MARAKNYA KASUS PERCERAIAN, APAKAH 'KUA PEU' MENJADI SOLUSI?


Oleh : Susi Herawati 
(Aktivis Dakwah)


Kasus perceraian terus saja terjadi di negara kita ini. Menurut laporan Statistik Indonesia, jumlah kasus perceraian di Tanah Air mencapai 447.743 kasus pada tahun 2021 dan salah satu faktor penyebab banyaknya kasus perceraian yang terjadi adalah faktor ekonomi.

Baru baru ini KUA meluncurkan program PEU percontohan ekonomi ummat di beberapa lokasi KUA di Indonesia.

Dilansir dari Republika ID (25/5/2022) Direktorat pemberdayaan zakat dan wakaf (Ditzawa) Kementerian Agama meresmikan 4 KUA dalam program percontohan ekonomi umat(25 / 5 /2022). Keempat KUA tersebut KUA Kecamatan Cipeundeuy Bandung Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat  KUA Kecamatan Kaliangkrik kabupaten Magelang Jawa Timur KUA Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak Banten dan KUA Kecamatan Tanjung Pandan Kabupaten Belitung 

Kasubdit edukasi, inovasi dan kerja sama zakat dan wakaf (ditwaza) Wida Sukmawati mengatakan "Ini merupakan langkah awal untuk mewujudkan pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis keluarga dengan total sebanyak 36 institusi KUA percontohan ekonomi umat telah hadir di tiap-tiap provinsi di Indonesia" ungkap  Wida usai menutup kegiatan workshop orientasi pemberdayaan ekonomi umat,kecamatan cipeundeuy.

Apakah dengan adanya pembekalan ilmu pada program ini, para calon pasutri akan benar-benar siap memasuki kehidupan rumah tangga? Sedangkan permasalahan ekonomi dan kesejahteraan merupakan masalah sistemik yang berkaitan dengan aspek aspek lainnya sehingga harus diketahui terlebih dahulu akar dari semua huru hara rumah tangga yang terjadi saat ini yaitu lemahnya pemahaman masyarakat terhadap ajaran Islam kaffah menjadi salah satu faktor utama kenapa kondisi ini bisa terjadi, tak sedikit rumah tangga  miskin yang mengalami disorientasi hidup hingga mereka menyerah dan memilih bercerai daripada mempertahankan nya dan yang menjadi korban adalah anak-anaknya.

Ini merupakan salah satu bukti dari sistem kapitalisme yang yang membuat kehidupan serba sempit ini diukur dari aspek materi saja.

Keluarga muslim harus kembali menjadi benteng umat yang kokoh dan melahirkan generasi terbaik yang individu-individunya menjalankan visi hidup yang jelas sebagai hamba Allah. Umat Islam harus bangkit dari keterpurukan ini tidak lain yaitu dengan  Kembali kepada Islam kaffah karena dengannya akar persoalan akan terpecahkan.

Wallahu'alam bish-showab.

Post a Comment

Previous Post Next Post