Mudik Lebaran 2022, Rakyat Dilayani atau Dieksploitasi??

Oleh: Nurul Rabiatul Adawiyah

Kata mudik dalam KBBI memiliki dua arti yakni "pulang ke kampung halaman" dan "berlayar ke hulu" atau istilahnya pedalaman/kampung. Mudik biasanya sudah menjadi sebuah tradisi masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Terutama bagi yang merantau ke luar daerah. Dan setiap selang sebelum menjelang Idul Fitri, hal ini seolah menjadi momen paling penting bagi mereka untuk pulang kampung.

Namun saat ini jasa marga mencatat 1,7 juta kendaraan keluar Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (JABOTABEK) sejak hari ke-10 sampai H-1 hari raya Idul Fitri 1443 H, jasa marga menyampaikan angka tersebut naik menjadi 9,5% dibandingkan jumlah kendaraan saat lebaran tahun 2019 atau sebelum pandemi Covid-19. (Madeforminds. Selasa 3/5/22)

Dari sisi distribusi lalu lintas, destinasi favorit pemudik masih menuju kearah timur sebanyak 53,8% dari 1,7 juta kendaraan mengarah ke jalan tol Trans Jawa. Kemudian 27,6% dari 1,7 juta mengarah ke jalan tol Merak. Lalu 18,7% kendaraan menuju kearah Puncak.

Dengan melihat tingginya arus lalu lintas mudik tersebut, jasa marga mengingatkan para pemudik untuk selalu berhati-hati dalam berkendaraan, para pemudik diminta untuk tetap mengikuti rambu-rambu lalu lintas di jalan tol dan mengikuti arahan petugas di lapangan.

Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mencatat ada 2.945 kecelakaan lalu lintas selama periode arus mudik lebaran tahun 2022. Dari jumlah tersebut, 51 kecelakaan terjadi di ruas jalan tol. Selain itu, Korlantas Polri juga mengimbau kepada seluruh masyarakat yang mudik menghindari puncak arus balik (Kompas.com, Selasa 3/5/22)

Tidak bisa dihindari dengan tingginya arus lalu lintas masih terus terjadinya kecelakaan, kemacetan hingga eksploitasi untuk kampanye berbagai kepentingan ekonomi hingga politik.

Namun ada fenomena yang tidak biasa di tahun 2022, ini terjadi di Medan, Sumatra Utara yang di mana setiap peserta yang melakukan mudik akan mendapatkan kaos putih bergambar Wali Kota Bobby Nasution (notabene menantu Presiden Jokowi) dan wakilnya, Aulia Rachman. Selain logo Pemkot Medan, di kaus tersebut terdapat logo Bank Sumut yang terlihat jelas.

Pembagian kaos itu terjadi sebelum Bobby melepas para peserta yang dilakukan di Jalan Pulau Pinang, Lapangan Merdeka Medan. Dalam program tersebut ada ribuan pemudik yang diberangkatkan, data terakhir (Ahad pagi, 1/5/2022), ada 666 pemudik berangkat menumpang 16 bus besar dan 7 bus kecil. (Kompas.com, 2/5/2022).

Suami Kahiyang Ayu itu lantas menyinggung kaos yang dibagikan kepada para pemudik. Dia berdalih kaos itu untuk memeriahkan kegiatan, sebagai sarana menginformasikan nama kegiatannya

Saya pastikan, kaos yang dibagikan seperti yang saya pakai ini tidak ada embel-embel lain. Tidak ada maksud atau kepentingan lain. Tujuan kegiatan ini hanya untuk memperkuat silaturahmi, khususnya warga Medan supaya bisa mudik," ucap Bobby menegaskan.

Mudik saat ini seolah menjadi sarana eksploitasi untuk kampanye berbagai kepentingan ekonomi hingga politik. Hal itu semata-mata bukan demi keuntungan rakyat ataupun pemudik namun demi keuntungan individu atau segelintir orang dan demi tujuan yang berkaitan dengan politik. Walau Bobby mengaku program acara tersebut tidak ada embel-embel maksud apa-apa dan untuk kepentingan tertentu serta tidak didanai oleh APBD.

Negara dan pemerintah menurut Islam wajib melayani semua kebutuhan rakyat termasuk untuk mudik, bukan malah memberi celah rakyat dieksploitasi atau dimanfaatkan keberadaannya oleh berbagai kepentingan.

Dalam sistem Islam (Khilafah), pembangunan sarana prasarana yang aman dan nyaman tidak khusus ketika arus besar seperti hari raya saja, tetapi kapan pun rakyat harus bisa merasakannya.

Negara akan menyediakan fasilitas transportasi yang memadai agar bisa meminimalisasi angka kecelakaan lalu lintas karena keamanan dan keselamatan rakyat adalah utama dan menjadi kebutuhan pokok rakyat.

Sabda Rasul, “Al-Imâm râ’in wa huwa mas’ûl[un] ‘an ra’iyyatihi (imam/khalifah/kepala negara adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas pengurusan rakyatnya).” (HR Bukhari)

Negara menyediakannya dengan sungguh-sungguh untuk kepentingan rakyat, bukan malah memberi celah rakyat dieksploitasi atau dimanfaatkan keberadaannya oleh berbagai kepentingan.

Selain itu, negara membangun tata kota dan perencanaan wilayah yang mampu meminimalisasi kebutuhan transportasi. Di satu kota atau wilayah, negara membangun berbagai gedung seperti masjid, sekolah, taman, perpustakaan, tempat-tempat umum yang dibutuhkan, dan lain-lain agar rakyat tidak perlu jauh-jauh pergi ke tempat lain untuk memenuhi kebutuhannya. Kemudian, negara akan memfasilitasi berbagai riset dan teknologi untuk pembangunan dan pengembangan infrastruktur yang ada.

Wallahualam Bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post