Pemuda : Generasi yang Harus Diselamatkan!


Oleh : Lia Marselia
(Aktivis Dakwah)


Pemuda merupakan generasi  penerus bangsa yang akan menorehkan sejarah bangsa dari apa yang dilakukannya. Sebagaimana perkataan Ir.Soekarno dalam pidatonya; “Beri aku 10 Pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia”. Ungkapan ini sangat masyhur dan dalam maknanya, sebagai generasi muda harus berani menghadapi segala tantangan, hambatan, dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar diri kita. Namun sayang, ungkapan yang menggebu penuh semangat dan harapan hanya sebatas ungkapan yang hilang pemaknaannya. Nyatanya, pemuda saat ini hanyalah berkutat pada kepentingan-kepentingannya sendiri tanpa memikirkan dampaknya. Seperti balap liar,  tawuran, menunjukkan eksistensinya dengan memamerkan benda-benda tajam, mengikuti geng motor, serta yang lainnya. (kompas.com)

Kebebasan yang diusung dalam sistem kapitalis-sekuler saat ini menjadikan para pemuda berada dalam makna “kebebasan” yang keliru. Mereka dengan bangga menampakkan eksistensi dirinya dalam hal-hal yang mereka senangi dan menganggapnya sebagai hak mereka dalam mengekspresikan diri mereka, tanpa menilai dampak buruk  yang ditimbulkan darinya baik dampak pada diri sendiri maupun masyarakat umum.

Dinamika kehidupan dalam sistem kapitalisme memunculkan fenomena geng atau klub motor yang awalnya dilatarbelakangi sekadar untuk penyaluran hobi, ada juga yang dijadikan sebagai wadah untuk menunjukkan eksistensi diri. Namun, pada akhirnya tidak sedikit yang mulai menimbulkan akses-akses negatif yang mengganggu ketertiban masyarakat. Walaupun hanya untuk hiburan tetapi perkumpulan-perkumpulan tanpa visi dan misi yang jelas, bisa mengarah kepada aktivitas yang menyimpang. Seperti halnya Polresta Bandung  yang telah mengadakan pertemuan dengan pengurus sejumlah kelompok Geng motor untuk melakukan deklarasi bersama agar sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah hukum Polresta Bandung. (www.pasjabar.com/27/05/2022) Namun, tentu pertemuan tersebut tidaklah cukup. Pendeklarasian atau sama halnya seperti himbauan perlu adanya tindaklanjuti. Jika hanya dibiarkan begitu saja, pemuda akan kehilangan jati dirinya sebagai generasi unggulan penerus bangsa. Pemuda harus diselamatkan dari arus liberal yang gencar digaungkan dalam sistem kapitalis-sekuler ini yang berkedok Hak Asasi Manusia (HAM).

Diantara problematika pemuda yang kita hadapi saat ini adanya generasi yang gemilang pada kemungkaran, asyik dengan minuman keras, kecanduan narkoba, situs porno, tawuran, geng motor, serta lainnya. Salah satu solusi problematika tersebut adalah dengan pendidikan Islam. Sesuai Firman Allah SWT surat at-Tahrim ayat 6,yang artinya: “Wahai orang-orang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. Ayat tersebut menjelaskan bagaimana menjaga keluarga, dimana mengharuskan sebuah keluarga memiliki visi dan misi yang jelas untuk terhindar dari siksa Allah SWT. Ali bin Abi Thalib ra., berkata : “Didiklah anak-anakmu, sesungguhnya mereka dilahirkan untuk hidup di zaman yang berbeda dengan zaman mu”.

Kemudian, setelah tercipta anak-anak atau pemuda yang terdidik dalam sebuah keluarga yang menanamkan nilai-nilai islam tentu membutuhkan lingkungan masyarakat yang kondusif pula supaya pendidikan yang telah tertanam dapat terjaga. 
Masyarakat yang kondusif ini tidak terlepas dengan pengontrolan atau periayahan seorang pemimpin. Dengan demikian, diperlukan adanya negara yang menjamin ketaqwaan individu bermasyarakat, dan hal ini hanya ada dalam sistem kepemimpinan Islam. Pemimpin/Khalifah memiliki tanggung jawab untuk mengurusi warga negara,baik dalam keamanan maupun dalam keimanan/ketaqwaan individunya.
Wallahu a’laam bish showwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post