberapa hari yang lalu, pihak Holywings telah menyampaikan permintaan maaf terkait promosi tersebut.
Holywings Indonesia menyampaikan permintaan maaf terkait promosi minuman beralkohol yang digratiskan bagi pelanggan bernama Muhammad dan Maria. Mereka juga memohon dukungan dari masyarakat agar permasalahan ini dapat diselesaikan secara hukum, mengingat nasib 3.000 karyawan dan serta keluarga mereka bergantung pada usaha ini. (detiknews.com, 26/06/2022)
Pelecehan maupun penghinaan terhadap agama tidak henti-hentinya terjadi di negeri ini, dan lebih menyakitkan adalah Islam selalu menjadi sasaran empuk dari para penista yang dengan bangga melakukannya seakan tidak punya rasa takut dan bersalah sedikitpun.
Holywings yang terang-terangan mempromosikan minuman beralkohol gratis bagi pelanggan yang bernama Muhammad dan Maria jelas sebuah pelecehan yang sangat keterlaluan. Seperti yang kita tahu, Muhammad adalah nama seorang rasul Allah Swt. yang sangat dimuliakan oleh umat Islam. Begitupun dengan Maria/Maryam, ibunda nabi Isa as., wanita suci yang Allah Swt. muliakan.
Logika seperti apa yang harus diterima umat Islam jika nama nabi yang mulia ini dilecehkan dan disandingkan dengan keharaman alkohol. Sementara telah jelas bahwa minuman yang beralkohol haram dalam syariat. Lantas, bagaimana bisa seorang muslim tidak marah atau bahkan diam saat nama nabinya diperlakukan seperti ini?
Kapitalisme Sekuler dan Kebebasan dalam Berbuat
Di dalam kehidupan yang berasas kapitalisme sekularisme saat ini, tidak heran jika pelecehan dan penghinaan terhadap Islam senantiasa terus menerus terjadi. Dalam sekularisme, kebebasan sangat diagung-agungkan.
Sekularisme yang nota bene adalah sistem yang memisahkan antara agama dan kehidupan, telah membebaskan masyarakat untuk melakukan apa saja demi kepentingan dan keuntungan tanpa peduli pertimbangan syariat agama. Bahkan untuk mendapatkan keuntungan, mereka rela menggunakan simbol-simbol agama demi memuluskan apa yang inginkan dengan dalih hak dan kebebasan.
Di samping itu, dalam sistem sekuler hukum yang menjerat para pelaku pelecehan agama juga tidak menghasilkan efek jera. Peran negara yang nihil dan ketidaktegasan hukum dalam sistem ini menjadikan penghinaan terhadap Islam terus menerus berulang.
Islam dan Ketegasan Hukum Syariat
Jika dalam kapitalisme sekuler, pelecahan terhadap Rasulullah saw. terus menerus berulang. Maka dalam Islam, hal tersebut bisa dikatakan tidak akan terjadi. Sebab, Islam memberlakukan sanksi dan hukuman tegas bagi para pelaku yang dengan sengaja melecehkan Islam.
Islam memberlakukan sanksi tegas sesuai dengan syariat. Hukuman yang diberlakukan bagi pelaku pelecahan dan penghinaan terhadap Rasulullah saw. tidak tanggung-tanggung adalah dibunuh. Sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin Khattab yang membunuh seorang wanita yang terang-terangan menghina nabi Muhammad saw.
Dalam Islam, tidak ada yang namanya kebebasan dalam berbuat. Sebab, syariat adalah tolak ukur sebuah perbuatan. Boleh tidaknya perbuatan, semua tergantung syariat. Bukan melalui kehendak diri, kepentingan individu dan hawa nafsu.
Oleh karena itu, jika kita masih bertahan dalam sistem rusak kapitalisme sekularisme, maka dapat dipastikan pelecehan terhadap Rasulullah saw. dan Islam akan terus terjadi. Dengan demikian, mengambil Islam kafah sebagai sistem hidup adalah pilihan terbaik yang wajib dipilih umat saat ini.
Wallahua'lam bishshawab
Post a Comment