Khilafah Wujudkan Kewibawaan Umat Islam di Mata Asing


Oleh Nina Marlina, A.Md
Ibu Rumah Tangga


Dikutip dari Detiknews.com, 22/05/2022 Pendukung Ustaz Abdul Somad (UAS) dari Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (Perisai) bakal menggelar aksi lanjutan imbas kecaman polisi terhadap rencana pengusiran paksa Kedubes Singapura jika tidak meminta maaf. Koordinator lapangan aksi, Muhammad Senanatha, menyebut aksi tersebut bakal dilakukan di Kedubes Singapura dan Istana Presiden dengan estimasi 1.000 massa.

Sebagaimana diketahui aksi tersebut merupakan bentuk kecaman atas tindakan deportasi yang dilakukan Singapura terhadap Ustaz Abdul Somad pada 16 Mei 2022 yang hendak melakukan liburan. Saat itu rombongan UAS dan keluarga dipulangkan padahal sudah masuk wilayah Singapura, menscan paspor dan cap dua jempol. 

Kemendagri Singapura buka suara soal alasan menolak Ustaz Abdul Somad. Pernyataan Kemendagri Singapura itu dirilis melalui situs resminya. Kemendagri Singapura kemudian menjelaskan alasan menolak UAS. Menurutnya, UAS dikenal sebagai penceramah ekstremis dan mengajarkan segregasi, yang tidak dapat diterima dalam masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura. Misalnya, UAS telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi 'syahid'. 

Dukungan terhadap UAS ini datang dari berbagai pihak khususnya umat Islam. Namun ada pula yang menyalahkan UAS dan bersikap netral. 

Peristiwa ini menunjukkan sikap islamofobia. Ulama atau pendakwah yang konsisten mendakwahkan Islam akan dicap negatif. Berbagai tuduhan negatif dilancarkan untuk menghalangi dakwah.

Disayangkan pula tidak ada ketegasan dari pihak Pemerintah Indonesia atas kejadian ini. Sebagai negeri mayoritas muslim semestinya Pemerintah memberikan perlindungan dan penghormatan kepada para ulama. Pemerintah sepatutnya mengevaluasi beragam kebijakannya agar kewibawaan di mata asing bisa menguat. Karena fakta penolakan UAS oleh asing menegaskan perendahan mereka terhadap negeri muslim terbesar ini.

Semua terjadi karena pemerintah sendiri tidak menampakkan sikap menunjukkan penghormatan pada ulama. Kriminalisasi terhadap ulama kerap dilakukan, juga mencap radikal beberapa pendakwah karena materi dakwah yang disampaikannya. 

Hal ini terjadi karena sistem sekuler yang bercokol di negeri ini. Ketika agama dijauhkan dari kehidupan termasuk negara, maka ulama dan syariat Islam akan ditakuti. Berbagai upaya dilakukan untuk menghadang dakwah dan kebangkitan umat Islam. 

Hal ini tentu amat berbeda ketika Khilafah berdiri. Khilafah akan melindungi setiap warga negaranya. Terlebih para ulama akan dimuliakannya. Pihak-pihak yang menzalimi akan ditindak tegas. Apalagi asing atau kafir barat. Negara akan memiliki kewibawaan sehingga ditakuti dan disegani musuh. Seperti halnya dahulu Khalifah Abdul Hamid yang mengultimatum Prancis yang akan menggelar pertunjukan teater dengan menampilkan tokoh utama Nabi Muhammad saw. Ancaman khalifah tersebut menyebabkan batalnya pertunjukan. 

Maka sudah saatnya Khilafah hadir kembali mewujudkan kewibawaan umat Islam. Kehormatan umat dan ulama pun akan senantiasa terjaga.  
Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post