Oleh : Asbiyah, S. Pd
Masjid tengah menjadi pusat perhatian para pemangku kebijakan, karena dianggap berpotensi besar untuk mendongkrak kemajuan ekonomi nasional. Sebulan setelah dilantiknya. Wali Kota Medan, Bobby Nasution bersama Wakil Wali Kota, H Aulia Rachman meluncurkan program Masjid Mandiri, Salah satu tujuan program ini yaitu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan membangun mental moral generasi muda. Ini berawal dari maraknya aksi geng motor di Kota Medan beberapa bulan yang lalu, selain meresahkan masyarakat juga telah memakan korban.
Aksi tersebut erat kaitannya dengan narkoba. Untuk itu, Pemkot Medan selalu mencoba yang terbaik dengan membuat kebijakan dan program bersama-sama dengan TNI/Polri untuk menghilangkan narkoba di Kota Medan. Menurut beliau "Salah satu cara yang dilakukan untuk menghindari penggunaan narkoba di kalangan anak-anak remaja yaitu dengan memberikan kegiatan positif, seperti olahraga, kesenian dan keagamaan,"
Melalui program ini, menantu Presiden Joko Widodo itu berharap masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah saja, tapi juga dapat digunakan sebagai sentra aktivitas masyarakat, baik itu termasuk pemberdayaan ekonomi, pendidikan, sosial maupun politik. Oleh karenanya ia berharap program ini nantinya dapat membangun mental generasi muda dari mesjid.
Di era digitalisasi saat ini, aksi pemuda yang tidak manusiawi juga dipengaruhi oleh kesehatan mental. Frustasi dan konflik pada diri invidu menjadi pemicu nekatnya pemuda melakukan tindakan kekerasan. Ditambah lagi, pola asuh orang tua yang tidak konsisten, disiplin yang keras, kekerasan fisik, pengabaian serta kelalaian orang tua dalam pengawasan menjadikan pemuda frustasi hingga muncul agresi pada orang lain.
Selain itu, ketidak mampuan orang tua mendidik generasi muda dikarenakan kendala ekonomi. Orang tua sibuk mencukupi kebutuhan keluarga dengan bekerja hingga tidak memiliki waktu lagi untuk mendidik pemuda. Masyarakat yang tidak peduli pun turut memperparah kondisi yang ada. Sekolah hanya menjadi tempat mentransfer ilmu dan minim nilai-nilai agama (Islam) yang diamalkan untuk membentuk kepribadian para pemuda.
Saat ini menjadikan masjid sebagai tempat untuk membentuk generasi muda yang bermoral dan berakhlak mulia tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan banyak para generasi muda yang telah terjangkit virus moderasi beragama. Dimana moderasi beragama ini mengajarkan kepada anak-anak untuk mengambil syariat Islam terkait individu, seperti ibadah ritual dan akhlak saja, tetapi meninggalkan ajaran Islam yang mengatur urusan kehidupan bermasyarakat dan bernegara (politik, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dan sebagainya). Mereka juga tidak memahami bagaimana hubungan mereka dengan sang pencipta, hubungan manusia dengan manusia yang lain dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
Dalam Islam, pendidikan moral generasi muda sangatlah penting karena generasi muda merupakan generasi yang nantinya akan melanjutkan perjuangan menegakkan system islam, oleh karena itu dibutuhkan orang- orang yang akan mendidik dan mengontrol generasi muda agar menjadi generasi yang terdidik. Pertama yaitu control dari Negara, Negara akan membangun sistem pendidikan yang berasas akidah Islam. Setiap anak didik akan tersuasana dengan keimanan dan ketaatan kepada Allah Taala. Negara juga akan memberikan kebutuhan yang mencukupi kepada masyarakat.
Kedua, aktivasi kontrol masyarakat akan otomatis berjalan seiring dengan penyuasanaan akidah Islam dalam diri setiap individu. Masyarakat akan saling menasihati dalam kebaikan, serta mencegah anggota masyarakat lainnya berbuat hal-hal yang meresahkan masyarakat.
Ketiga, peran orang tua. Dalam hal ini, orang tua harus mendidik anak-anaknya dengan akidah yang kukuh. Dengan begitu, anak memiliki kesadaran dalam beribadah kepada Allah Taala. Rasa takutnya pada Allah akan menjadi benteng pertahanan mereka. Peran negara, masyarakat dan keluarga sangatlah di butuhkan karena tanpa adanya peran dari ketiga ini tidak akan mampu mebentuk generasi yang bermoral dan bermartabat.
Post a Comment