Ketahanan Keluarga Melalui Program Kampung KB, Mampukah?



Oleh Citra Salsabila
(Pegiat Literasi)

Jawa Barat ditempati penduduk yang cukup padat. Data per Desember 2021 sebanyak 48.220.094 jiwa. Jumlah itu menjadikan Jawa Barat menempati wilayah provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak. Oleh karena itu, Pemprov Jabar menghadirkan acara Kampung Keluarga Berkualitas (KB).

Program Kampung KB merupakan program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana secara keseluruhan yang menjadi sarana untuk ‘membumikan’ program Bangga Kencana secara komprehensif sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Dimana penyelenggaranya ada di tingkat desa atau kabupaten. Salah satunya di Kabupaten Kuningan, per bulan Mei 2022, terdapat 126 kampung KB yang tersebar di 32 Kecamatan. (Kuningankab.go.id, 23/04/2022).

Dari program tersebut, harapannya dapat membina keluarga yang sehat dan harmonis. Ditambah mempermudah layanan kependudukan, terutama bagi anak-anak. Dengan begitu, mereka lebih cepat mendapatkan haknya sebagai warga negara Indonesia. Sebab, keluarga merupakan institusi terkecil yang harus dijaga ketahanannya.

Selain itu, keluarga merupakan pusat perkumpulan dan poros untuk melestarikan tradisi yang ada. Semuanya akan berkaitan erat dengan tujuan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Maka, tak heran jika Pemprov Jabar menjadikan Program KB sebagai andalan dalam membangun keluarga yang kuat dan berkualitas. Baik di masa ini maupun di masa yang akan datang.

Namun, akankah tercipta kualitas keluarga tersebut? Karena menjadi keluarga yang berkualitas membutuhkan kerjasama antara individu, masyarakat  dan negara.

Ada Apa di Balik Program Kampung KB?

Keluarga merupakan bagian terkecil dalam kehidupan. Di dalamnya ada ayah, ibu, dan anak. Penuh kehangatan dan kasih sayang. Bahkan harus saling menjaga komunikasi antar anggota keluarga. Sebab, tujuan berkeluarga adalah sakinah, mawaddah, dan warahmah.

Adanya program Kampung KB memang akan membantu keluarga yang di daerah terpencil terbantu dengan tujuannya. Hanya saja, jika sebatas program yang tak terintegrasi dengan negara, tetap saja akan sulit menjaga ketahanan keluarga. Apalagi tidak didukung dengan lingkungan yang kondusif.

Salah satunya, banyaknya problematika masyarakat yang berpengaruh kepada ketahanan keluarga. Misalnya, masih banyak keluarga yang individualis dan materialistik. Sehingga, kehidupan orang kaya susah untuk bergabung dengan orang menengah ke bawah (baca: miskin).

Maka, tak heran, sulit menjaga ketahanan keluarga ditengah arus problematika masyarakat yang rumit. Terutama negara (baca: penguasa) hanya sebatas regulator, bukan sebagai pelayan rakyat. Keluarga harus  bertahan sendiri, tanpa harus meminta tolong kepada orang lain.

Apalagi program Kampung KB ini hanyalah simbol saja, bukan fokus benar-benar menjadikan keluarga berkualitas. Inilah kelemahan, walaupun targetnya baik, tetapi dalam pelaksanaannya tidak memadai, dan tidak menyentuh akar utama persoalan keluarga. Tetaplah ketahanan keluarga tidak tercipta.

Berbeda dengan Islam yang memiliki tolok ukur yang pasti dan tetap, sesuai dengan fitrah manusia, dan memuaskan akal. Sehingga menciptakan ketentraman jiwa bagi siapapun.

Keluarga dalam Pandangan Islam

Islam merupakan agama yang mengatur segalanya. Tidak hanya sekadar ibadah, tetapi segala persoalan kehidupan. Sebab, Islam merupakan ajaran yang datang dari Sang Pengatur Kehidupan, Allah Swt.

Dalam Islam, keluarga diibaratkan sebagai benteng pertahanan terakhir dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan di tengah masyarakat. Maka, keluarga sebagai ikatan terkuat yang berfungsi sebagai pranata awal pendidikan primer. Ayah dan ibu sebagai sumber pengajaran pertama, sekaligus tempat membangun dan mengembangkan interaksi harmonis untuk meraih ketenangan dan ketenteraman hidup satu sama lain.

Islam pun memandang bahwa fungsi keluarga diumpamakan sebagai madrasah, rumah sakit, masjid dalam mencetak generasi yang unggul. Dan gambaran ini, hanya akan terwujud jika syariat Islam dilaksanakan secara sempurna sebagai aturan hidup umat manusia.

Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post