Oleh Mulyaningsih
(Pemerhati Masalah Anak, Remaja, dan Keluarga)
Kegembiraan tentunya tergambar jelas di wajah kaum Muslim sedunia. Itu karena bulan suci yang dinanti telah kita temui. Di samping kegembiraan yang ada, ternyata kesedihan demi kesedihan kini tergambar jelas.di raut wajah kaum Muslim. Salah satunya adalah kenaikan bahan bakar minyak jenis Pertamax (RON 92).
Kenaikan harga BBM jenis Pertamax ini makin menambah derita rakyat. Apalagi sekarang pandemi masih belum hilang dari negeri ini. Ditambah lagi dengan menjulangnya harga beberapa kebutuhan pokok menambah deretan panjang luka pilu ini. Tentunya kita masih ingat kejadian langkanya minyak goreng beberapa pekan yang lalu membuat para pedangan gorengan ketar-ketir mempertahankan usahanya.
Dari fakta di atas akhirnya membuat kita makin berpikir keras dan menyimpulkan terkait dengan cara kerja atau kinerja dari pemerintah. Apa saja yang dilakukan selama ini untuk rakyatnya? Apakah memang terayomi dengan baik seluruh rakyat di negeri ini? Ataukah hanya rakyat tertentu saja yang memang diperhatikan.
Jika kita pikirkan lebih dalam, selalu saja terjadi permasalahan kenaikan BBM ini. Nampaknya patut diduga ada unsur kesengajaan secara pelan-pelan pemerintah ingin melepaskan pengayoman (baca: subsidi) kepada rakyatnya. Semua paham benar, ketika BBM naik, maka harga kebutuhan yang lain pun akan merangkak naik.
Kenaikan BBM ini juga dilakukan secara sepihak. Maksudnya adalah tanpa pemberitahuan kepada rakyat secara umum, tiba-tiba langsung Mengeluarkan kebijkaan. Bukti adalah pemerintah tidak melakukan konsultasi atau berdiskusi kepada rakyat, langsung menaikkan BBM.
Sebelum kenaikan Pertamax ini, solar sudah lebih dahulu naik. Secara otomatis tentunya kenaikan BBM yang lain akan menyusul. Ternyata dugaan dari seluruh rakyat memang benar adanya.
Jerat Kapitalisme
Kesengsaraan yang ada di negeri ini, bahkan dunia tak lain adalah karena penerapan sistem yang salah. Kapitalisme, itulah sistem yang diterapkan sekarang dan banyak menimbulkan kesengsaraan karena berbagai aktivitas yang selalu memerah rakyat. Sehingga yang terjadi rakyat makin menderita dan terpuruk dalam kubangan kesengsaraan dunia.
Perlu kita ingat dan sadari bersama bahwa watak dasar kapitalisme adalah selalu mengedepankan pada manfaat atau kemaslahatan semata serta berpatokan pada untung rugi. Jika sesuatu ada manfaat atau maslahat, maka akan segera dilaksanakan dengan cepat.
Sisi lain dari sistem kapitalisme ini sangat haus akan kekuasaan dan harta. Sehingga tabiat yang begitu jelas terlihat adalah rakus untuk menumpuk harta. Serta terus saja memaksa agar kepentingan pribadinya atau golongannya harus tercapai.
Karena tabiat tadi, maka pasti akan ada yang merasa terzalimi. Tentunya rakyat akan menjadi sasaran empuk bin lezat bagi mereka. Kepentingan rakyat bahkan tidak pernah didengar dan dilaksanakan. Sehingga, sejujurnya tak pantas lagi diterapkan di muka bumi ini jika yang tampak adalah menzalimi rakyatnya sendiri.
Akan beda halnya ketika sistem Islam diterapkan di dunia ini. Dengan asas keimanan serta ketakwaan individu yang begitu luar biasa. Maka akan melahirkan sosok pemimpin dan para pembantunya yang mampu mengelola serta mengayomi rakyat. Plus, yang terpenting adalah penerapan aturan Islam dalam kehidupan ini. Makin luar biasalah yang terjadi, karena pemerintah mampu mengeluarkan berbagai kebijakan yang sesuai dengan aturan Islam. Yang pastinya membawa keberkahan dari langit dan bumi. Tak lupa kesejahteraan tentunya akan dirasakan oleh semua pihak.
Berbicara terkait fakta di atas, bahwa BBM masuk pada fasilitas umum. Artinya BBM ada termasuk pada kepemilikan umum yang wajib dikelola secara penuh oleh negara dan hasilnya dikembalikan lagi kepada rakyat.
Sebagaimana hadis Nabi Muhammad saw. :
"Kaum Muslim bersekutu (memiliki hak yang sama) dalam tiga hal: air, api, dan padang gembalaan." (HR. Abu Dawud)
Mengacu pada hadis Nabi di atas, maka telah tampak jelas bahwa Islam mempunyai aturan main terkait dengan BBM ini. Tidak boleh dikelola oleh individu baik asing maupun Aseng atau lokal. Yang mengelola secara penuh adalah tugas serta kewajiban dari pemerintah. Tak lupa, hasil pengelolaan akan segera dikembalikan kepada umat atau rakyat dalam bentuk fasilitas yang diperlukan. Baik itu rumah sakit, puskesmas, pendidikan, dan yang lainnya.
Jika negara tak mampu mengelola atau mengambil minyak mentah tadi, maka boleh melakukan kerja sama (kerja bareng) dengan pihak lain, baik dalam maupun luar negeri. Artinya, negara hanya mengambil sisi tenaga ahlinya saja dengan akad ijarah (dipekerjakan) berakad padanya dengan akad ijarah (dipekerjakan karena tenaganya).
Itulah tata kelola yang bisa dijalankan jika Islam benar terterap dalam kehidupan manusia. Satu hal yang penulis ingin sampaikan kepada pembaca. Rakyat (umat) memerlukan sebuah sistem yang mampu mengatur seluruhnya dengan baik dan mampu memberikan sejahtera dan damai serta perlindungan abadi kepada seluruh rakyat. Semua itu bisa terwujud dengan menerapkan Islam dalam kehidupan. Karena tinta emas peradaban selama 1300 tahun telah menuliskan bagaimana kejayaan kala Islam ada di muka bumi. Semoga segera terwujud dan terlaksana.
Wallahu a'lam bishawwab
Post a Comment