Kasus penghinaan terhadap Islam terjadi lagi. Kali ini penghinaan kepada simbol agama, Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh tempat hiburan, Holywings. Di mana dalam promosinya menyebutkan gratis minuman beralkohol kepada pelanggan yang memiliki nama Muhammad dan Maria. Narasi penghinaan kepada Islam ini memacu reaksi kemarahan umat Islam dan Kristen. Akhir-akhir ini penghinaan kepada Islam tidak hanya marak terjadi di Indonesia, di luar negeri pun seperti kasus di India beberapa waktu lalu juga muncul hal yang sama. Yaitu pernyataan salah satu pejabat Bharatiya Janata Party (BJP) di India atas penghinaannya kepada Nabi Muhammad SAW yang mengakibatkan terjadinya bentrok antara umat Muslim dan Hindu. Akibat dari bentrok tersebut, 2 orang muslim remaja meregang nyawa. Hal ini bukanlah pertama kali penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW terjadi. Di Perancis, karikatur yang tergambar dengan wajah Nabi Muhammad SAW seakan-akan menjadi lelucon yang berakhir dengan penghinaan pula. Penghinaan kepada Nabi maupun Islam semakin hari semakin marak bak jamur di musim hujan. Jika dulu Islam memiliki kehormatan dan wibawa, sampai-sampai orang-orang barat kagum dengan aturan-aturan yang terpancar dari ajarannya. Namun hari ini Islam dan ajarannya mudah sekali dihina dan dipermainkan. Bahkan Islamphobia secara terang-terangan di perlihatkan.
Akar masalah dari banyaknya penghinaan kepada Islam serta ajarannya akibat adanya pemikiran sekular yang lahir dari sistem kapitalisme. Sistem kapitalisme menafikan adanya aturan agama dalam mengatur kehidupan manusia, mulai dari aturan yang mengatur individu sampai kelompok (bernegara). Dari pemikiran sekular ini pula muncul ide lain bernama HAM (Hak Asasi Manusia). Dengan adanya pemahaman HAM seakan-akan mereka diberi perlindungan dan kebebasan untuk berekspresi dan menyatakan pendapat. Para pembeci Islam secara terbuka dan terang-terangan tanpa rasa takut melakukan penghinaan di depan umum seperti halnya kasus penghinaan di India dan kasus Holywings. Tak heran jika penghinaan agama mudah sekali terjadi, dan lagi-lagi yang sering menjadi targetnya adalah Islam dan ajarannya. Selain adanya pemikiran sekuler, penghinaan-penghinaan kepada islam ini dikuatkan dengan narasi Islamphobia. Ketakutan terhadap Islam dan kaum muslimin yang sengaja dibentuk dan dibuat oleh barat untuk membendung kebangkitan Islam. Secara global Islamphobia dikuatkan dengan tragedi 9/11 yang berakhir dengan seruan Amerika untuk memerangi terorisme dan sejak saat itu Islam distereotip sebagai teroris. Di Indonesia, juga dikuatkan dengan tragedi ledakan Bom Bali pada tahun 2002. Di barat Islamphobia berkembang menjadi idustri yang menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Sebuah penelitian menyebutkan barat dalam membangun narasi Islamphobia di media mainstream dari tahun 2003-2013 menghabiskan biaya Rp. 28 trilliun. Tidak heran dengan adanya Islamphobia muncul ketakutan-ketakutan yang berakhir dengan penghinaan seperti yang terjadi di India dan tuduhan-tuduhan teroris. Akibat dari maraknya “Islamphobia” ini, pembeci islam seakan-seakan memiliki kebebasan untuk mendiskreditkan Islam dan ajarannya di depan umum, bahkan dilakukan oleh para pejabat.
Dari fakta tersebut, dapat dilihat ideologi Kapitalisme lah akar masalah dari maraknya penghinaan terhadap Islam. Kapitalisme menargetkan Ideologi Islam dengan banyaknya propoganda dan narasi –narasi yang dilontarkan, agar terbentuk ketakutan terhadap Islam dan menekan kebangkitannya. Tentu jika ideologi Islam berdiri akan mengancam kejayaan dan kekuasaan kapiltalisme di dunia saat ini. Oleh karena itu, fakta bahwa Islam adalah target utama arus isu radikalisme dan tuduhan-tuduhan teroris yang dilontarkan tidak menjadi alasan umat umat Islam untuk diam dan mengalah. Allah pun juga sudah mengabarkan di dalam Al-Qur’an bahwa kaum kafir tidak akan pernah rela sampai kaum muslim rela mengikuti Millah (agama) mereka termasuk dalam mengikuti ideologi kapitalisme tersebut. Satu-satunya jalam yang harus ditempuh oleh umat Islam saat ini adalah kembali kepada ideologi Islam yang akan melahirkan aturan-aturan Islam untuk mengatur kehidupan umat manusia, muslim maupun non-muslim. Untuk bisa menerapkan ideologi Islam tersebut langkah pertama yang harus dilakukan yaitu mengkaji tsaqofah Islam secara kaffah untuk mengetahui cara Islam mengatur segala aspek yang berkaitan dengan urusan kehidupan manusia secara sempurna. Selain itu dengan mengkaji Islam secara Kaffah akan dipahami oleh kaum muslimin bahwasannya hukum dan aturan Islam tidak semata hanya berkaitan dengan aturan dan ajaran sholat, puasa, haji, dan zakat semata, namun Islam juga mengatur urusan-urusan yang berkaitan pengelolaan ketatanegaraan, ekonomi, pergaulan perempuan dan laki-laki, sanksi dan hukum (‘Uqubat), pendidikan dan kesehataan, dan lain-lain. Sehingga dengan pemahaman umat Islam yang kuat terhadap ajaran dan kewajibannya akan menggeser dan menggantikan segala bentuk penjajahan barat serta tuduhan-tuduhan teroris, isu radikal dan segala bentuk macam penghinaan. Dengan begitu Islam, umat islam dan ajaran Islam akan terjaga marwah dan kewibawaannya. WalLahu a’lam bish-showwab.
Post a Comment