Sistem Kapitalisme Hancurkan Fitrah Keibuan





Oleh Novi Yanti

Peristiwa yang dilakukan seorang wanita berinisial KU (35), mendadak menjadi viral dan menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Beliau adalah seorang ibu yang tinggal di Brebes, Jawa Tengah, telah tega membunuh anaknya sendiri. Wanita yang berprofesi sebagai MUA itu menganiaya ketiga anaknya, dua di antaranya mengalami luka yang serius dan dilarikan ke rumah sakit, sedangkan satunya tewas di tempat akibat luka sayatan di leher. Beliau mengungkapkan alasannya nekat menggorok tiga anaknya karena "Saya ingin menyelamatkan anak saya, biar nggak hidup susah. Gara-gara saya hidupnya susah," ujarnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara dokter, ibu muda itu diduga mengalami depresi dan tekanan ekonomi yang berada dalam kemiskinan. Ratih Ibrahim seorang psikolog mengungkapkan bahwa adanya keputusasaan dan kemarahan yang sangat besar dari pelaku. "Saya mengidentifikasi adanya keputus-asaan, dan kemarahan yang amat sangat besar pada yang bersangkutan," ujarnya kepada Suara.com, Selasa (22/3/2022).

Di dalam istilah psikologi, kejadian memilukan seperti ini disebut juga dengan filicide, yaitu pembunuhan anak sendiri yang termasuk dalam kejahatan tak terduga. Fiilicide ini menurut laman The Conversation adalah suatu istilah umum yang mengacu pada pembunuhan seorang anak oleh orang tua atau orang tua yang setara.

Di kutip dari Kompas.com dikumpulkan sebanyak lima kasus ibu yang bunuh anaknya di negeri tercinta ini yaitu : 
1. Ibu bunuh tiga anak kandung di Nias pada tanggal 9 Desember 2020 diketahui diduga terimpit masalah ekonomi.
2. Ibu ajak anak bakar diri di Yogyakarta pada bulan Agustus 2010 dikarenakan adanya masalah ekonomi, dan suami korban yang mempunyai wanita lain.
3. Ibu bunuh diri setelah bunuh dua anaknya di Bandung karena terlilit utang sebanyak Rp 5 juta kepada temannya.
4. Ibu bunuh dua anaknya lalu gantung diri di Palembang dikarenakan bertengkar dengan suaminya masalah ekonomi.
5. Ibu bunuh bayi berusia tiga bulan karena stres terimpit ekonomi.

Biasanya faktor orang tua sampai pada keputusan untuk membunuh anaknya sendiri itu yakni, faktor situasi dan kondisi, pengalaman masa lalu, tidak ada sistem pendukung (support system), pola asuh orang tua dan gangguan jiwa.

Memang, terlihat tragis dan ironis sekali peristiwa seperti ini terjadi lagi dan lagi karena adanya permasalahan dari segi perekonomian. Namun sang ibu melakukan ini karena tidak ingin anaknya merasakan seperti dia dengan penderitaan, kesulitan, kepedihan tidak disayang, serta kesedihan dalam kehidupan. Tetapi sangat disayangkan, solusi yang ambil dan diyakininya itu salah.

Di dalam sistem kapitalisme ini, dapat menghancurkan fitrah keibuan dimana seorang ibu itu seharusnya menjaga anak - anaknya dan menjadi Al-Ummu Madrasah Al-Ula (ibu adalah sekolah pertama-bagi anak-anaknya) serta berprofesi sebagai “ummu warabbatul bait“ terhadap keluarganya. Sabda Rasulullah saw.: “Seorang wanita adalah pengurus rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepengurusannya.” (HR Muslim).

Namun dengan permasalahan perekonomian yang tak kunjung usai, hubungan suami istri yang jauh dari sakinah mawaddah dan warahmah, hingga agama yang dipisahkan dari kehidupan itu membuat umat manusia makin jauh dari Rabb-Nya. 

Terkadang seorang ibu itu pernah merasakan sedih dan lelah karena beratnya beban yang harus dipikir, bagaimana caranya agar terpenuhinya kebutuhan anak - anaknya. Mulai dari sandang, pangan, papan, kesehatan, dan juga pendidikan serta kebutuhan - kebutuhan lainnya. Namun beban dan perasaan itu selalu kembalikan kepada Allah, maka tidak ada salahnya merasakan keterpurukan dengan tidak melupakan adanya Allah Yang Maha Kuasa di diri kita. 

Sangat di sayangkan dalam sistem kapitalisme ini, dengan berdalih ekonomi banyak ibu - ibu yang hati nuraninya telah tertutup dan mati. Sehingga dari peristiwa kemiskinan ini telah membuktikan bahwa sistem demokrasi tidak akan mampu menuntaskan kemiskinan sampai ke akar - akarnya.

Berbeda hal nya dengan sistem Islam, rakyat akan terjamin kesejahteraannya Sehingga tidak ada kemiskinan yang menyebabkan pembunuhan ibu kandung terhadap anaknya. Dimana kebutuhan pokok rakyat wajib itu akan terpenuhi seperti sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan. Dengan setiap kepala keluarga itu akan diberikan lapangan pekerjaan yang layak sehingga mampu menafkahi keluarganya. Serta fitrah dan peran ibu dalam keluarga itu tidak akan pernah hilang.

Wallahu a’lam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post